Pondok dibangun Caritas Keuskupan Ruteng
Pada tahun 2019, kondisi tempat pemasungan Om Leksi sungguh sangat memprihatinkan. Ketika melihat kondisi tempat pemasungan yang sangat memprihatinkan, relawan KKI memotret dan menginformasikan kepada Vikep Borong, Romo Simon Nama,Pr. Selanjutnya Romo menginformasikan kepada Pastor Paroki Santo Yosef Kisol dan Ketua Komisi Caritas Keuskupan Ruteng, Romo Yuvens Rugi, Pr 2019 lalu.
Saat itu Pastor Paroki Kisol bersama relawan KKI Manggarai Timur sama-sama mengunjungi Aleksius Dugis sambil menginformasikan kepada mama dan keluarganya bahwa Komisi Caritas Keuskupan Ruteng membantu membangun pondok yang layak bagi Leksi. Tentu kerja sama dengan Kelompok Umat Basis Gerejani setempat (KBG) untuk membangun pondoknya.
Baca Juga : Perempuan, Iklan dan Logika Properti
Baca Juga : “Utang Budi” Pater Thomas Krump, SVD
Bantuan dari Caritas Keuskupan Ruteng dihantar langsung oleh Romo Yuvens Rugi, Pr bersama dengan staf Caritas. Akhir 2019, keluarga bersama KBG setempat membangung pondok panggung bagi Leksi di belakang dapur.Jarak dapur dengan pondoknya kurang lebih 8 meter. Selanjutnya mereka memindahkan Leksi ke pondok yang layak tersebut.
Pemda Manggarai Timur dan Gereja Serius Tangani ODGJ
Ketua DPRD Kabupaten Manggarai Timur, Heremias Dupa belum lama ini menegaskan, Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Timur melalui dinas terkait menangani secara serius penderita disabilitas mental di daerah ini.
“Saya sudah mengunjungi penderitaan gangguan jiwa atau disabilitas mental dua bulan lalu di kampung translok Lidi, Desa Lidi, Kecamatan Ranamese. Bahkan seluruh Manggarai Timur sudah saya kunjungi didampingi relawan Kelompok Kasih Insanis (KKI) Kabupaten Manggarai Timur dan Dinas Kesehatan Manggarai Timir. Mereka harus pulih. Pasung dibongkar. Saya bersuara tentang penanganan ODGJ dalam rapat bersama instansi terkait,” jelasnya.
Romo Hermen Sanusi, anggota relawan KKI dan pendamping ODGJ Kabupaten Manggarai Timur belum lama ini mengungkapkan, pemulihan bagi penderita disabilitas mental menjadi tanggungjawab bersama semua pihak.
“Saya berkali-kali mengunjungi penderita itu. Mendoakan dengan ibadat singkat serta memberikan sakramen ekaristi bagi yang beragama Katolik. Saya bersama relawan KKI sudah mengunjungi mereka disela-sela tugas saya menjadi Kepala Sekolah SMAK Pancasila Borong,” jelasnya.
Baca Juga : Kain Songke dan Kenangan tentang Ibu
Baca Juga : Kisah Yuliana Mijul, Gali Pasir dan Menenun Demi Menyambung Hidup Keluarga
Pada tahun 2018 dan 2019, Ketua Kelompok Kasih Insanis (KKI) Peduli Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Nusa Tenggara Timur, Pater Aventinus Saur, SVD mengunjungi Aleksius Dugis yang dipasung di belakang dapur. Saat itu kondisinya sangat memprihatinkan.
Saat ini, Om Leksi sudah secara perlahan kembali membaik. Om Leksi sudah bisa masuk rumah, duduk, dan meminta makan. Semula anggota keluarga takut dan panik serta ingin menjauh. Namun Om Leksi tetap dengan tenang dan sopan meminta makan. Usai makan, om Leksi meminta obat, lalu kembali ke pondok dan tidur.
Ibunda Om Leksi menyampaikan rasa syukur atas karya Tuhan dalam diri relawan KKI, tenaga medis dan Gereja Katolik Keuskupan Ruteng serta Pemda Manggarai Timur bagi pemulihan Leksi di Kampung Sola.