Kisah Kepala Sekolah di Wilayah 3T: Merawat Alam Bersama Anak Sekolah

- Admin

Jumat, 18 Maret 2022 - 13:44 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menumpang Akses Internet di Sekolah lain di Pelosok Manggarai Timur

Upaya yang dilakukan oleh Rikardus, untuk mengatasi sulitnya jaringan akses internet, dengan menumpang di sekolah lain yang ada jaringan internet. Meskipun setiap kegiatan online Rikardus harus berpindah lokasi  sekitar 5 kilometer dari SDI Bea Rana, tetapi hal ini tidak menyurutkan semangat untuk mengikuti kegiatan belajar online. Memang dalam kegiatan online, Rikardus selalu menyampaikan harapannya untuk adanya jaringan internet di sekolahnya, sehingga kegiatan-kegiatan program sekolah penggerak dapat terlaksana dengan baik.

Baca juga :  Qui Bene Cantat bis Orat (Tanggapan Kritis atas Penggunaan Lagu Pop dalam Perayaan Ekaristi)

Rikardus terus berusaha mengatasi kendala-kendala yang ada. Sikap perjuangan untuk peserta didik menjadi dasar usahanya meskipun sesekali tetap merasakan kekhawatiran dan sikap manusiawi yang lainnya. Kekhawatiran akan kondisi ruang kelas dan bangunan yang ada di SDI Bea Rana menjadi hal penting untuk segera diselesaikan.

Ruangan kelas yang dibangun dengan sederhana sejak tahun 2009 sudah tidak layak digunakan. Beberapa kayu penyangga sudah rapuh, tidak ada jendela, dan ruangan banyak lumpur ketika hujan. Ruangan kelas yang tidak layak untuk belajar siswa dan kurangnya fasilitas jumlah ruang menjadi tantangan yang utama.  

Baca juga :  Hasil Penjualan Buku Tentang Pater Servulus Isaak, SVD Didonasikan untuk ODGJ

Situasi dan kondisi yang ada tidak membuat Rikardus, Guru, dan siswa putus asa. Beberapa ide mulai muncul untuk mengatasi kondisi ruang kelas. Rikardus berpikir dan berdiskusi untuk mengurangi permasalahan kondisi salah satu ruangan kelas yang banyak lumpur. Penyelesaian berbasis potensi menjadi salah satu yang ditempuh oleh Rikardus. Untuk mengurangi tanah di ruang kelas yang berlumpur maka guru bersama siswa mengambil cangkang-cangkang kemiri di sekitar sekolah untuk dijadikan kerikil di dalam kelas, sehingga ruang kelas tidak berlumpur lagi.

Baca juga :  Kasus Pasung Baru di NTT Masih Saja Terjadi

Semangat dan perjuangan Rikardus telah menghantarkan peserta didik pada Profil Pelajar Pancasila, dengan cara mengembangkan sikap beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, mandiri, gotong-royong, berkebhinekaan global, bernalar kritis, kreatif pada peserta didik.

Komentar

Berita Terkait

Milenial Promotor Literasi Digital dalam Spirit Keberagaman Agama
Kasus Pasung Baru di NTT Masih Saja Terjadi
Seandainya Misa Tanpa Kotbah
Gosip
Sorgum: Mutiara Darat di Ladang Kering NTT
Tanahikong, Dusun Terpencil dan Terlupakan di Kabupaten Sikka              
Qui Bene Cantat bis Orat (Tanggapan Kritis atas Penggunaan Lagu Pop dalam Perayaan Ekaristi)
Media dan Ilusi Netralitas
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 28 November 2023 - 23:35 WITA

Fakultas Filsafat Unwira Adakan Seminar Internasional sebagai Bentuk Tanggapan terhadap Krisis Global    

Sabtu, 11 November 2023 - 11:33 WITA

Tujuan Politik adalah Keadilan bagi Seluruh Rakyat

Jumat, 23 Juni 2023 - 07:01 WITA

Komunitas Circles Indonesia: Pendidikan Bermutu bagi Semua

Rabu, 17 Mei 2023 - 11:05 WITA

Mencerdaskan Kehidupan Bangsa melalui Kelas Belajar Bersama

Kamis, 4 Mei 2023 - 14:47 WITA

Mahasiswa Pascasarjana IFTK Ledalero Mengadakan PKM di Paroki Uwa, Palue   

Sabtu, 25 Maret 2023 - 06:34 WITA

Masyarakat Sipil Dairi Mendesak Menteri LHK Cabut Izin Persetujuan Lingkungan PT. DPM  

Sabtu, 21 Januari 2023 - 06:50 WITA

Pendekar Indonesia Menggelar Simulasi Pasangan Calon Pimpinan Nasional 2024

Selasa, 17 Januari 2023 - 23:01 WITA

Nasabah BRI Mengaku Kehilangan Uang di BRImo

Berita Terbaru

Pendidikan

Kaum Muda dan Budaya Lokal

Jumat, 15 Mar 2024 - 19:27 WITA

Politik

Lingkaran Setan Kurasi Algoritma di Era Demokrasi

Rabu, 21 Feb 2024 - 19:07 WITA

Politik

Demokrasi dan Kritisisme

Minggu, 18 Feb 2024 - 16:18 WITA