DKI Banjir, Pengamat: Saatnya Manajemen Banjir Dikelola Swasta   

- Admin

Jumat, 7 Oktober 2022 - 12:16 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indodian.com – Banjir dan macet parah kembali membuat warga DKI mengeluh. Sejumlah titik lokasi di Jakarta terpantau diselimuti banjir. Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, ada 5 RT beserta 7 ruas jalan di Jakarta Selatan terdampak banjir. Seperti diketahui, hujan deras disertai angin kencang mengguyur wilayah DKI Jakarta pada siang hingga sore hari, Kamis (6/10/2022).

Terkait ini, pakar tata kota dan pengembangan wilayah dari Indonesia Center for Society and Culture (ICSC) Dr. Hendrawan Saragi menyoroti, “Banjir, macet, dan segala masalah terkait infrastruktur publik menjadi klasik karena pengelolanya bermasalah,” (Jakarta Selatan, 7/10/2022). Menurutnya, kejadian banjir di ibukota memberi suatu pelajaran bahwa yang gagal dalam pemerintahan provinsi.

“Dalam peristiwa ini menjadi jelas di mana sebagian besar kerusakan bukanlah pekerjaan alam, melainkan mereka yang ditugaskan untuk mencegah terjadinya bencana seperti ini,” ujar Saragi. Sistem pembuangan air, drainase dan tanggul-tanggul yang dimiliki oleh pemerintah seharusnya beroperasi efektif. Jikalau beroperasi efektif maka ketidaknyamanan, ketakutan, kerusakan barang, dan kehilangan nyawa dapat dihindari, terang alumni ITB itu.

Baca juga :  Urgensi Literasi Digital di Era Pasca-Kebenaran 

Ia menambahkan, kegagalan adalah hal yang lumrah karena manusiawi, tetapi yang perlu dipertanggungjawabkan di depan publik adalah bagaimana sebenarnya mekanisme sistem yang bekerja antara fungsi dan kualitas infrastruktur yang dibangun dengan biaya yang terkait pemeliharaan dan jaminannya terhadap kegagalan operasional.

“Siapa yang akan dipuji jikalau sistem berhasil dan siapa yang akan dihukum bila gagal? Akankah pemerintah provinsi DKI Jakarta membayarkan kerugian yang diderita oleh masyarakat di dalam banjir ini?” tanya Saragi. Pria yang pernah studi di Rotterdam, Belanda itu menerangkan, mekanisme umpan balik seperti ini hanya bisa didapatkan di perusahaan swasta.

“Apakah sudah saatnya pengelolaan infrastruktur banjir ini diserahkan kepada swasta? Hanya di pengelolaan swastalah ada kemungkinan kesesuaian antara biaya pengeluaran dan kinerja, antara risiko dan tanggung jawab, antara pekerjaan yang perlu dilakukan dan sarana untuk mencapainya,” katanya.

Baca juga :  Merawat Keindonesiaan

Saragi berargumen, di dalam sistem pengelolaan pemerintah tidak mungkin ada perhitungan rasional untung-rugi, akuntansinya adalah membelanjakan anggaran dan terkadang rasa krisis sudah lenyap. Pemanfaatan sumberdaya tidak akan pernah optimal dan rawan korupsi. Namun, di dalam pengelolaan swasta, operasional dan efisiensi bisa meningkat karena ada insentif di mana mereka harus mendapatkan keuntungan dengan cara menggunakan segala pengetahuannya mengenai pasar, berinisiatif, dan berkompetisi sehingga kinerja meningkat.

Ia menambahkan, privatisasi adalah satu-satunya jalan kembali ke hari-hari tenang di mana sistem infrastruktur pengendali banjir dianggap sebagai suatu keajaiban ilmu teknik. Masyarakat tidak lagi harus merugi, putus asa karena harus mengalami mimpi buruk akibat banjir yang semestinya dikelola oleh pemerintah.

“Faktanya, ada masa yang sangat bagus di berbagai kota di belahan dunia ketika infrastruktur pengendali banjir di bawah pengelolaan pihak swasta. Sejarah membuktikan bahwa pasar lah yang secara konsisten memberikan layanan yang lebih baik daripada pemerintah. Infrastruktur pengendali banjir dapat dan perlu diserahkan kepada sektor,” pungkas Saragi.

Baca juga :  Populisme Laclauian Kontra Oligarki di Indonesia

Sementara itu, Ketua ICSC Dedy Mahendra mengatakan, banjir di Jakarta mungkin saja karena lonjakan curah hujan yang tak mampu dibendung, tetapi seharusnya kepiawaian tata kota mampu memitigasi awal sebelum terjadi musibah.

“Banjir kan sudah sering terjadi, kenapa masih belum bisa diatasi oleh Pemprov? Kasihan warga, jadi Pemprov sudah seharusnya bekerja maksimal untuk memperbaiki situasi ini. Saya kira wajar jika ada wacana manajemen banjir diserahkan pada swasta,” kata Dedy.

“Penanganan masalah banjir bisa saja diserahkan pada swasta jika mereka memang lebih mampu, karena selama ini pemerintah provinsi belum mampu,” pungkas Dedy.

*Tim Publikasi ICSC

Komentar

Berita Terkait

SD Notre Dame Puri Indah Wisudakan 86 Anak Kelas VI
SMP Notre Dame Wisudakan 70 anak Kelas IX
Fakultas Filsafat Unwira Menggelar Diskusi AI dan Masa Depan Filsafat
Sejumlah Catatan Kritis Pers dan Warganet terhadap Amicus Curiae dan Dissenting Opinion dalam Putusan MK
Prodi Ilmu Pemerintahan Unwira Selenggarakan Seminar Hari Kartini
Peredaran Hoaks Pemilu 2024 Masih Besar
Fakultas Filsafat Unwira Adakan Seminar Internasional sebagai Bentuk Tanggapan terhadap Krisis Global    
Tujuan Politik adalah Keadilan bagi Seluruh Rakyat
Berita ini 77 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 26 Agustus 2024 - 10:47 WITA

Alexis de Tocqueville dan Tantangan Demokrasi: Mengapa Agama Sangat Penting bagi Masyarakat Demokratis?

Senin, 26 Agustus 2024 - 10:28 WITA

DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?

Rabu, 21 Februari 2024 - 19:07 WITA

Lingkaran Setan Kurasi Algoritma di Era Demokrasi

Minggu, 18 Februari 2024 - 16:18 WITA

Demokrasi dan Kritisisme

Jumat, 9 Februari 2024 - 18:26 WITA

Saat Kaum Intelektual Lamban ‘Tancap Gas’: Apakah Tanda Kritisisme Musiman?

Selasa, 6 Februari 2024 - 19:06 WITA

Dari Ledalero untuk Indonesia: Menyelamatkan Demokrasi dari Jerat Kuasa?

Senin, 22 Januari 2024 - 20:58 WITA

Debat Pilpres Bukanlah Forum Khusus Para Elit

Rabu, 3 Januari 2024 - 06:57 WITA

Independensi, Netralitas Media dan Pemilu 2024

Berita Terbaru

Filsafat

Paus Fransiskus: Spes non Confudit!

Jumat, 6 Sep 2024 - 23:37 WITA

! Без рубрики

test

Kamis, 29 Agu 2024 - 02:31 WITA

steroid

Understanding Oral Steroids and Their Course

Rabu, 28 Agu 2024 - 14:43 WITA

Politik

DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?

Senin, 26 Agu 2024 - 10:28 WITA