Optimalisasi Layanan Pelabuhan Podor dalam Meningkatkan PADes Desa Lewohedo

- Admin

Selasa, 27 Juli 2021 - 20:52 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indodian.com – Wilayah Indonesia secara geografis berbentuk kepulauan yang sebagian besar wilayahnya berupa lautan. Bahkan, Indonesia juga mendapat predikat sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17.000an pulau.

Oleh karena itu, transportasi laut memiliki urgensi yang cukup tinggi untuk menunjang pembangunan suatu daerah, termasuk dalam lingkup desa.

Salah satu desa yang mengandalkan transportasi laut untuk kegiatan perekonomian masyarakat adalah Lewohedo di pulau Solor, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Baca juga :  Menyoal  Pembagian Bibit Kopi di Mano

Saat ini, Desa Lewohedo mengandalkan laut sebagai potensi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi setempat. Desa yang terletak di Kecamatan Solor Timur ini memiliki luas wilayah 2.034 ha dan jumlah penduduk sebesar 533 jiwa yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani.

Baca Juga : Berpisah Dengan Pacar Toxic Bukanlah Dosa
Baca Juga : Membangun Taman Baca, Membangun Harapan Bangsa

Adapun angka kemiskinan dan jumlah perantauan di desa Lewohedo sebanyak 30 kepala keluarga dan 103 orang. Pendapatan Asli Desa (PADes) Lewohedo pun disumbang dari pengelolaan Pelabuhan Podor dan Pasar Podor. Namun, pelabuhan tetap mencatatkan kontribusi yang lebih besar untuk PADes dibandingkan pasar. 

Baca juga :  Dicky Senda, Model Cendekiawan Milenial dalam Pembangunan NTT

Pelabuhan Podor masih memiliki potensi lain yang bisa lebih dioptimalkan untuk dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap PADes, yaitu perluasan pelabuhan dan pengelolaannya yang efektif di bawah naungan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Baca juga :  Merawat Keindonesiaan

Perluasan pelabuhan menjadi sangat urgen untuk dilakukan mengingat posisi Pelabuhan Podor yang sangat strategis, namun belum dapat secara optimal menunjang aktivitas perekonomian masyarakat setempat karena luas pelabuhan yang relatif sempit (4 meter) dan rendah.

Kondisi ini memberi efek yang sangat berdampak terhadap aktivitas perekonomian masyarakat, baik yang akan bepergian dari dan menuju Solor hingga pemasukkan terhadap PADes yang tidak signifikan.

Komentar

Berita Terkait

Reproduksi Ruang di Kampung Nelayan
Menyoal  Pembagian Bibit Kopi di Mano
Dicky Senda, Model Cendekiawan Milenial dalam Pembangunan NTT
Bias Urban dan Desa sebagai Subjek Media
Desa: Sentra Budaya dan Peradaban
Berita ini 446 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 26 Agustus 2024 - 10:47 WITA

Alexis de Tocqueville dan Tantangan Demokrasi: Mengapa Agama Sangat Penting bagi Masyarakat Demokratis?

Senin, 26 Agustus 2024 - 10:28 WITA

DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?

Rabu, 21 Februari 2024 - 19:07 WITA

Lingkaran Setan Kurasi Algoritma di Era Demokrasi

Minggu, 18 Februari 2024 - 16:18 WITA

Demokrasi dan Kritisisme

Jumat, 9 Februari 2024 - 18:26 WITA

Saat Kaum Intelektual Lamban ‘Tancap Gas’: Apakah Tanda Kritisisme Musiman?

Selasa, 6 Februari 2024 - 19:06 WITA

Dari Ledalero untuk Indonesia: Menyelamatkan Demokrasi dari Jerat Kuasa?

Senin, 22 Januari 2024 - 20:58 WITA

Debat Pilpres Bukanlah Forum Khusus Para Elit

Rabu, 3 Januari 2024 - 06:57 WITA

Independensi, Netralitas Media dan Pemilu 2024

Berita Terbaru

Filsafat

Paus Fransiskus: Spes non Confudit!

Jumat, 6 Sep 2024 - 23:37 WITA

! Без рубрики

test

Kamis, 29 Agu 2024 - 02:31 WITA

steroid

Understanding Oral Steroids and Their Course

Rabu, 28 Agu 2024 - 14:43 WITA

Politik

DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?

Senin, 26 Agu 2024 - 10:28 WITA