Indodian.com – Di dalam komunitas masyarakat Manggarai, Flores, terdapat sebuah tradisi—untuk menyebut aktivitas budaya masyarakat yang dikenal dengan nama Nakeng Sabi. Nakeng Sabi secara harafiah diterjemahkan sebagai nakeng:daging hewan, dan sabi: pemberian secara cuma-cuma atau gratis. Dengan demikian, nakeng sabi adalah daging hewan yang diberikan secara gratis.
Adapun daging hewan yang diberikan secara gratis tersebut berupa daging hewan berukuran besar seperti babi, sapi, kerbau, dsb. Jumlah daging yang diberikan pun varian, tergantung orang yang memberikan daging.
Lebih lanjut, dalam pelaksanaannya ada dua jenis hewan yang akan disembelih, yakni hewan hasil tangkapan di hutan dan sebagian kecilnya hewan peliharaan. Sebelum hewan hasil tangkapan dan/atau peliharaan itu disembelih, sang pemilik hewan terlebih dulu memberitahukan rencana itu ke Tu’a Golo (orang yang dituakan) di kampung tersebut bahwasannya akan ada penyembelihan hewan.
Hal ini harus diketahui oleh Tu’a Golo, karena dialah pemimpin di kampung itu. Selebihnya, karena daging penyembelihan yang dimaksud kelak akan diberikan ke seluruh warga. Setelah memberikan informasi kepada Tu’a Golo, selanjutnya sang pemilik hewan akan mengundang kaum bapak-bapak dari setiap rumah untuk julu (menyembelih) hewan secara bersama-sama. Lokasi penyembelihan biasanya dilangsungkan di kebun atau di pinggir bantaran sungai yang letaknya dekat kampung.
Untuk diketahui saja, di setiap kampung di Manggarai pasti memiliki tiga atau lebih orang yang memiliki keterampilan dalam hal julu. Bisa dikatakan, mereka adalah master chef dalam praksis penyembelihan hewan.
Halaman : 1 2 Selanjutnya