Nama-Nama Orang Flores

- Admin

Kamis, 12 Januari 2023 - 19:40 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indodian.com – Jauh sebelum kedatangan bangsa Portugis dan konektivitas para pedagang Arab, Ternate, Sulawesi, Palembang ke wilayah kepulauan Nusa Tenggara Timur (mereka menyebutnya insulinda ilhas), agama asli orang Flores dan sekitarnya adalah menyembah pohon dan arwah leluhur. Agama asli itu perlahan memudar di abad kelima belas setelah Portugis memperkenalkan agama Katolik kepada orang Flores dan sekitarnya.

Belum genap 1 abad Portugis berkuasa di Flores dan sekitarnya, bangsa Eropa itu harus bersaing dalam hal perdagangan dengan para pedagang Arab, Ternate, Sulawesi, Palembang. Akibat dari adanya proses sosialisasi antara warga pribumi dengan para pedagang maka orang Flores dan sekitarnya termasuk orang Timor (barat dan Timur) yang masih menganut kepercayaan asli kemudian menganut agama Islam.

Meskipun agama Islam bukan merupakan agama mayoritas di pulau Flores dan sekitarnya ataupun di Nusa Tenggara Timur tetapi sejak ratusan tahun yang lalu masyarakat pribumi yang sudah menganut agama Islam mendapatkan tempat yang sama dan sederajat dengan penganut agama Katolik seperti di Adonara, Lembata, Solor juga pulau Ende. Umumnya penganut agama Islam mendiami wilayah pesisir sedangkan penganut Katolik mendiami wilayah pegunungan.

Baca juga :  Pengaruh Portugis di Kabupaten Sikka   

Nama Orang Flores

Kehadiran Portugis di pulau Flores dan sekitarnya berdampak secara langsung kepada masyarakat sekitar yang sebagian secara sukarela memilih untuk dibaptis dan sebagian lainnya dipaksa untuk dibaptis menjadi Katolik. Bangsa Portugis yang membawa serta para misionaris dari ordo Dominican sesuai dengan misinya yaitu Feitaria, Fortaleza, Igreja atau lazim dikenal dengan istilah Gold, Glory, Gospel ini kemudian memilih nama-nama Nasrani untuk diberikan kepada orang Flores dan sekitarnya.

Jika sebelum menganut agama Katolik seseorang memiliki nama (misalnya Du’a Goit) maka setelah dipermandikan/ dibaptis, ia akan diberikan nama baptis yang diletakan di depan namanya sehingga menjadi Clementina Du’A Goit. Dalam beberapa kasus warga pribumi yang memiliki kedekatan personal dengan para misionaris atau pemimipin kolonial Portugis di pulau Flores dan sekitarnya diberikan marga-marga Portugis.

Baca juga :  Kategori Hasil Penemuan Fosil dan Artefak Budaya Purba Flores (1)

Di abad ke XVII hingga pertengahan abad XVIII, nama-nama orang Flores dan sekitarnya pada umumnya 100% identik dengan nama-nama Portugis seperti Joao, Antonio, Simao, Claudio, Bernardo, Aprilio, Jose, Pedro, Dominica, Fransisco, Edmundo, Alberto dan lain-lain yang tentu saja nama lokal ala orang Flores dan sekitarnya pun tetap dipakai.

Namun demikian sejak tahun 1859 pasca Portugis memindahkan seluruh kekuasaannya ke pulau Timor bagian timur, maka sebagai gantinya orang-orang Flores dan sekitarnya yang sudah menganut agama Katolik dilayani oleh para misionaris asal Belanda dari ordo Jesuit. Sedangkan misionaris dari ordo Dominican harus melayani orang-orang Katolik di pulau Timor bagian timur (baca: Timor Leste) mengikuti tuannya yaitu bangsa Portugis. Ordo Jesuit yang sebelum menginjakan kaki di Pulau Flores dan sekitarnya telah melayani orang-orang Katolik di pulau Jawa (Batavia dan Semarang), kemudian membuat sebuah kebijakan baru yaitu semua nama-nama baptis orang Katolik harus dipribumikan.

Baca juga :  Mengendus Korupsi Pembangunan Pelabuhan Niaga Rangko di Labuan Bajo

Karena itu nama-nama orang Flores dan sekitarnya seperti contoh di atas antara lain Joao, Antonio, Simao, Claudio,Bernardo, Aprilio, Jose, Pedro, Dominica, Fransisco, Edmundo pun harus diubah seturut kebijakan Jesuit. Joao menjadi Yohanes, Antonio menjadi Antonius, Simao menjadi Simeon, Claudio menjadi Claudius, Bernado menjadi Bernadus, Jose menjadi Yoseph/Joseph, Pedro menjadi Petrus, Dominica menjadi Dominicus, Fransisco menjadi Fransiskus, Edmundo menjadi Edmundus, Alberto menjadi Albertus dan seterusnya.

Kebiasaan untuk memberi nama baptis ala Jesuit ini kemudian dipergunakan secara terus menerus hingga saat ini. Pasca menjadi bagian dari negara dan masyarakat Indonesia, sejumlah orang Flores kemudian memilih untuk kembali ke akar nama orang Katolik yang sesungguhnya diberikan oleh bangsa Portugis sebagai peletak dasar agama Katolik di pulau Flores dan sekitarnya.

Sumber : Karel Steenbrink, Orang-Orang Katolik Di Indonesia, 1808-1942, Sebuah Profil Sejarah, Jilid I, Penerbit Ledalero, Cetakan I, April, 2006

Komentar

Berita Terkait

Bubuk Mesiu di Pulau Flores Abad 15-16
Sepak Bola dan Flores
Asal Usul Nama Kewapante
Pengaruh Portugis di Kabupaten Sikka   
Tenggelamnya Kapal O Arbiru, Dili – Bangkok 1973 di Perairan Maumere, Flores
Jejak Portugis di Paga      
Pulau Timor, Satu Ruang Dua Tuan
Fosil Budaya Purba Flores (2)
Berita ini 3,562 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 26 Agustus 2024 - 10:47 WITA

Alexis de Tocqueville dan Tantangan Demokrasi: Mengapa Agama Sangat Penting bagi Masyarakat Demokratis?

Senin, 26 Agustus 2024 - 10:28 WITA

DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?

Rabu, 21 Februari 2024 - 19:07 WITA

Lingkaran Setan Kurasi Algoritma di Era Demokrasi

Minggu, 18 Februari 2024 - 16:18 WITA

Demokrasi dan Kritisisme

Jumat, 9 Februari 2024 - 18:26 WITA

Saat Kaum Intelektual Lamban ‘Tancap Gas’: Apakah Tanda Kritisisme Musiman?

Selasa, 6 Februari 2024 - 19:06 WITA

Dari Ledalero untuk Indonesia: Menyelamatkan Demokrasi dari Jerat Kuasa?

Senin, 22 Januari 2024 - 20:58 WITA

Debat Pilpres Bukanlah Forum Khusus Para Elit

Rabu, 3 Januari 2024 - 06:57 WITA

Independensi, Netralitas Media dan Pemilu 2024

Berita Terbaru

Filsafat

Paus Fransiskus: Spes non Confudit!

Jumat, 6 Sep 2024 - 23:37 WITA

! Без рубрики

test

Kamis, 29 Agu 2024 - 02:31 WITA

steroid

Understanding Oral Steroids and Their Course

Rabu, 28 Agu 2024 - 14:43 WITA

Politik

DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?

Senin, 26 Agu 2024 - 10:28 WITA