Perjalanan Panjang El Barca Sebelum Buka Puasa di La Cartuja

- Admin

Senin, 19 April 2021 - 13:06 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemain Barcelona, Lionel Messi mengangkat trofi kemenangan Copa del Rey di Stadion La Cartuja, Spanyol 17 April 2021 (Sumber: handout via Reuters, 2021)

Pemain Barcelona, Lionel Messi mengangkat trofi kemenangan Copa del Rey di Stadion La Cartuja, Spanyol 17 April 2021 (Sumber: handout via Reuters, 2021)

Indodian.com, Barcelona baru saja memeluk trofi Copa del Rey untuk ke tiga puluh satu kalinya usai sukses membantai Athletic de Bilbao di Estadio La Cartuja, Sevilla (18/04/2021) dengan skor 4-0. Copa del Rey menjadi trofi pertama Barcelona musim ini sekaligus mengakhiri puasa gelar selama 721 hari.

Barcelona tampil buruk musim lalu sehingga mengarungi musim tanpa meraih satu trofi pun. Mereka harus merelakan trofi La Liga yang sudah dipertahankan selama dua musim berturut-turut jatuh ke pelukan sang rival, Real Madrid.

Baca Juga : Catatan Pendek Pasca Pekan Berat Real Madrid
Baca Juga : Masyarakat Risiko, Terorisme, dan Kemanusiaan Kita

Kedatangan Antonie Griezman dan Frenkie de Jong belum mampu memberikan gelar apa-apa. Padahal, klub sekaliber Barcelona dituntut harus mampu mempersembahkan gelar setiap musim.

Sebenarnya La Blaugrana mempunyai kesempatan untuk mengakhiri puasa gelar lebih cepat kala melakoni final Cuper Copa de Espana. Namun hal tersebut gagal mereka manfaatkan karena takluk di tangan Athletic de Bilbao.

Musim ini pun Barcelona berpeluang mendapatkan 2 trofi, yaitu La Liga dan Copa del Rey. Copa del Rey sudah dalam pelukan dan La Liga masih dalam perebutan. Sedangkan mimpi mereka untuk menjadi kampiun Liga Champions telah pupus setelah kandas di tangan PSG.

Perjalanan Menuju Copa del Rey

Perjalanan Barcelona dalam meraih gelar Copa del Rey sempat terseok-seok. Bersua tim kasta ketiga Liga Spanyol, Cornella, La Blaugrana dipaksa harus bermain di babak extra time sebelum memenangkan pertandingan dengan skor 0-2.

Kemudian mereka dijamu Rayo Valecano di putaran kedua. Dembelle dkk menang dengan skor 1-2—kurang meyakinkan.

Baca Juga : Colin Crouch tentang Post-Demokrasi
Baca Juga : Menikmati Wisata Kopi Detusoko

Pada perempat final, perjalanan Barcelona hampir terhenti di tangan Granada. Hingga menit ke-88’ Granada masih unggul 2:0 atas tim tamu. Untungnya, passion sebagai kampiun Copa del Rey terbanyak muncul di menit-menit akhir pertandingan.

Baca juga :  Menanti Xavi Hernandez yang Datang Saat Schadenfreude Terlanjur Menjadi Kewajiban Moral

Kedudukan berimbang setelah Antonie Griezman dan Jordi Alba masing-masing mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-88’ dan 90+2’. 

Foto: Marcelo Del Pozo/Reuters, 2021

Pertandingan dilanjutkan ke babak extra time dan mereka memaksa Granada mengakui keunggulan mereka dengan skor akhir 3-5. Antonie Griezman, Jordi Alba, dan Frenkie de Jong secara bergantian membukukan nama di papan skor.

Di babak semifinal, Barcelona keok pada partai pertama melawan Sevilla. Ivan Rakitic, mantan pemain Barca, menyumbangkan satu gol pada laga itu. Ia memaksa sahabat dekatnya, Marc Andre ter Stegen memungut bola dari gawangnya sendiri. Satu gol lainnya dilesakkan oleh Julies Kounde pada menit ke-25. Sevilla 2-0 Barcelona.

