Peluang Menambah Ketersediaan Lapangan Kerja
Perluasan areal pelabuhan juga memberikan peluang atas bertambahnya ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat Desa Lewohedo untuk menjadi buruh pelabuhan.
Selama ini, kelompok Tenaga Kerja Bongkar Muatan (TKBM) Pelabuhan Podor belum bisa menambah jumlah tenaga lantaran intensitas kapal barang yang melakukan aktivitas bongkar muat jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga jumlah tenaga yang dibutuhkan pun masih terbatas.
Artinya, peluasan areal pelabuhan pun ikut memberi peluang untuk menekan angka pengangguran bagi masyarakat setempat. Dengan diperluasnya areal pelabuhan, intensitas kapal yang bersandar pun semakin tinggi, sehingga kebutuhan akan tenaga buruh pelabuhan juga ikut meningkat.
Baca Juga : Pelangi di Mataku
Baca Juga : Jejak Pelayanan Transpuan di Gereja Maumere
Salah satu tantangan yang terlihat jelas untuk segera diselesaikan adalah manajemen pelabuhan yang selama ini masih dikelola oleh SDM yang kurang mumpuni, oleh karena usia yang sudah masuk dalam kategori usia non produktif, sehingga tidak ada kreativitas dan inovasi di dalamnya.
Padahal, kreativitas dan inovasi dalam sebuah manajemen diperlukan untuk menciptakan efektifitas dan efisiensi dari aktivitas ekonomi.
Johnston dan Bate (2003) dalam buku The Power of Strategy Innovation : A New Way of Linking Creativity and Strategic Planning to Discover Great Business Opportunities menjelaskan tentang bagaimana industri berkembang dengan cukup dinamis, sehingga perlu adanya inovasi yang dapat memberikan nilai lebih bagi customer, dalam hal ini masyarakat yang menjadi target penerima layanan atau produk kita.
Menurut Johnston dan Bate, customer akan mencari sesuatu yang memiliki nilai bagi mereka. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi pelaku industri untuk berpikir secara inovatif untuk menghadirkan nilai tersebut sehingga bisnis mereka bisa bertahan.
Salah satu bentuk inovasi yang bisa memberikan nilai lebih bagi masyarakat penerima layanan maupun tenaga pelabuhan adalah dengan membangun loket masuk menggunakan sistem komputer otomatis tepat di depan jalan masuk ke pelabuhan.
Baca Juga : Pansos Boleh, Tapi Ada Batasnya
Baca Juga : Politik Identitas ‘Racun’ Demokratisasi
Selama ini, proses pembayaran tiket masuk dilakukan secara manual oleh tenaga pelabuhan dengan berdiri di areal masuk menuju kapal. Mereka melakukannya secara bergantian. Dalam satu kali jam kerja, ada tiga orang yang bertugas.
Masyarakat yang akan masuk ke Pelabuhan Podor pun harus berdesak-desakan untuk membeli tiket tersebut. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan akan terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh para pengunjung pelabuhan.
Melalui komputer otomatis ini, sistem pembelian tiket masuk akan lebih efektif dan transparan, karena tenaga pelabuhan tidak perlu lagi berdiri lama untuk menagih uang pembayaran tiket masuk.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Johnston dan Bate (2003) di mana era industri abad-21 memberikan perubahan secara terus menerus yang sangat kompetitif dalam bentuk teknologi baru, kanal distribusi baru (new distribution channels), dan hal-hal baru lainnya.
Para pelaku industri, dalam hal ini pemerintah desa harus lebih jeli menangkap peluang inovasi dalam upaya menjadikan Desa Lewohedo sebagai desa maju.
Lebih lanjut, Johnston dan Bate juga menyebut bahwa inovasi bukan hanya hasil akhir berupa produk atau layanan yang diberikan kepada customer, melainkan juga mencakup proses berpikir secara menyeluruh terhadap model bisnis yang ingin diterapkan.
