Indodian.com-Pendekar Indonesia sebagai salah satu elemen masyarakat merasa terpanggil untuk menyatakan pendapat atau manifesto kepada khalayak, yaitu suatu pernyataan terbuka tentang apa yang kami pikirkan mengenai kondisi bangsa kita akhir-akhir ini. Hal ini tidak lain didorong oleh rasa cinta kami kepada Tanah Air kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ya, sama seperti Anda, kami pun memiliki cinta yang mendalam kepada republik ini. Pula, sesuai dengan Pasal 19 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) yang berbunyi, “Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat; dalam hal ini termasuk kebebasan menganut pendapat tanpa mendapat gangguan, dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan keterangan-keterangan dan pendapat dengan cara apa pun dan dengan tidak memandang batas-batas,”.
Hal ini juga sesuai dengan amanah Konstitusi yang menegaskan kebebasan berekspresi dalam Pasal 28, yang kini dipertegas dalam Pasal 28 dan Pasal 28E ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUDNRI 1945), yang menyatakan “setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat,” maka izinkan kami menyatakan lima hal sebagai berikut:
- Keindahan dan Akal Sehat.
Pendekar Indonesia menyimpulkan bahwa pengalaman berbangsa dicirikan oleh tiga kemampuan yang terintegrasi, yaitu pengenalan akan kebenaran, keadilan, dan keindahan. Manusia dapat membedakan antara yang benar dan yang salah, dapat membedakan yang benar dari yang salah, dan dapat membedakan antara yang indah dan yang jelek. Oleh karena itu kehidupan berbangsa yang utuh tidak hanya harus jujur dan adil, tapi berjuang menuju keindahan.
2. Akal sehat merupakan alat menilai yang baik dalam hal-hal praktis keindahan berbangsa.
Akal sehat merupakan kombinasi dari kebijaksanaan dan kehati-hatian. Kebijaksanaan adalah mengetahui apa yang harus dilakukan dan kehati-hatian adalah mengetahui kapan dan di mana harus melakukannya. Kehampaan pemahaman atau ketidakadaan akal sehat merupakan suatu malapetaka besar dalam kehidupan berbangsa. Berbahagialah bangsa yang memiliki akal sehat karena itu lebih menguntungkan daripada memiliki perak dan emas. Melalui akal sehat itu kita diajak melihat permasalahan bangsa secara jernih:
3. Masalah Korupsi Oknum Aparatur Negara
- Pendekar Indonesia mengamati intensitas perhatian publik pada masalah korupsi yang dilakukan oleh oknum aparatur negara yang semakin meluas di negara kita. Ini memprihatinkan. Hukum secara umum membuat perbedaan yang penting antara kejahatan malum in se dan malum prohibitum. Malum in se adalah tindakan yang naluriah dirasakan oleh masyarakat adalah tercela dan harus dihukum terlepas dari adanya peraturan yang mengatur tindakan tersebut. Tindakan seperti pembunuhan, pemerkosaan, perampokan merupakan contoh dari ini. Malum prohibitum adalah tindakan yang dibuat menjadi kejahatan karena peraturan pemerintah. Di area yang lebih luas inilah biasanya korupsi oknum aparatur negara terjadi.
- Pendekar Indonesia mengusulkan cara meminimalkan tindak korupsi aparatur negara yang sederhana, tetapi efektif yaitu bukan dengan dengan melipatgandakan tenaga penegakan hukum terhadapnya. Namun, dengan mengurangi secara radikal kebijakan dan hukum yang melumpuhkan, yang membuat korupsi dimungkinkan. Dengan hal ini tidak hanya korupsi akan hilang, tetapi aparat negara kemudian akan bebas beroperasi melawan penjahat yang sebenarnya.
4. Polarisasi Masyarakat
- Sudah saatnya kita menghapus polarisasi dalam kehidupan politik dan berbangsa. Mari hentikan ujaran atau penyebutan kata-kata yang tidak pantas terhadap orang atau kelompok yang berbeda pandangan dengan kita.
- Sudah layak dan sepantasnya kita tidak lagi saling menyebut “Kadrun” maupun “Cebong.” Kita semua adalah anak-anak kandung Ibu Pertiwi. Mari kita hentikan semua ujaran yang bisa menimbulkan kebencian, luka, dan perendahan terhadap martabat anak bangsa. Jangan biarkan akal sehat masyarakat direduksi menjadi slogan dan stereotype yang bisa sangat menyesatkan!
