Seni Memahami Menurut Schleiermacher

- Admin

Sabtu, 8 Januari 2022 - 19:58 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indodian.com – Seni Memahami merupakan istilah yang dideklarasikan oleh Schleiermacher dalam hermeneutiknya. Beliau memandang hermeneutik sebagai “Seni Memahami”. Memahami tentu saja berbeda dengan mengetahui. Orang yang mengetahui belum sampai pada memahami.

Memahami adalah aktivitas menangkap makna. Sementara mengetahui tidak lebih dari tindakan mengumpulkan data. Data dapat diketahui oleh sesuatu, misalnya: gen, neuron dan komputer, sedangkan makna hanya dapat dipahami oleh seorang. Apa artinya “memahami” dan mengapa aktivitas ini dipandang sebagai sebuah “seni”? Kita akan menemukan jawabannya dalam gagasan filosofis yang diusung oleh Schleiermacher.

Baca juga :  Politik Hijau, Partai Politik, & Masyarakat Adat

Sekilas tentang Hidup Schleiermacher

Kali ini saya ingin mengajak para pembaca untuk berfilsafat bersama Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher (1768 – 1834). Schleiermacher dikenal sebagai filsuf sekaligus pendiri teologi protestan modern yang hidup di zaman romantik. Romantisme tidak lain adalah gerakan kritis atas pencerahan abad ke-18.

Para pemikir romantisme melihat kemajuan sains, industri dan teknologi Eropa di kala itu sebagai sebuah kemerosotan daripada kemajuan peradaban. Atas dasar itu, para pemikir romantisme lebih meminati mitos, tradisi dan agama sebagai obyek studi interpretasi. Mereka berusaha menggali makna di balik kebijaksanaan kuno tersebut untuk kemudian dihayati secara baru. Schleiermacher secara mendalam dipengaruhi oleh gerakan romantisme.

Baca juga :  Kritik Jürgen Habermas terhadap Filsafat Kesadaran

Schleiermacher lahir pada 21 November 1768 di Breslau, Silesia yang sekarang dikenal Polandia. Ia dibesarkan dalam keluarga protestan. Orang tuanya bahkan berencana agar Schleiermacher dipersiapkan sedini mungkin untuk menjadi seorang pengkotbah.

Schleiermacher kemudian dimasukkan ke sebuah seminari di Barby/Elbe. Di seminari, Schleiermacher berkenalan dengan literatur filosofis, teologi dan roman-roman non-religius. Hal ini membuatnya bimbang, antara menjadi seorang pengkotbah atau ilmuwan. Kebimbangan ini mendorong Schleiermacher untuk menekuni filsafat, teologi dan filologi di Universitas Halle. Di sana, ia malah – untuk pertama kalinya – berkenalan dengan filsafat kritis Kant. Sejak Schleiermacher mengajar di Halle pada 1805, ia mulai menyibuki diri dengan hermeneutik. Ia wafat di Berlin pada 06 Februari 1834. Sejak saat itu, Schleiermacher dikenal sebagai bapak pendiri Hermeneutik Modern.

Komentar

Berita Terkait

Paus Fransiskus: Spes non Confudit!
Tolong, Dengarkan Suara Hati! (Subjek Cinta dan Seni Mendengarkan)
Apakah Aku Selfi Maka Aku Ada?
Autoeksploitasi: Siapa yang Membunuh Sang Aku?
Masyarakat yang Terburu-buru
Masyarakat Smombi
Masyarakat Telanjang
G.W.F. Hegel: Negara dan Sittlichkeit
Berita ini 278 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 26 Agustus 2024 - 10:47 WITA

Alexis de Tocqueville dan Tantangan Demokrasi: Mengapa Agama Sangat Penting bagi Masyarakat Demokratis?

Senin, 26 Agustus 2024 - 10:28 WITA

DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?

Rabu, 21 Februari 2024 - 19:07 WITA

Lingkaran Setan Kurasi Algoritma di Era Demokrasi

Minggu, 18 Februari 2024 - 16:18 WITA

Demokrasi dan Kritisisme

Jumat, 9 Februari 2024 - 18:26 WITA

Saat Kaum Intelektual Lamban ‘Tancap Gas’: Apakah Tanda Kritisisme Musiman?

Selasa, 6 Februari 2024 - 19:06 WITA

Dari Ledalero untuk Indonesia: Menyelamatkan Demokrasi dari Jerat Kuasa?

Senin, 22 Januari 2024 - 20:58 WITA

Debat Pilpres Bukanlah Forum Khusus Para Elit

Rabu, 3 Januari 2024 - 06:57 WITA

Independensi, Netralitas Media dan Pemilu 2024

Berita Terbaru

Filsafat

Paus Fransiskus: Spes non Confudit!

Jumat, 6 Sep 2024 - 23:37 WITA

! Без рубрики

test

Kamis, 29 Agu 2024 - 02:31 WITA

steroid

Understanding Oral Steroids and Their Course

Rabu, 28 Agu 2024 - 14:43 WITA

Politik

DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?

Senin, 26 Agu 2024 - 10:28 WITA