Andika Perkasa: Sosok Calon Presiden Ideal

- Admin

Senin, 24 Oktober 2022 - 17:09 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indodian.com – Koordinator Wilayah (Korwil) Pendekar Indonesia Jawa Timur, Dedy Mahendra, menilai pidato politik Presiden Joko Widodo saat menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) Partai Golkar JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/10/2022) merupakan seruan tegas bagi semua parpol. Menurutnya, Presiden serius mengimbau parpol memilih sosok yang tepat di tengah situasi domestik dan global yang tidak mudah.

“Tidak sembrono, kata Presiden Jokowi. Ini jelas ajakan beliau agar semua parpol jangan gegabah memilih tokoh yang akan diusung menjadi capres atau cawapres,” kata Dedy pasca acara “Bincang Tokoh” yang diadakan secara daring oleh Komunitas Milenial Peduli Indonesia (Kompi), ICSC (Indonesia Center for Society and Culture) dan Indodian, Minggu, 23 Oktober 2022.

Ia menambahkan, ketika Presiden Jokowi menyerukan agar parpol memilih “tokoh-tokoh yang benar” sebagai calon pemimpin, dan mempersilakan audiens menerjemahkan sendiri perkataannya, maka itu bisa ditafsirkan bahwa di Republik ini juga ada “tokoh-tokoh yang tidak benar,” yang sudah selayaknya tidak diusung menjadi capres atau cawapres.

Alasannya, karena presiden laksana pilot yang menerbangkan pesawat, demikian pula seorang Presiden Republik Indonesia (RI) bertugas mengemudikan negara Indonesia dengan baik dan benar. Jadi, presiden haruslah seorang yang cakap dan benar-benar mampu memimpin bangsa yang besar. Parpol diundang untuk ekstra hati-hati dalam mengamati dan mengusung figur dalam pilpres 2024.

Baca juga :  Calon Presiden dan Tantangan Geopolitik

Tokoh yang Benar

“Saya menikmati pidato Presiden Jokowi, karena di dalamnya termuat pendidikan bagi semua pendengarnya tentang bagaimana berpolitik praktis secara beradab,” ujar Dedy. Hal yang ia cermati dari pidato Jokowi adalah istilah “tokoh yang benar,” karena dinilai sebagai sebuah ungkapan yang lahir dari pemikiran filsafat yang mendalam.

“Pak Jokowi kan orang Jawa ya, saya kira ada filsafat yang mendalam pada penggunaan istilah ‘tokoh yang benar’ seperti yang beliau ungkapkan,” ungkap Korwil Pendekar Jatim. Mencari “tokoh yang benar” bisa ditafsir sebagai ajakan agar parpol memakai alasan rasional sebagai argumentasi dalam mendukung tokoh untuk memimpin Republik ini.

Mencari tokoh yang benar berarti melibatkan usaha obyektif dan nalar parpol demi menemukan figur pemimpin yang ideal bagi Indonesia di 2024-2029. Dedy mengatakan, jika melihat berbagai survei salah satu tokoh yang benar itu ada pada figur Andika Perkasa. “Saya pikir masyarakat Indonesia menilai Andika Perkasa sebagai salah satu tokoh yang benar, yang dapat didukung dalam pilpres mendatang,” ujarnya.

Alasan Menilai Andika sebagai Tokoh yang Benar

Menurut Dedy, setidaknya ada tiga alasan menilai Jenderal Andika Perkasa sebagai “tokoh yang benar.” Pertama, Andika dianggap telah terbukti mencintai masyarakat secara total dan utuh. Andika secara “radikal” menakjubkan dengan menunjukkan diri sebagai pribadi penuh cinta. Kehidupan beliau dalam keluarga, karir, dan bernegara menguatkan pendapat ini, ujar pria peraih gelar master dari sekolah bisnis di Madrid, Spanyol itu.

Baca juga :  Tujuh Cara Bergembira dalam Politik ala Relawan Pendekar Indonesia

Sentuhan humanis Andika sebagai prajurit dan tokoh nasional telah dirasakan dan dikagumi masyarakat secara luas. Di tengah situasi negara yang krisis ketersediaan pemimpin panutan sebagai penerus Presiden Joko Widodo, sosok Andika Perkasa menjadi oasis bagi masyarakat.

Kedua, Andika dinilai berani diawasi oleh publik terkait kinerjanya sebagai pemimpin Tentara Nasional Indonesia (TNI). “Pak Andika berusaha keras melakukan karya yang benar dengan tulus dan jujur. Anda bisa melihat itu di rekaman-rekaman media secara terbuka. Itu beliau lakukan atas dasar rasa cinta dan hormat terhadap konstitusi negara Republik Indonesia, suatu prinsip yang saat ini mungkin dianggap sepi oleh banyak oknum politisi oportunis,” kata Dedy.