- Pendekar Indonesia mengusulkan agar kampanye politik ke depan memiliki informasi dan pencerahan sebagai tujuan, bukan menghasilkan disinformasi dan kebingungan yang bertujuan mendapatkan suara. Program kampanye politik yang solid itu tidak sekadar menciptakan antusiasme, tetapi juga tidak merendahkan dan mempermalukan lawan politik serta pendukungnya.
- Hentikan “Politik Identitas” yang melahirkan praktik politik tidak sehat. Mari berpolitik dengan keindahan dan martabat. Pendekar Indonesia menyimpulkan bahwa bangsa kita membutuhkan keindahan yang membantu memperjelas nuansa masyarakat Indonesia dan menggantikan abstraksi yang sudah ditempa secara politis yang selama ini membuat orang ada di dalam kegelapan.
5. Menuju Keindahan Berbangsa
- Pendekar Indonesia telah melihat dan merasakan di mana-mana semangat kemauan yang luar biasa untuk berkomitmen, keinginan yang tak kenal lelah untuk membangun bangsa. Inilah sebabnya mengapa momen pemilihan Presiden pada 2024 nanti akan menentukan arah berbangsa untuk seterusnya. Pendekar Indonesia adalah kumpulan masyarakat dari pelbagai daerah dan lapisan masyarakat yang berkomitmen pada ide kemajuan ekonomi politik dan kemanusiaan di Indonesia dengan cara mempromosikan tokoh nasional yang sesuai dengan prinsip Pendekar Indonesia. Tujuannya untuk membantu menciptakan masyarakat yang bertanggungjawab dan sejahtera.
- Pendekar Indonesia menyepakati bahwa “keindahan: terdiri dari susunan bagian menjadi satu kesatuan yang koheren menurut keteraturan, proporsi, dan simetri. Keteraturan adalah penyesuaian yang seimbang dari detail pekerjaan. Proporsi menyiratkan bentuk yang anggun yang sesuai dalam konteksnya. Simetri merupakan keselarasan yang tepat yang timbul dari detail pekerjaan itu sendiri. Keteraturan dalam berbangsa dapat dicapai dengan menempatkan pemimpin nasional yang tegas. Berbangsa dengan proporsional dapat dicapai dengan menempatkan pemimpin nasional yang cerdas, dan akhirnya keselarasan terwujud dengan pemimpin yang pantas.
- Sebagian masyarakat mengklaim bahwa Jenderal Andika Perkasa adalah seorang tegas, cerdas, dan pantas. Terlihat jelas dari cara beliau membawakan diri dan bertindak terhadap orang lain membuat mereka merasa dipedulikan. Bagaimana seorang Panglima Tentara Nasional Indonesia bisa menaruh perhatian pada permasalahan para prajurit dan masyarakat seperti demikian merupakan hal yang sangat baik. Kepekaan dan kemampuan mediasi Jenderal Andika Perkasa menunjukkan penghargaan beliau terhadap sesama manusia dan memiliki perpaduan antara pengabdian pada prinsip dan kecerdasan serta rasa humor yang baik. Kehidupan yang patut diteladani secara moral dan estetis ini ada pada diri Jenderal Andika Perkasa.
- Curahan dukungan masyarakat dari berbagai daerah di Tanah Air bagi Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Presiden 2024-2029 merupakan semangat bagi kami Pendekar Indonesia, untuk menyuarakan aspirasi ini. Meski tidak ada formula ajaib untuk menjadikan Indonesia “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat,” tetapi Pendekar Indonesia akan terus menyuarakan apa yang menurut kami dapat membantu bangsa ini meraih cita-cita itu. Yaitu, memohon dan mendukung Jenderal Andika Perkasa kembali melayani rakyat Indonesia setelah beliau purna tugas sebagai Panglima TNI nanti, dengan bersedia dicalonkan sebagai Presiden Republik Indonesia 2024-2029.
- Kami terus merekrut orang-orang yang sejalan dan satu tujuan ke dalam barisan relawan Pendekar Indonesia dengan riang gembira. Ini adalah harapan yang tulus dari kami Pendekar Indonesia, dengan akal sehat mengajak Anda: mari kita mewujudkan suatu negeri Indonesia yang indah.
Jakarta, 30 Oktober 2022
Atas Nama Pendekar Indonesia