Kisah Kepala Sekolah di Wilayah 3T: Merawat Alam Bersama Anak Sekolah

- Admin

Jumat, 18 Maret 2022 - 13:44 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indodian.com – Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1177/M/2020 tentang program sekolah penggerak berfokus pada peningkatan kompetensi peserta didik yang holistik untuk lebih mendorong perwujudan Profil Pelajar Pancasila. Program Sekolah Penggerak dilakukan melalui penguatan kapasitas kepala sekolah dan guru yang menjadi kunci dalam reformasi pendidikan. 

Salah satu kepala sekolah yang dinyatakan lolos pada program sekolah penggerak tahun 2021 adalah Rikardus Rio.  Rikardus Rio menjabat sebagai kepala sekolah di SDI Bea Rana, Desa Golo Munga Barat, Kecamatan Lamba Leda utara, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.   

Keyakinan besar untuk ikut seleksi program sekolah penggerak didasarkan pada niatnya untuk memberikan hak kepada peserta didiknya untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. Keyakinan dan semangat Rikardus Rio yang akrab dipanggil Pak Rio, juga berkat dukungan dari pendamping ahli program sekolah penggerak, Dr. Wahyuni Purnami, S.P., M.Pd yang saat ini menjabat sebagai dekan di Fakultas Pertanian, Peternakan dan Teknologi di Universitas Katolik Indonesia Santo Paulus Ruteng, Kabupaten Manggarai. 

Baca juga :  Cerita Pensiunan Guru di Pelosok NTT yang Setia Mendengarkan Siaran Radio

Kegiatan Coaching, saling sharing dalam menyusun program, dan penguatan kepemimpinan menjadi kegiatan rutin yang dilakukan setiap bulan antara kepala sekolah dengan pendampingnya.

Salah satu kegiatan yang dilakukan Rikardus  adalah pembibitan, penanaman, dan perawatan pohon kelapa di lingkungan sekolah. Kegiatan ini dilakukan oleh siswa dalam bentuk kelompok-kelompok. Dalam kegiatan kelompok ini, siswa mengembangkan sikap kerja sama, gotong-royong, saling menghargai, dan bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian alam. Setiap kelompok bertanggung jawab pada pembibitan, penanaman, dan perawatan.

Baca juga :  Kisah Jurnalis di Manggarai Timur yang Setia Melayani ODGJ

Sebelum dilakukan kegiatan praktek lapangan, siswa diberikan pembekalan konsep pentingnya peduli lingkungan melalui kegiatan makan bersama hasil bumi di sekitar sekolah. Kegiatan makan hasil bumi ini menjadi sarana untuk menanamkan kesadaran kepada para siswa bahwa bumi sudah berjasa memberikan, menyediakan makanan untuk manusia. Pada saat makan hasil bumi, siswa diajak menyadari bahwa makan bukan hanya rutinitas, tetapi berusaha mensyukuri setiap hasil bumi adalah karunia dan kebaikan alam.

Rikardus Rio sebagai kepala sekolah terus menumbuhkan kesadaran lingkungan ini melalui kegiatan diskusi dan sharing dengan guru. Dalam segala keterbatasan kondisi sekolah dan fasilitas, Rikardus tetap berjuang mengoptimalkan potensi yang ada di SDI Bea Rana.

Baca juga :  Dua Imam di Flores Berjuang Memulihkan Martabat Manusia

Salah satu optimalisasi potensi yang telah dimiliki SDI Bea Rana adalah penanaman porang dan pohon kemiri di lingkungan sekolah. Pohon kemiri yang ditanam di lingkungan sekolah SDI Bea Rana telah membuahkan hasil. Para siswa dilibatkan pada saat proses pemecahan kemiri hingga kemiri siap untuk dijual. Keterlibatan siswa pada kegiatan pengolahan biji kemiri merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan kegiatan pengolahan biji kemiri kepada siswa.  Hasil penjualan kemiri, dikelola oleh Rikardus untuk mencukupi kebutuhan yang penting bagi sekolah, yaitu ketersediaan listrik dengan tenaga surya.

Komentar

Berita Terkait

Milenial Promotor Literasi Digital dalam Spirit Keberagaman Agama
Kasus Pasung Baru di NTT Masih Saja Terjadi
Seandainya Misa Tanpa Kotbah
Gosip
Sorgum: Mutiara Darat di Ladang Kering NTT
Tanahikong, Dusun Terpencil dan Terlupakan di Kabupaten Sikka              
Qui Bene Cantat bis Orat (Tanggapan Kritis atas Penggunaan Lagu Pop dalam Perayaan Ekaristi)
Namanya Yohana. Yohana Kusmaning Arum
Berita ini 43 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 14 Oktober 2023 - 22:46 WITA

Seni Homiletika: Tantangan Berkhotbah di Era Revolusi Sibernetika

Berita Terbaru

Politik

Menanti Keberanian PDI Perjuangan Berada di Luar Pemerintahan

Selasa, 25 Jun 2024 - 08:31 WITA

Berita

SD Notre Dame Puri Indah Wisudakan 86 Anak Kelas VI

Jumat, 21 Jun 2024 - 12:13 WITA

Pendidikan

Menyontek dan Cita-Cita Bangsa

Jumat, 14 Jun 2024 - 10:52 WITA

Berita

SMP Notre Dame Wisudakan 70 anak Kelas IX

Kamis, 13 Jun 2024 - 18:26 WITA

Pendidikan

Sastra Jadi Mata Pelajaran

Rabu, 12 Jun 2024 - 20:39 WITA