Ketiga, karena Andika seorang yang tegas, cerdas, dan pantas. Menantu A. M. Hendropriyono itu menghabiskan kariernya sebagai pasukan elit yang mampu  menuntaskan misi dengan sempurna. Penanganan berbagai ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan (AGHT) terhadap negeri ini dapat diselesaikan oleh Andika secara ekselen. Ini menunjukkan profesionalitas Andika sebagai prajurit TNI.  “Di sinilah kita bisa sepakat menilai bahwa Andika Perkasa adalah seorang tokoh yang benar. Beliau tegas dan cerdas melaksanakan semua tugas, sekaligus mampu menunjukkan sisi kemanusiaan yang adil dan beradab dari dirinya, sehingga ia pantas disebut sebagai pemimpin,” ujar Dedy.

Baca juga :  Bengkel Family Motor Buka Promo Bantu Kaum Disabilitas

Korwil Pendekar Jatim itu mengatakan, Andika adalah seorang pria berprinsip dan dan konsisten membela yang benar, bahkan ketika posisinya diperhadap-mukakan dengan budaya politik arus utama dan opini publik, ia tetap tegar berdiri di atas kebenaran dan konstitusi. “Itulah alasannya, Pendekar Indonesia memohon secara terbuka pada hari Minggu, 9 Oktober 2022 lalu agar Bapak Andika Perkasa setelah nanti purna tugas sebagai Panglima TNI, bersedia melanjutkan karya pelayanan kepada rakyat Indonesia dengan maju menjadi calon Presiden 2024-2029,” terang Dedy.

“Kami mendukung arahan Pak Jokowi agar parpol mencari tokoh yang benar sebagai pemimpin bangsa. Bagi kami, tokoh yang benar itu adalah Jenderal Andika Perkasa. Oleh sebab itu, kami membutuhkan dukungan masyarakat Indonesia untuk turut memohon Jenderal Andika Perkasa kembali melanjutkan karya pelayanan beliau bagi bangsa ini. Mari kita dukung beliau sebagai Presiden RI 2024-2029, demi mewujud-nyatakan mimpi kita akan suatu negeri Indonesia yang sejahtera itu benar-benar terjadi,” pungkas Dedy.

Komentar

Berita Terkait

SD Notre Dame Puri Indah Wisudakan 86 Anak Kelas VI
SMP Notre Dame Wisudakan 70 anak Kelas IX
Fakultas Filsafat Unwira Menggelar Diskusi AI dan Masa Depan Filsafat
Sejumlah Catatan Kritis Pers dan Warganet terhadap Amicus Curiae dan Dissenting Opinion dalam Putusan MK
Prodi Ilmu Pemerintahan Unwira Selenggarakan Seminar Hari Kartini
Peredaran Hoaks Pemilu 2024 Masih Besar
Fakultas Filsafat Unwira Adakan Seminar Internasional sebagai Bentuk Tanggapan terhadap Krisis Global    
Tujuan Politik adalah Keadilan bagi Seluruh Rakyat
Berita ini 71 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 26 Agustus 2024 - 10:47 WITA

Alexis de Tocqueville dan Tantangan Demokrasi: Mengapa Agama Sangat Penting bagi Masyarakat Demokratis?

Senin, 26 Agustus 2024 - 10:28 WITA

DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?

Rabu, 21 Februari 2024 - 19:07 WITA

Lingkaran Setan Kurasi Algoritma di Era Demokrasi

Minggu, 18 Februari 2024 - 16:18 WITA

Demokrasi dan Kritisisme

Jumat, 9 Februari 2024 - 18:26 WITA

Saat Kaum Intelektual Lamban ‘Tancap Gas’: Apakah Tanda Kritisisme Musiman?

Selasa, 6 Februari 2024 - 19:06 WITA

Dari Ledalero untuk Indonesia: Menyelamatkan Demokrasi dari Jerat Kuasa?

Senin, 22 Januari 2024 - 20:58 WITA

Debat Pilpres Bukanlah Forum Khusus Para Elit

Rabu, 3 Januari 2024 - 06:57 WITA

Independensi, Netralitas Media dan Pemilu 2024

Berita Terbaru

Filsafat

Paus Fransiskus: Spes non Confudit!

Jumat, 6 Sep 2024 - 23:37 WITA

! Без рубрики

test

Kamis, 29 Agu 2024 - 02:31 WITA

steroid

Understanding Oral Steroids and Their Course

Rabu, 28 Agu 2024 - 14:43 WITA

Politik

DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?

Senin, 26 Agu 2024 - 10:28 WITA