Pukul 21.00 kucek handphoneku dan sebuah pesan singkat dalam WAku masuk. “Aku ingin bertemu.” Aku terkejut dan jujur, ini hal yang sulit. Aku sudah membuat keputusan dan tak menariknya kembali.
Aku tak membalas pesannya dan sebuah pesan baru muncul lagi, Pengirimnya sama. “Aku di luar gerbang kosmu.” Kecemasan melandaku, aku tak harus bersikap apa, apa yang harus kukatakan untuk membuat dia mengerti.
Dia mengirimkan pesa kembali, “Aku masih menunggu, sampai kamu keluar!!!”
Aku keluar dan membuka gerbangku dan aku lihat wajahnya yang menunduk. Dia tetap diam saat melihatku. Aku mendekatinya.
“Aku minta maaf,” kataku padanya.
“Apakah memang harus berakhir?” tanyanya. Aku melihat kesedihan di matanya, sungguh aku telah membuatnya terluka.
“Keputusanku sudah bulat, kita harus berakhir.” jawabku.
Ia menghela nafas. “Beri aku kesempatan bila aku memiliki kesalahan yang menyakitimu, kumohon.”
“Aku tidak bisa, kamu bisa temukan perempuan yang lebih daripada aku, kumohon jangan memaksaku, kamu berhak mendapat kebahagian dari orang lain, aku tidak bisa menjanjikan itu.” jawabku.
“Baiklah, jangan salahkan aku bila aku menganggap dirimu sebagai musuhku, aku pergi, lenyap dan tak akan pernah kembali. Aku akan hilang dan ketika aku kembali nanti, kau hanyalah orang tak pernah kukenal dan orang asing yang baru aku temui. Aku muak dengan semua ini, mungkin ini yang teakhir kali aku mengemis, selamat tinggal.”
Dia pergi dan tak menoleh lagi. Aku hanya menangis untuk keputusan yang aku sesali.
Sejak saat itu, aku tak tahu kabarnya. Aku berada di belahan lain dunia. Aku akui bahwa aku sulit melupakannya. Kesepian sering kali mencekam. Jangan tanyakan lagi untuk air mata yang aku keluarkan untuk mengenang kembali beberapa kisah yang telah aku lalui.
Aku sadar, bahwa tidak akan mengubah semuanya, masa lalu akan tetap menjadi masa lalu. Aku akan hidup dengan caraku sendiri dan bahagia dengan apa yang aku buat.
Aku tak akan berjuang untuk mendapatkan maaf darinya karena aku tahu aku tak pantas mendapatkannya. Hanya saja yang perlu aku lakukan adalah akan berperang dengan semua kenangan itu untuk untukmu. Untuk melupakanmu.
Aku akan bertarung dengan perasaan bersalahku, bahwa meyakini diriku, bahwa yang aku buat adalah keputusan yang tepat. Aku akan bertarung, sampai aku aku lelah dan aku sadar, masa kenangamu sudah tak berlaku lagi.
Dan kau, akan terus berjuang pada alur mau yang sudah kau rencanakan sendiri. Teruslah berjuang. Sebab, segala waktu sudah ditentukan alam. Bila sekarang berpisah, maka besok tak mengapik kita akan bertemu.
Tuhan pun mengamini segala semoga. Akhirnya kita berakhir dalam suatu amin yang sama. Kita adalah sepasang luka!