Pengaruh beasmtaat
Pola-pola interaksi ketiga tipologi komunitas di atas dikendalikan oleh kekuasaan atau kekuatan modern yang melegitimasi kekuasaan itu. Dengan demikian kesenjangan budaya semakin menampakkan cirinya yang sangat tajam pada tiga komunitas yang telah disebutkan di atas.
Dualisme budaya yang secara faktual berhimpit dengan kesenjangan budaya, ternyata menimbulkan gesekan-gesekan, justeru karena masih kuatnya pengaruh beasmtaat pada core society. Kecenderungan hidup kapitalistik pada core society, melahirkan tirani kekuasaan, dan menempatkan kekayaan atau kesewenangan sebagai tujuan prilaku dan faktor penentu untuk mengukur seseorang dan kedudukan sosialnya dalam masyarakat. Gejala ini sekaligus menandai jati diri kebudayaan kita sudah mati, di mana manusia mulai melemah dan mempertahankan transendensinya terhadap kekuasaan dan uang. Dilihat dari perkembangan budaya bukankah gejala-gejala tersebut bertentangan dengan nilai-nilai religius dan humanis?
Dewasa ini banyak aspek penting dari kebudayaan kita mengalami degradasi, karena berbagai faktor, terutama menyangkut nilai, tujuan, latar belakang dan sifat dasar penampilannya. Misalnya dalam kehidupan kebudayaan. Kebudayaan menjadi kehilangan imanennya yang justeru mendewasakan kita dalam bergaul. Kebudayaan mulai menampakkan dirinya sekadar slogan murni, pada akhirnya kebudayaan akan menjadi transenden dalam kehidupan kita, serta spritualitas kebudayaan akan bermakna utopis. Pergeseran nilai dan fungsi pada akhirnya akan ditolak atau dihindari. Namun pembangunan yang mengabaikan dimensi etis kebudayaan kita secara utuh yang telah mampu menghidupkan orang maka terjadilah cultural counter movement oleh masyarakat pendukung kebudayaan itu ke arah revivalisme budaya lokal.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya