SISTEM PEMBELAJARAN HOTS (Higher Order Thinking of Skills)
Untuk mendukung sistem Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 sudah saatnya sistem pendidikan di Indonesia memperkenalkan sistem pembelajaran HOTS (Higher Order Thinking of Skills). Ada tiga keutamaan dalam sistem pembelajaran HOTS. 1). Kemampuan memecahkan masalah kompleks, 2). berpikir kritis, 3). kreativitas.
Penguasaan ketiga kemampuan utama yang dibutuhkan masa depan menjadi tanggungjawab dunia pendidikan. Anak yang sekarang yang duduk di bangku sekolah merupakan pemilik masa depan. Masa depan dengan konstruksi Masyarakat 5.0, tapi sekaligus berada pada era Volatility, Uncertainty, Complexity and Ambiguity (VUCA): penuh gejolak, tidak pasti, rumit, dan serba kabur.
Maka para pemegang masa depan tersebut tidak cukup dengan bekal ilmu pengetahuan, tapi juga cara berpikir. Cara berpikir yang diperkenalkan adalah cara berpikir beradaptasi di masa depan, yang disebut Five Minds of the Future, meliputi: 1. The disciplinary of mind, 2. The synthesing mind 3. Creating mind, 4. The respectfull mind, 5. The critical mind
Cara berpikir itulah yang disebut cara berpikir tingkat tinggi (HOTS). Berpikir ala HOTS bukanlah berpikir biasa-biasa saja, tetapi berpikir secara kompleks, berjenjang, dan sistematis (ala berpikir filsafat- radikal, universal, konseptual, koheren/konsisten, dan sistematis).
Pembiasaan HOTS hanya diperoleh jika peserta didik selalu dikenalkan dan merasakan langsung situasi dunia nyata. Dunia universal yang bisa dijelajahi menggunakan fasilitas laman daring. Guru hanya berperan sebagai fasilitator untuk menawarkan atau dalam menemukan solusinya. Harapanya solusi yang dimunculkan bukanlah solusi usang atau sekadar copy paste. Tapi solusi yang memiliki nilai kebaruan sesuai konteks situasi yang baru pula. Itulah kreativitas dan inovasi.
FIVE MIDS OF THE FUTURE
Dalam Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 diharapkan dalam sistem pendidikan kita menghasilkan tujuh kemampuan wajib generasi masa depan, antara lain: 1. Great collaborators and orchestrator, 2. The great synthesizers, 3. The great explainers, 4. The great leveragers, 5. The great adapters, 6. The green people, 7. The great localizers.
Five Minds of the Future dan tujuh kemampuan wajib itu akan diramu dalam sebuah metode yang disebut dengan Disruptive Technology. Pada SMA, seperti
- Competency-based Education: siswa mempunyai kemampuan berbeda-beda. Bantuan teknologi digunakan untuk memudahkan mahasiswa/siswa membentuk kemampuannya.
- The Internet of Things: Peningkatan konektivitas semua peralatan yang ada akan membuat komunikasi lebih mudah antara siswa dengan guru,
- Virtual/Augmented Reality: Virtual reality dapat membuat seolah-olah siswa benar-benar melaksanakan kegiatan pembelajaran praktik/praktikum (terutama untuk praktikum yang membahayakan atau kompleks),
- Artificial Intelligence (AI): Online learning platform dengan bantuan AI, dapat beradaptasi dengan kebutuhan siswa/mahasiswa.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya