Indodian.com – Anda tentu pernah menonton atau menyaksikan, sekurang-kurangnya, sebuah iklan baik melalui TV maupun media sosial. Iklan hadir dalam rupa dan bentuknya yang beragam. Ada yang serius dengan nada retoris-sugestif. Ada yang humoris-edukatif. Objek yang diiklankan pun selalu beragam. Mulai dari perlengkapan rumah tangga hingga perabot perkantoran, semua diiklankan. Tanpa terkecuali perabot-perabot yang lazim dianggap layak dipertontonkan di ruang publik (seperti kulkas, sepeda motor), barang-barang yang cukup ‘sensitif’ karena terkait erat dengan privasi pun tidak luput dari praktik iklan. Singkat kata, hampir tidak ada yang tidak diiklankan.
Namun, pernahkah Anda, ketika sedang atau setelah menonton iklan, berpikir dan bertanya, mengapa perempuan selalu menjadi figur dominan dalam setiap iklan? Sampai saat ini, hampir tidak ada iklan sabun mandi terbaru yang diperankan oleh laki-laki. Kalaupun ada, aktor itu harus memiliki penampakan fisik yang tidak jauh berbeda dari perempuan. Tentu, menjadi bintang iklan juga adalah sebuah profesi yang bukan tidak bernilai.
Baca Juga : “Utang Budi” Pater Thomas Krump, SVD
Baca Juga : Kain Songke dan Kenangan tentang Ibu
Namun, apakah tidak problematis ketika iklan sebuah keran atau pipa air diperankan oleh perempuan? Mengapa harus perempuan yang berdiri secara modelling di samping mobil baru dengan mengenakan busana yang super ketat? Mengapa bukan laki-laki? Ketika membeli mobil itu, apakah pembeli mendapatkan sekaligus mobil dan perempuan di samping mobil itu? Tentu, masih tersisa begitu banyak pertanyaan di dalam benak kita masing-masing.
Ketika mencoba mengurai pertanyaan-pertanyaan ini, saya mulai berpikir tentang properti. Di dalam permenungan itu, saya menemukan adanya kaitan yang erat antara perspektif tentang perempuan dan properti. Sepanjang sejarah peradaban manusia, perempuan sering diperlakukan sebagai properti. Sampai saat ini, perlakuan itu tetap eksis, bahkan terus menguat dan membiak dalam berbagai bentuk.
Beberapa tahun yang lalu, publik Indonesia dihebohkan oleh aktris Manohara yang mengaku diperlakukan sebagai properti atau aset oleh suaminya, Tengku Fakhry. “Buat Fakhry, Mano [Manohara] itu seperti mainan saja. Tengku bilang, karena kamu [Manohara] properti saya” (News.detik.com, diakses pada 10 Mei 2021). Tentu, ibarat gunung es, keberanian Manohara mengungkapkan kenyataan demikian adalah sesuatu yang langka. Jutaan wanita lainnya, hanya bisa bungkam. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Untuk mengurai kasus ini, kita memulai dengan memahami istilah properti.
https://ott-ip.com/search?type=shopping&sort=time_desc&keyword=희윤이질사임신먹버남
https://ott-ip.com/search?type=shopping&sort=time_desc&keyword=희윤이병신
943603 26716I agree along with your points , fantastic post. 857254
693382 148380Hello. excellent job. I did not anticipate this. This is a splendid articles. Thanks! 937707
966363 445230Hey there! Wonderful post! Please when I will see a follow up! 762313
740949 404979This is a good blog i need to say, typically i don????t post comments on others???? blogs but would like to say that this post really forced me to do so! 328301
826407 33534Um, take into consideration adding pictures or a lot more spacing to your weblog entries to break up their chunky look. 57441