Menentang Neoliberalisme Butuh Kerjasama dengan Semua Agama
Ketiga, kembalikan konsep tentang Gereja lokal pada artinya yang benar. Konsep Gereja lokal merupakan turunan dari konsep tentang Gereja universal. Secara singkat, Gereja universal merupakan persekutuan spiritual seluruh umat Kristen Katolik di seluruh dunia di bawah pimpinan paus sebagai imam, nabi dan gembala utamanya.
Komponen-komponen Gereja universal adalah seluruh umat beriman di seluruh dunia, para imam projo seluruh dunia, para imam serikat religius seluruh dunia serta bruder dan suster seluruh dunia. Di dalam Gereja universal, semua komponen ini merupakan satu kesatuan dari Gereja yang satu dan sama sebagai Tubuh Mistik Yesus, lalu bersama para penganut agama lain dan semua orang yang berkehendak baik mereka ikut membangun dunia ke arah yang lebih baik, adil, penuh persaudaraan, damai dan sejahtera. Tidak ada yang berada di luar Gereja universal. Lalu misi Gereja universal berada di pundak dari semua komponen ini tanpa ada pembedaan yang dikotomis.
Gereja lokal (bisa lokal Asia, lokal Nusa Tenggara, lokal NTT, lokal Pulau Flores dan bisa juga lokal keuskupan) merupakan persekutuan umat Kristen Katolik di sebuah wilayah termasuk wilayah sebuah keuskupan. Seperti Gereja universal, komponen-komponen Gereja lokal keuskupan adalah semua umat beriman di satu keuskupan, semua imam projo, semua imam serikat religius yang sedang berada dalam keuskupan bersangkutan dan para suster dan bruder di dalam keuskupan tersebut. Tidak ada yang berada di luar keuskupan. Lalu bersama para penganut agama lain di Keuskupan Ruteng, umat Kristen Katolik di keuskupan ini membangun kehidupan bersama yang lebih baik, adil, penuh persaudaraan, damai dan sejahtera di bidang sosial, ekonomi dan rohani.
Misi keuskupan yang anggotanya demikian berada di pundak dari semua komponen ini dan keberhasilannya akan ditentukan oleh sejauh mana semua komponen ini difungsikan untuk bahu membahu melanjutkan missio Dei (misi Allah) yang satu dan sama yang sedang diembankan oleh sebuah keuskupan termasuk keuskupan Ruteng di bawah pimpinan uskupnya yang baru.
Satu di antara sekian banyak misi dari Gereja Kristen Katolik Keuskupan Ruteng, maupun misi Gereja Kristen Katolik keuskupan-keuskupan lain, Gereja-gereja Kristen Protestan dan misi agama-agama lain di Indonesia, adalah memerangi sistem ekonomi kapitalis neoliberal yang semakin tidak memihak kepentingan rakyat jelata seperti yang dalam bentuk proyek nasional pariwisata premium di Labuan Bajo yang tampaknya penuh dengan mafia kepentingan oligarki.
Ketakadilan model pembangunan neoliberalistik bertentangan dengan nilai-nilai Injil Kerajaan Allah – kasih, keadilan, persaudaraan dan kesetiakawanan – dan karena itu usaha menentangnya merupakan bagian konstitutif dari karya misi pembebasan Gereja. Mengingat misi pelayanan ini tidak mudah, maka amat dibutuhkan sebuah kekompakan semua komponen internal Gereja dan kerjasama lintas batas dengan semua penganut agama lain dan dengan semua orang yang berkehendak baik.
Dr Alexander Jebadu SVD
Dosen Sistem Ekonomi Pasar Bebas Tanpa Kendali sebagai Kapitalisme Mutakhir Berhukum Rimba pada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero, Maumere-Flores-NTT.
Beberapa artikel di atas adalah bagian dari suara kenabian kami yang dipublikasikan dalam buku Dalam Moncong Neoliberalisme: Kritikan terhadap Penyelewengan Pembangunan dengan Sistem Ekonomi Pasar Bebas Tanpa Kendali Era Otonomi Daerah di Indonesia (Maumere: Penerbit Ledalero, 2021) hal.204-238.
Penulis : Dr. Alexander Jebadu