Indodian.com – Mengapa bergerak aktif di bidang pendidikan? Demikian pertanyaan yang dilontarkan oleh para anggota komunitas Lingkar Filsafat (Circles) Indonesia saat mengikuti kelas belajar. Terkait hal itu, Ketua Bidang Komunikasi Circles Indonesia Teresa Melisa menjawab bahwa pendidikan adalah aspek yang membentuk peradaban, sehingga komunitasnya mengusahakan giat pendidikan daring kepada sebanyak-banyaknya orang.
“Peradaban sangat erat berkaitan dengan kebudayaan. Peradaban berarti kemajuan, kecerdasan, dan kebudayaan yang elok nan bajik. Pendidikanlah yang berperan penting dalam membentuk peradaban itu,” ujar gadis yang akrab dipanggil Melisa itu, Jakarta (22/6/2023). Bangsa yang maju diibaratkan sebagai bangsa yang semakin luhur dalam berpikir, bersikap, dan berbicara. Bangsa yang maju mengutamakan nilai-nilai yang bercirikan kemanusiaan, imbuhnya. Atas keyakinan itu, Melisa mengaku komunitasnya ingin berpartisipasi dalam memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan masyarakat Indonesia melalui edukasi.
Ia mengatakan, “Pendidikan bermutu sudah sepantasnya bisa dinikmati oleh segenap anak bangsa. Pendidikan bermutu bagi semua, agar kita menjadi bangsa yang maju, yang bukan hanya cerdas secara kognitif tapi juga menghidupi nilai-nilai Pancasila dalam laku sehari-hari.”
Menurutnya, pendidikan merupakan metode efektif yang mampu membangun dan melestarikan peradaban bangsa. Pendidikan merupakan sarana untuk memperkenalkan nilai-nilai luhur kepada setiap manusia. Selain sebagai sarana, pendidikan juga berperan sebagai pengingat bahwa Indonesia dapat berdiri sampai hari ini berkat adanya perjuangan di sektor edukasi di masa lalu yang wajib kita hargai. “Pendidikan bisa membentuk pribadi yang menghormati nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaannya, di situlah Circles Indonesia ingin mengambil peran,” ujarnya.
Circles Indonesia sendiri sejak 2020 lalu dikenal sebagai komunitas para pembelajar di bidang budaya, filsafat, dan sains. Topik-topik yang diangkat dalam setiap giat belajar komunitas itu secara khusus berkaitan dengan filsafat, budaya, politik, studi agama, sains, dan kepemimpinan. Alasan mengambil kajian “filsafat” dalam giat belajar komunitasnya, Melisa mengatakan Circles menyadari bahwa secara prinsip filsafat merupakan induk dari segala jenis ilmu (Mother of Science) sekaligus sebagai rekan dari disiplin ilmu lainnya. Filsafat mendorong pertanyaan-pertanyaan dan rasa ingin tahu pada manusia, sehingga ia berharap seluruh anggota komunitas Circles Indonesia memiliki nalar kritis dan bijaksana.
Untuk itu, secara konsisten Circles Indonesia mengadakan giat kelas-kelas dengan tema-tema besar filsafat, antara lain Filsafat Yunani Klasik, Filsafat Tiongkok Kuno, Filsafat Indonesia, Filsafat Teologi, dan lainnya, dengan para pengampu seperti Prof. Franz Magnis-Suseno, SJ., Prof. Peter Carey, Prof. Komarudin Hidayat, Dr. Otto Gusti Madung, SVD., Rita Wahyu, Connie Rahakundini Bakrie, Laksda (Pur). Soleman Ponto, Dr. Ari Kamayanti, Sendria Kwan, Dr. Budhy Munawar-Rachman, Nuruddin Al Akbar, dr. Rayno Praditya, dan banyak pengajar lainnya.
“Membahas filsafat tidak akan pernah selesai. Oleh karena itu, menuju HUT ketiga pada 12 Agustus 2023 mendatang, komunitas Circles hendak menghaturkan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang telah dan akan terus terlibat dalam meneruskan kiprah membangun peradaban bangsa dengan mencerahkan dan mencerdaskan manusia Indonesia melalui pendidikan daring berkualitas bagi semua kalangan,” pungkas Melisa.