Kami Menyebutnya Pentekosten
Sekolah, iman Katolik dan kabar gembira (injil), keutamaan, gaya hidup dan lainnya adalah warisan yang sekiranya menjadi teladan sang Misionaris. Tak hanya itu, ada satu tradisi yang yang unik dari Pater Thomas. Minggu-minggu sebelum pentekosten biasanya digelar pertandingan sepak bola antar KUB atau kampung. Stasi yang menang di pertandingan antar KUB menjadi kontigen perwakilan dari stasi pust di Ketang untuk bertanding melawan stasi lainnya.Pertandingan berlangsung selama satu pekan sebelum perayaan hari raya Pentekosta. Panitia telah merancang agar partai final berlangsung pada hari minggu Pentekosta.
Stasi-stasi yang berjauhan dari stasi pusat memenuhi Paroki Ketang. Umat tumpah ruah, baik tua maupun muda, laki-laki dan perempuan. Pentekosten memang benar-benar saat yang tepat untuk mempertemukan umat dari seluruh paroki Rejeng-Ketang.
Baca Juga : Jacques Ellul tentang Masyarakat Teknologis
Baca Juga : TWK dan Skenario Pelemahan KPK
Pertandingan itu dipersatukan oleh bola kaki berkat bimbingan Roh Kudus. Pertandingan sepak bola seperti Pentekosten karena mempertemukan umat dari berbagai latar belakang seperti peristiwa pentekosta jemaat perdana di Antiokhia, seperti ditulis St. Lukas penginjil dalam Kisah Para Rasul, tahun 33 M. Begitulah pentekosten di Paroki Rejeng-Ketang sejak puluhan tahun lalu dan perlahan hilang pada tahun 2000-an ketika Pater Thomas memasuki usia pensiun.
Pada akhirnya, sekolah, iman Katolik, Kabar Gembira, keutamaan, gaya hidup dan nilai persatuan sebagai satu keluarga dalam iman menjadi warisan berharga dari Pater Thomas Krupm, SVD. Pada tahun 2021 ini, Pater Thomas telah merayakan 60 tahun imamat dan 57 tahun berkarya di Paroki Ketang-Rejeng. Di usianya yang ke 87 tahun, dia beristirahat dan menikmati masa tua di Pastoran Paroki Rejeng-Ketang.