Mental Koruptif Manusia Indonesia, Bersumber dari Mana?

- Admin

Rabu, 6 Oktober 2021 - 20:02 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ajip Rosidi

Sama seperti Mochtar Lubis, Ajip Rosidi juga mengendus tendensi koruptif masyarakat Indonesia melalui kultur hidupnya. Hal ini dibicarakan Rosidi dalam salah satu karangan populernya berjudul Korupsi dan Kebudayaan. Menurut Rosidi, korupsi di Indonesia merupakan hasil pertemuan antara mentalitas atau kultur manusia Indonesia dan kolonialisme Belanda.

Sebelum kedatangan Belanda di Hindia Belanda (Indonesia), masyarakat hidup dalam sistem kerajaan. Sistem ini sarat akan relasi tuan-hamba, sembah-menyembah, dan litani praktik feodal lainnya. Pada mulanya, Belanda berniat mengubah sistem ini. Namun, niat itu diurungkan sebab tuan-tuan pribumi ternyata potensial untuk dijadikan instrumen politik kolonial. Feodalisme itu pun dilestarikan.

Baca juga :  Mengendus Korupsi Pembangunan Pelabuhan Niaga Rangko di Labuan Bajo

Sebab itu, Ajip Rosidi menulis:

Kalau kita bepergian dengan mobil di Jawa, sering perjalanan terhalang oleh karena ada perbaikan jalan atau pembangunan masjid. Di tempat perbaikan jalan, sejumlah orang – sering anak-anak – berdiri sambil menadahkan kaleng, plastik atau wadah lainnya, yang diangsurkan kepada setiap mobil yang lewat. … praktek seperti itu kita dengar terjadi dalam bidang perpajakan, dalam bidang penegakan hukum, dalam urusan pemberian izin kepada usaha baru, dalam pemberian izin untuk berbagai kegiatan, dll (2006:35)

Bagi Rosidi, bahkan religiositas dan moralitas kita gadaikan dengan cara-cara yang begitu memalukan. Ke dalam yang religius kita menginfiltrasi kalkulasi dan logika ekonomis: yang penting uang. Namun, entah kenapa, masyarakat Indonesia menerimanya begitu saja (taken for granted) dan menganggapnya sebagai sesuatu yang niscaya. 

Baca juga :  Sampai Kapan Kita Berutang ke World Bank?

Di satu sisi, Ajip Rosidi cenderung melihat korupsi sebagai suatu fenomena yang telah berurat akar dalam kultur hidup masyarakat Indonesia. Di lain sisi, ia juga menegaskan, korupsi merupakan suatu fenomena struktural. Ada kekuasaan ekonomi politik yang melanggengkan korupsi. Hal ini terepresentasi melalui kritik Ajip Rosidi terhadap pemerintahan Soeharto. Ia menulis:

Jelas sekali langkah-langkah Soeharto adalah untuk mengangkangi kekayaan negara dengan mengikutsertakan seluruh pejabat negara. Seorang pejabat ditempatkan dalam sesuatu tempat, harus kreatif menciptakan sumber-sumber dana, bukan untuk melaksanakan tugasnya sebaik-baiknya, melainkan untuk berbagi ke atas (2006:27) 

Baca juga :  Politik Identitas ‘Racun’ Demokratisasi

Strategi politik yang sama tetap terpelihara hingga saat ini. Elit politik, bersama elit ekonomi, memanipulasi anggaran negara demi kepentingan partai dan kelompok. Partai-partai politik pun menempatkan kadernya di setiap sektor. Mereka ditugaskan untuk mengangkangi peraturan demi menguras uang negara.

Hal ini, misalnya, terindikasi melalui kasus korupsi dana bantuan sosial Covid-19 yang melibatkan Juliari Batubara, Menteri Sosial Kabinet Indonesia Maju. Pandemi Covid-19 yang telah menimbulkan kerugian multidimensional, terutama bagi masyarakat miskin, justru menjadi lahan garapan korupsi berjemaah di negeri ini.

Komentar

Berita Terkait

Lingkaran Setan Kurasi Algoritma di Era Demokrasi
Demokrasi dan Kritisisme
Saat Kaum Intelektual Lamban ‘Tancap Gas’: Apakah Tanda Kritisisme Musiman?
Dari Ledalero untuk Indonesia: Menyelamatkan Demokrasi dari Jerat Kuasa?
Debat Pilpres Bukanlah Forum Khusus Para Elit
Independensi, Netralitas Media dan Pemilu 2024
Pemimpin: Integritas, bukan Popularitas
Politik dan Hukum Suatu Keniscayaan
Berita ini 27 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 28 November 2023 - 23:35 WITA

Fakultas Filsafat Unwira Adakan Seminar Internasional sebagai Bentuk Tanggapan terhadap Krisis Global    

Sabtu, 11 November 2023 - 11:33 WITA

Tujuan Politik adalah Keadilan bagi Seluruh Rakyat

Jumat, 23 Juni 2023 - 07:01 WITA

Komunitas Circles Indonesia: Pendidikan Bermutu bagi Semua

Rabu, 17 Mei 2023 - 11:05 WITA

Mencerdaskan Kehidupan Bangsa melalui Kelas Belajar Bersama

Kamis, 4 Mei 2023 - 14:47 WITA

Mahasiswa Pascasarjana IFTK Ledalero Mengadakan PKM di Paroki Uwa, Palue   

Sabtu, 25 Maret 2023 - 06:34 WITA

Masyarakat Sipil Dairi Mendesak Menteri LHK Cabut Izin Persetujuan Lingkungan PT. DPM  

Sabtu, 21 Januari 2023 - 06:50 WITA

Pendekar Indonesia Menggelar Simulasi Pasangan Calon Pimpinan Nasional 2024

Selasa, 17 Januari 2023 - 23:01 WITA

Nasabah BRI Mengaku Kehilangan Uang di BRImo

Berita Terbaru

Pendidikan

Kaum Muda dan Budaya Lokal

Jumat, 15 Mar 2024 - 19:27 WITA

Politik

Lingkaran Setan Kurasi Algoritma di Era Demokrasi

Rabu, 21 Feb 2024 - 19:07 WITA

Politik

Demokrasi dan Kritisisme

Minggu, 18 Feb 2024 - 16:18 WITA