Begitupun dalam konteks menciptakan inovasi dalam pengembangan Pelabuhan Podor perlu ditunjang oleh business model yang efektif, termasuk di antaranya manajemen SDM.
Baca Juga : Sepucuk Surat untuk Pengantin Perempuan
Baca Juga : Musisi Difabel Mata ini Ingin Memiliki Keyboard dan Membuka Kursus Musik
Pengembangan infrastruktur pelabuhan tanpa diikuti oleh manajemen SDM yang efektif oleh pemerintah desa, belum tentu dapat menghadirkan produk atau layanan yang inovatif. Oleh karena itu, menyiapkan SDM yang berkualitas menjadi salah satu kunci yang bisa menggerakkan aktivitas ekonomi di sektor pelabuhan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan membentuk BUMDes. Merujuk Undang Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014, BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
Berdasarkan pengertian tersebut, BUMDes dapat menjadi wadah alternatif untuk mengelola Pelabuhan Podor secara efektif.
Hadirnya BUMDes pun ikut memberi kesempatan bagi orang muda di Desa Lewohedo untuk bekerja. Saat ini, Desa Lewohedo tercatat memiliki 342 jiwa berusia produktif dengan sejumlah orang muda masih berstatus pengangguran.
Jumlah tersebut belum termasuk penduduk asli desa yang pergi merantau guna mencari kerja sebanyak 103 jiwa. Alih-alih merantau, sejatinya kreativitas, inovasi, dan keterampilan yang mereka punya bisa dioptimalkan untuk ikut membangun desa, salah satunya dengan mengelola BUMDes.
Hadirnya BUMDes pun membuat pengelolaan Pelabuhan Podor dapat lebih optimal. Pasalnya, BUMDes memiliki independensi untuk mengelola setiap usahanya secara kreatif dan inovatif untuk mendapatkan penghasilan yang maksimal.
Baca Juga : Perempuan, Iklan dan Logika Properti
Baca Juga : “Utang Budi” Pater Thomas Krump, SVD
Hal ini berbeda dengan manajemen yang saat ini tengah diberlakukan di Pelabuhan Podor, di mana semua petugas pelabuhan sangat bergantung pada instruksi pemerintah desa. Padahal, manajemen Pelabuhan Podor butuh banyak pembaruan yang perlu dilakukan guna memberi nilai lebih dan meningkatkan PADes.
Pada akhirnya, perluasan areal Pelabuhan Podor pun berpengaruh terhadap efisiensi konsumsi masyarakat, peningkatan retribusi dan efektivitas layanan di pelabuhan, serta ketersediaan lapangan kerja.
Namun demikian, pengembangan infrastruktur Pelabuhan Podor perlu ditunjang oleh kemampuan manajerial yang baik. Desa Lewohedo memiliki anak muda potensial yang bisa diberdayakan untuk mengelola sistem di Pelabuhan Podor melalui BUMDes, dengan tetap bertanggungjawab kepada pemerintah desa.
Mengajak anak muda terlibat dalam pengelolaan BUMDes sebenarnya ikut memberi ruang sekaligus mengasah keterampilan manajerial mereka untuk ikut membangun desa.
Mereka juga ditantang untuk dapat berpikir kreatif dan inovatif agar usaha mereka terus menghasilkan sesuatu yang bernilai dan dapat menopang kebutuhan hidup sehari-hari.
Referensi :
Johnston, Robert E. dan Bate, J. Douglas. 2003. The power of strategy innovation: a new way of linking creativity and strategic planning to discover great business opportunities. USA: Amacom.
Situs Kementerian Desa. 2020. Indeks Desa Membangun. Dikutip 3 Maret 2021 dari https://idm.kemendesa.go.id/view/detil/6/faq
—————————–. 2020. Indeks Desa Membangun. Dikutip 3 Maret 2021 dari https://idm.kemendesa.go.id
Arsip desa Lewohedo, Data Jumlah Pendapatan Pelabuhan Podor Tahun 2015-2019.
————————–, Data Perkembangan Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia Bulan Februari 2021