Indodian.com Sebagian besar masyarakat meyakini, penderita disabilitas mental tidak bisa dipulihkan dan memperoleh kesembuhan. Pengalaman membuktikan, keyakinan negatif itu ternyata salah dan tidak bisa dibuktikan kebenarannya.
Apapun penderitaan yang dialami manusia, termasuk gangguan jiwa, pasti dapat disembuhkan. Syaratnya, kita berusaha keras mencari pengobatan, baik secara medis maupun secara tradisional.
Kerja kasih relawan KKI
Seorang disabilitas mental [karena alasan tertentu, namanya tidak kami sebutkan di sini] di kampung Muting, Desa Bamo, Kec. Kota Komba, Kab. Manggarai Timur, NTT, telah membuktikan hal ini. Dia berhasil sembuh dan pulih dari penyakit yang dideritanya itu.
Dia pernah menderita sakit gangguan jiwa dan dipasung. Kini telah pulih, dilepaskan dari pasung dan kembali bekerja normal.
Pada tahun 2018, Seorang biarawan-misionaris Serikat Sabda Allah (SVD), Pater Aventinus Saur bersama relawan Kelompok Kasih Insanis (KKI) Manggarai Timur mendapatkan informasi tentang penderita ini dari seorang biarawati yang bertugas di Kabupaten Ende.
Baca Juga : Hindari Pinjaman Online
Baca Juga : Setelah Pandemi, Kita ke Mana?
Biarawati itu menginformasikan kepada Pater Avent bahwa ada seorang penderita yang diduga menderita disabilitas mental. Kemudian saat visitasi di wilayah Manggarai Timur, ketua relawan KKI mengunjungi penderita ini.
Tujuan kunjungan itu adalah untuk melihat, mendengarkan kisah penderitaan awal, dan mengupayakan penyembuhan bagi penderita. Saat itu penderita yang diduga disabilitas mental ini dipasung. Pada kedua kakinya dipasang balok kayu.
Hati kami sangat tersayat. Ada rasa belas kasihan, prihatin, dan keinginan melepas balok itu. Kami memberikan peneguhan untuk sama-sama berjuang mengobati penderita agar pulih dari deritanya.
Saat itu keluarga menyuguhkan kami minuman kopi dan kue sambil mendengarkan peneguhan iman dari Pater Avent, SVD. Lalu kami kembali ke rumah masing-masing. Dan Pater Avent bersama relawan dari Ende kembali ke Kabupaten Ende.
Pada tahun 2019, Komisi Caritas Keuskupan Ruteng mengunjungi dan memberikan bantuan sosial didampingi Pastor Paroki Santo Josef Kisol. Saat itu penderita masih dipasung.
Keluarga dengan rutin memberikan obat. Perlahan-lahan kondisinya membaik dan kemudian pulih sehingga keluarga memutuskan untuk lepasnya dari pasung.
Di tengah hantaman pandemi Covid-19 pada tahun 2020, relawan KKI Kabupaten Manggarai Timur mendapatkan donasi sembilan bahan pokok (sembako) dari PDI Perjuangan Manggarai Timur. Bantuan itu diserahkan oleh Ketua DPC PDI Perjuangan Manggarai Timur, Marselis Sarimin, bersama para pengurus partai.
Relawan KKI sangat terbuka menerima bantuan tersebut. Sembako itu dikhususkan untuk kelompok rentan, termasuk warga yang menderita disabilitas mental.
Baca Juga : Cerita Tuna Penjaga Mata Air
Baca Juga : Pesan Ibu
Saat itulah kami dikejutkan oleh kenyataan. Penderita melayani kami dengan menyuguhkan kopi dan kue. Dia telah pulih dan sehat. Saat itu saya sebagai relawan KKI sangat heran dan terkejut dengan melihat kenyataan itu.
Cara kerja Tuhan memang sangat berbeda dengan cara kerja manusia. Ia tidak pernah membuat stigma kepada penderita sakit. Hati-Nya begitu mudah tergerak oleh belas kasih untuk kemudian memulihkan dan menyembuhkan umat yang memohon kesembuhan kepadaNya.
Sebagaimana pesan Pater Avent, tugas kita adalah mengunjungi, melihat dan melayani. Urusan pemulihan dan penyembuhan adalah kuasa Tuhan. Saya langsung memberitahu Pater Avent bahwa penderita itu telah sembuh.
Peristiwa perjumpaan yang sangat mengejutkan ini menguatkan hati relawan KKI untuk terus menyisihkan waktu untuk mengunjungi, melihat, mendengarkan kisah serta melayani, mendata dan bersuara kepada pemerintah lewat publikasi dan komunikasi lisan bagi pemulihan penderita disabilitas mental di Manggarai Timur.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya