Pertama, masyarakat histeris
Tidak ada histeria individual. Histeria selalu lahir dari pengalaman massa yang bergerombol. Dengan kata lain, selalu ada proses identifikasi secara komunal. Atau mengutip Richard Dawkins dalam God Delusion: bila seseorang menderita waham, gejala itu akan disebut gila. Bila banyak orang menderita waham, gejala itu akan disebut agama. Dalam kosa kata psikoanalisa awal, Sigmund Freud dalam The Future of An Illusion (1927) menyebutnya sebagai “neurosis kolektif”.
Kegilaan kolektif yang kemudian dianggap normal itu mengakibatkan zombi misalnya, menganggap dirinya sebagai manusia normal bukan karena kesadaran otonom tentang dirinya melainkan karena kesadaran itu muncul melalui proses identifikasinya dengan karakteristik yang sama dari sebuah kelompok.
Ketertundukan total pada proses identifikasi itulah yang membuat zombi menjadi begitu histeris justru karena menemukan ada orang asing dari luar kelompoknya yakni manusia. Sama seperti pada masa ini, semua indra kita diaktifkan untuk mendeteksi siapa yang melanggar prokes, siapa kelompok yang radikal, siapa anggota jaringan teroris, siapa yang komunis, dan seterusnya, dan seterusnya, bukan karena kita mengerti betul apa itu kesehatan, radikalisme, terorisme, dan komunisme melainkan karena kita diberitahu oleh institusi di luar diri kita tentang bagaimana seharusnya kita memahami semua hal tersebut.
Baca Juga : Merosotnya Nilai-Nilai Antikorupsi di Tubuh KPK
Baca Juga : Kemerdekaan dan Upaya Jalan Pulang pada Pancasila
Kedua, logika integrasi
Dalam masyarakat zombi, normal dan abnormal mengalami adaptasi makna secara luar biasa. Karena ketergantungannya pada identifikasi kolektif, zombi menganggap dirinya sebagai makhluk yang normal dalam register kerumunan. Oleh sebab itu, dengan menggunakan keampuhan indera-nya, mereka mendeteksi manusia lain untuk dijadikan, bukan sebagai korban, melainkan menjadi bagian dari komunitas zombi.
Di satu sisi, ada logika integrasi dengan asumsi bahwa “extra zombi nulla salus”: di luar zombi tidak ada keselamatan. Melalui sedikit gigitan sebagai ritual peneguhan, seorang manusia resmi menjadi zombi secara biologis. Dengan sedikit ancaman dan distribusi pengetahuan dan kebijakan, dalam sekejab, kita menjelma zombi.
Ketiga, menggunakan logic of war
Pendekatan utama dalam masyarakat dan sistem pemerintahan zombi, mobilisasi adalah kata kunci. Urgensitas dan kedaruratan adalah salah satu metodenya. Masyarakat manusia perlu dibuat berada dalam ketakutan akan kedaruratan permanen sehingga mobilisasi mendapat legitimasi etis dan medis.
Baca Juga : Aku dan Kisahku
Baca Juga : Mabuk Kuasa
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya