Belut Sakti Bergigi Emas di Wolotolo, Ende Lio

- Admin

Kamis, 23 September 2021 - 20:38 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(Sumber : Foto Mongabay)

(Sumber : Foto Mongabay)

Indodian.com – Setiap sungai di Flores pada umumnya terdapat belut-belut kecil. Belut biasanya berdiam diri di dalam lubang batu dan sesekali berenang di dasar air untuk mencari makanan. Tubuhnya yang licin dan lincah menimbulkan kesulitan bagi setiap orang yang ingin menangkapnya. Dari segi ukuran, belut-belut yang ada di sungai di Flores relatif kecil dan pendek. Sebagaimana hewan air lainnya, belut pada umumnya tidak memiliki mitologi dan daya magisnya.

Namun, kita pasti akan terperanjat melihat belut sakti bergigi emas di Wolotolo. Wolotolo Ende merupakan salah satu wisata andalan yang terletak di Desa Wolotolo Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pemilihan nama Wolotolo ini berdasarkan keadaan setempat yang memang berada di ketinggian.

Baca juga :  Konsep Bambu dalam Budaya Manggarai

Secara etimologis Wolotolo berasal dari dua kata bahasa Lio yakni wolo yang berarti bukit/gunung, tolo berarti ketinggian. Berdasarkan asal katanya Wolotolo berarti bukit di atas ketinggian. Pada umumnya masyarakat di Lio memilih untuk menetap di tempat yang tinggi untuk memantau keadaan di dataran rendah. Jaraknya dari Ende Ibu kota kabupaten Ende sekitar 20 km dan dapat ditempuh dalam waktu 30 menit perjalanan menggunkaan angkutan darat.

Baca juga :  Menikmati Wisata Kopi Detusoko

Belut yang terdapat di Wolotolo ini bukan belut sembarangan. Masyarakat adat Wolotolo menghormati belut ini sebagai leluhur mereka. Jika ada masyarakat yang berusaha mengambil, melukai atau mengonsumsinya maka akan menimbulkan kematian dan bencana besar untuk pelaku dan semua kampung. Masyarakat adat sering memberikan makanan kepada belut sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.

Baca juga :  Tiga Unsur Pembentuk Kampung Adat di Ende Lio, Flores

Belut sakti ini berdiam di sungai Lowomamo yang mengalir di dusun Ae Kewu,  Wolotolo Tengah. Setiap pengunjung yang ingin melihat langsung belut sakti perlu ditemani pawang yang berpengalaman. Pawang akan membantu menjelaskan cara pemanggilan belut dan beberapa pantangan yang harus dilakukan dalam perjalanan menuju sungai. Biasanya, pengunjung diminta untuk mengurangi pembicaraan atau keributan dalam perjalanan karena akan menggangu ketenangan penghuni sungai.

Komentar

Berita Terkait

Memaknai Lagu “Anak Diong” dalam Konteks Budaya Manggarai
Lingko dalam Festival Golo Koe  
Cear Cumpe, Ritus Pemberian Nama dalam Kebudayaan Manggarai, NTT
Konsep Bambu dalam Budaya Manggarai
Merayakan Hari Kasih Sayang
Aku Caci, Maka Aku Ada
Cerita Tuna Merah di Sumber Mata Air
Otensitas Kebudayaan Kita Semakin Rapuh?
Berita ini 609 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 14 Oktober 2023 - 22:46 WITA

Seni Homiletika: Tantangan Berkhotbah di Era Revolusi Sibernetika

Berita Terbaru

Politik

Menanti Keberanian PDI Perjuangan Berada di Luar Pemerintahan

Selasa, 25 Jun 2024 - 08:31 WITA

Berita

SD Notre Dame Puri Indah Wisudakan 86 Anak Kelas VI

Jumat, 21 Jun 2024 - 12:13 WITA

Pendidikan

Menyontek dan Cita-Cita Bangsa

Jumat, 14 Jun 2024 - 10:52 WITA

Berita

SMP Notre Dame Wisudakan 70 anak Kelas IX

Kamis, 13 Jun 2024 - 18:26 WITA

Pendidikan

Sastra Jadi Mata Pelajaran

Rabu, 12 Jun 2024 - 20:39 WITA