Sepucuk Surat untuk Pengantin Perempuan

- Admin

Sabtu, 10 Juli 2021 - 17:59 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ada sebuah gazebo bambu di puncak gunung itu, lengkap dengan empat buah kursi, meja kecil, dan asbak rokok yang juga terbuat dari bambu. Samwel menyingkirkan asbak itu dengan tangan kirinya dan meletakkan pena serta kertas di atas meja lalu duduk menghadap matahari pagi.

Jalanan yang berkelok di bawah sana masih basah oleh hujan semalam. Sebuah truck kayu penuh penumpang merayap enggan di antara lubang-lubang jalan dan sekawanan burung terbang melintasi gunung. Masyarakat desa di kaki gunung belum mulai beraktivitas pada jam-jam seperti ini, walaupun beberapa dapur sudah mengepulkan asap.

Baca juga :  Sebelah Utara Kota Karang

Jauh di bawah sana, sebuah lapangan bola, yang sebenarnya lebih menyerupai padang rumput ketimbang tanah lapang tempat orang bermain bola, terbentang dengan sebuah tiang listrik berdiri tepat di garis pinggirnya.

Baca juga :  Teriakan-Teriakan Lia

Baca Juga : Musisi Difabel Mata ini Ingin Memiliki Keyboard dan Membuka Kursus Musik
Baca Juga : Perempuan, Iklan dan Logika Properti

Di ujung baratnya, tepat di sudut, sebuah masjid berdiri anggun. Di sudut lain, di sebelah timur lapangan, dengan keanggunan dan posisi berdiri yang serupa dengan masjid itu, terdapat sebuah kapel yang baru dibangun awal tahun 2000 lalu. Kedua tempat sembayang itu saling menghadap dan menukar senyuman.

Komentar

Berita Terkait

Suami Kekasihku
Lelaki Banyak Masalah
Teriakan-Teriakan Lia
Antara Hujan dan Air Mata
Sunset yang Hilang
Tanpa Tanda Jasa
Seratus Jam Mencari Sintus
Perempuan Tangguh
Berita ini 110 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 26 Agustus 2024 - 10:47 WITA

Alexis de Tocqueville dan Tantangan Demokrasi: Mengapa Agama Sangat Penting bagi Masyarakat Demokratis?

Senin, 26 Agustus 2024 - 10:28 WITA

DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?

Rabu, 21 Februari 2024 - 19:07 WITA

Lingkaran Setan Kurasi Algoritma di Era Demokrasi

Minggu, 18 Februari 2024 - 16:18 WITA

Demokrasi dan Kritisisme

Jumat, 9 Februari 2024 - 18:26 WITA

Saat Kaum Intelektual Lamban ‘Tancap Gas’: Apakah Tanda Kritisisme Musiman?

Selasa, 6 Februari 2024 - 19:06 WITA

Dari Ledalero untuk Indonesia: Menyelamatkan Demokrasi dari Jerat Kuasa?

Senin, 22 Januari 2024 - 20:58 WITA

Debat Pilpres Bukanlah Forum Khusus Para Elit

Rabu, 3 Januari 2024 - 06:57 WITA

Independensi, Netralitas Media dan Pemilu 2024

Berita Terbaru

Filsafat

Paus Fransiskus: Spes non Confudit!

Jumat, 6 Sep 2024 - 23:37 WITA

! Без рубрики

test

Kamis, 29 Agu 2024 - 02:31 WITA

steroid

Understanding Oral Steroids and Their Course

Rabu, 28 Agu 2024 - 14:43 WITA

Politik

DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?

Senin, 26 Agu 2024 - 10:28 WITA