Fosil dan Artefak Budaya “Flake” dan “Blade” (Mesolithicum = Zaman Batu Tengah) Flores
Dalam penjelajahan ilmiah Tim Ekspedisi I Verhoeven dari bulan Agustus 1950 hingga tahun 1960 ke gua-gua alam di seluruh wilayah pulau Flores, mereka melakukan penggalian-penggalian (ekskavasi) secara sistematis sehingga menemukan alat-alat batu zaman Mesolithicum serta fosil-fosil tengkorak dan tulang-belulang manusia purba Flores.
Bersama tuan H.R. van Heekeren, Kepala Dinas Purbakala di Jakarta, pada tahun 1951 Verhoeven menetapkan kerangka manusia purba ini sebagai manusia Proto – Negrito dari species Homo Erectus. Sedangkan alat- alat kebudayaan “Flake” dan “Blade” (zaman Mesolithicum: 6.500 – 4.500 tahun yang lampau) yang ditemukan adalah mata panah, mata tombak, ketam, serut, alat tusuk, dan mata pisau yang semuanya terbuat dari bahan batu – batu keras dan tulang serta tanduk kewan dan kulit kerang.
Penemuan artefak-artefak zaman Batu Tengah (mesolithicum) ini menunjukkan bahwa di Flores juga terdapat bukti-bukti peninggalan budaya Megalith. Yang mengejutkan adalah bahwa Tim Ekspedisi ini juga menemukan barang-barang peninggalan kebudayaan Tiongkok seperti porcelin dan mata–uang. Di kemudian hari setelah dianalisa oleh Guus Cremmers SVD dan Piet Petu SVD ternyata bahwa benda- benda porcelin (piring, poci, dandang, guci, mangkuk, dll.) ini berasal dari periode dinasti Ming dan dinasti Han.
Hal ini membuktikan bahwa pengaruh perdagangan orang Tionghoa dari kedua dinasti ini sudah sampai di Flores, yang diperkirakan terjadi pada zaman Kerajaan Majapahit yang menjalin hubungan perdagangan dengan orang Tionghoa dari dua dinasti tersebut dan yang juga memperluas pengaruhnya sampai ke pulau Flores.

Demikian juga halnya dengan mata-uang, baik mata- uang RI dari semua periode maupun pelbagai mata-uang asing, dalam bentuk kertas dan koin yang dikoleksi secara sistematis oleh P. Piet Petu SVD. Dari antara semua mata-uang itu terdapat mata-uang koin tertua, yang pada satu sisinya tertera gambar “wajah Iskandar Zulkarnain” atau Raja Alexander Agung.
Seorang ahli numismatic, F. A. Loefken, mengatakan bahwa mata- uang tersebut pernah digunakan sebagai alat-pembayaran baik di Persia (336-323 SM) maupun di Hindia Timur (327-325 SM). Peredaran mata-uang ini menunjukkan bahwa Alexander Agung pernah menaklukkan dan menguasai wilayah jajahannya sampai ke Hindia Timur pada abad IV.

Halaman : 1 2 3 Selanjutnya