Pengaruh Portugis di Kabupaten Sikka   

- Admin

Jumat, 26 Agustus 2022 - 21:01 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di atas segalanya salah satu warisan kolonial Portugis yang sangat mengakar di tengah kehidupan masyarakat Kabupaten Sikka pada umumnya dan Pulau Flores pada khususnya adalah agama Katolik.

Pada saat terjadi negosiasi untuk menindaklanuti kesepakatan penjualan wilayah kolonial Portugis di seluruh Pulau Flores, Timor Barat, Solor, Adoara, Alor dan Pantar yang kemudian dikenal dengan nama Tratado Demarcação E Troca De Algumas Possessoes Portuguese E Neerlandezas No Archipelago De Solor E Timor yang artinya Perjanjian Demarkasi Dan Pertukaran Beberapa Kepemilikan Portugis dan Belanda Di Kepulauan Solor dan Timor yang ditandatangani Dom Pedro V dan Mauricio Helderwier tanggal 20 April 1859, Parlemen Belanda menyampaikan keberatannya karena di dalam perjanjian tersebut Portugis tidak memberikan kebebasan kepada Belanda untuk membawa misi Protestan (Zendeling).6

Baca juga :  Sepak Bola dan Flores
Patung Yesus di Mauloo, Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka. Patung ini adalah salah satu warisan Portugis di Paga

Di lain pihak Portugis tetap pada pendiriannya bahwa agama Katolik yang sudah diperkenalkan kepada masyarakat di Flores dan sekitarnya harus tetap menjadi agama masyarakat (religiao do comunidade). Sebagai gantinya Belanda diberi kekebasan untuk menjalankan misi protestan di wilayah Timor barat dan pulau sekitar. Penyebaran agama Protestan saat ini dapat dilhat dari identitas warga NTT di wilayah Timor barat dari sebagian Timor Tengah Utara, mayoritas Timor Tengah Selatan, Kupang, Sabu, Rote, Sumba dan kepulauan Alor yang mayoritas beragama Protestan.

Baca juga :  Pernyataan Sikap TRUK atas Kasus Pembunuhan Berencana di Kabupaten Sikka

Sebagai gantinya, dikemukakan oleh Karel Steenbrink dalam Orang-Orang Katolik Di Indonesia, Jilid I, penerbit Ledalero, Maumere, bahwa prinsip bangsa kolonial Portugis saat itu adalah “bendera boleh ganti, tetapi agama tidak boleh diubah. Katolik Roma harus dipertahankan seperti sebelumnya” (O catolicismo Romano deve ser preservado como antes). 

Baca juga :  Pulau Timor, Satu Ruang Dua Tuan

Inilah warisan Portugis yang sangat mengakar di kabupaten Sikka pada khususnya dan masyarakat Pulau Flores dan sekitarnya pada umumnya yang saat ini menganut agama Katolik. Sem Português talvez não conheçamos a religião Católica hoje. (tanpa Portugis mungkin kita hari ini tidak mengenal agama Katolik).

Komentar

Berita Terkait

Bubuk Mesiu di Pulau Flores Abad 15-16
Nama-Nama Orang Flores
Sepak Bola dan Flores
Asal Usul Nama Kewapante
Tenggelamnya Kapal O Arbiru, Dili – Bangkok 1973 di Perairan Maumere, Flores
Jejak Portugis di Paga      
Pulau Timor, Satu Ruang Dua Tuan
Fosil Budaya Purba Flores (2)
Berita ini 552 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 28 November 2023 - 23:35 WITA

Fakultas Filsafat Unwira Adakan Seminar Internasional sebagai Bentuk Tanggapan terhadap Krisis Global    

Sabtu, 11 November 2023 - 11:33 WITA

Tujuan Politik adalah Keadilan bagi Seluruh Rakyat

Jumat, 23 Juni 2023 - 07:01 WITA

Komunitas Circles Indonesia: Pendidikan Bermutu bagi Semua

Rabu, 17 Mei 2023 - 11:05 WITA

Mencerdaskan Kehidupan Bangsa melalui Kelas Belajar Bersama

Kamis, 4 Mei 2023 - 14:47 WITA

Mahasiswa Pascasarjana IFTK Ledalero Mengadakan PKM di Paroki Uwa, Palue   

Sabtu, 25 Maret 2023 - 06:34 WITA

Masyarakat Sipil Dairi Mendesak Menteri LHK Cabut Izin Persetujuan Lingkungan PT. DPM  

Sabtu, 21 Januari 2023 - 06:50 WITA

Pendekar Indonesia Menggelar Simulasi Pasangan Calon Pimpinan Nasional 2024

Selasa, 17 Januari 2023 - 23:01 WITA

Nasabah BRI Mengaku Kehilangan Uang di BRImo

Berita Terbaru

Pendidikan

Kaum Muda dan Budaya Lokal

Jumat, 15 Mar 2024 - 19:27 WITA

Politik

Lingkaran Setan Kurasi Algoritma di Era Demokrasi

Rabu, 21 Feb 2024 - 19:07 WITA

Politik

Demokrasi dan Kritisisme

Minggu, 18 Feb 2024 - 16:18 WITA