Beruntung bagi Barcelona, babak semifinal dimainkan dalam dua pertandingan. Masing-masing tim secara bergantian menjadi tuan rumah. 

Kala berkunjung ke Camp Nou, Sevilla bermodalkan dua gol. Peluang untuk lolos ke final terbuka sangat lebar. Bermain imbang atau kebobolan satu gol saja sudah sangat cukup untuk melenggang ke partai puncak.

Pada partai leg kedua, Barca mencetak gol cepat melalui aksi Ousmane Dembele pada menit ke-12. Gol itu memantik semangat para pemain Barca untuk terus menekan tim tamu. Jual beli serangan tidak dapat dihindarkan. Tembakan demi tembakan dilancarkan oleh kedua tim.

Penalti diberikan kepada Sevilla setelah Lucas Ocampos dilanggar Oscar Mingueza pada menit ke-73’. Untung saja ter Stegen berhasil membaca arah bola dan menggagalkan penalti Ocampos itu.

Barcelona kembali diuntungkan injury time. Gol telat Gerard Pique pada menit ke-90+3 membuat pertandingan dilanjutkan hingga babak extra time. Setelah gol Martin Braithwaite, kemenangan 3-2 secara agregat untuk Barcelona dikunci hingga peluit akhir dibunyikan. El Barca melenggang ke partai final.

Baca juga :  Penyakit Lisandro Martinez di MU: Hanya “Achilles Heel” atau Selamanya Akan Selalu Buruk?

Partai Puncak-Buka Puasa

Pada partai puncak, pasukan Ronald Koeman dihadapkan dengan Athletic Bilbao. Selain meraih trofi, laga ini membuka peluang bagi Lionel Messi dkk untuk membalas dendam karena beberapa waktu lalu Bilbao merebut trofi Super Copa de Espana dari mereka.

Barcelona tampil mendominasi selama pertandingan. Serangan demi serangan dilancarkan tanpa henti. Formasi 3-5-2 yang dipakai Koeman berhasil menerapkan total football.

Kembalinya Gerard Pique menambah kekuatan di lini belakang. Turun sebagai starter, Pique tampil apik sebelum akhirnya digantikan oleh Ronald Araujo. Kepiawaiannya mengontrol barisan pertahanan sangat baik.

Baca Juga : Tubuh Dan Persetubuhan Itu Suci
Baca Juga : Menikmati Wisata Kopi Detusoko

Hal ini membuat ter Stegen terlihat seperti hakim garis di bawah mistar gawang. Sementara di pihak lawan, Unai Simon sibuk menghalau beberapa tembakan yang mengarah ke gawangnya. Barcelona bisa saja unggul di babak pertama jika tendangan Frenkie de Jong tidak membentur tiang gawang pada menit ke-5.

Athletic Bilbao bergantian memberikan serangan pada menit ke-12. Sebuah tendangan bebas yang diarahkan tepat ke dalam gawang gagal dimaksimalkan. Sentuhan pemain Bilbao hanya melebar sepersekian senti meter di samping kanan gawang.

Barcelona kembali menyerang di bawah koordinasi sang kapten, Lionel Messi. Beruntung bagi Bilbao, sepakan jarak dekat Messi masih bisa dimentahkan oleh Unai Simon. Pada menit ke-41 skema serangan balik Athletic Bilbao hampir saja membuahkan gol.

Inaki William memberikan umpan ke kotak pinalti Barcelona. Namun ter Stegen dengan sigap memotong arah laju bola. Hingga turun minum, skor kaca mata masih belum berubah.

Pada menit ke-48, Messi memberikan umpan kepada Sergino Dest yang menyisir sisi kiri pertahanan lawan. Dest menyambut umpan Messi dengan menyodorkan bola langsung kepada Griezman. Lagi-lagi Unai Simon menggagalkan sepakan Griezman dengan kaki kirinya.

Baca juga :  Catatan Pendek Pasca Pekan Berat Real Madrid

Baca Juga : Pengorbanan Melahirkan Kehidupan
Baca Juga : Merawat Simpul Empati

Pedri dan Busquets bergantian memberikan serangan pada menit ke-52’ dan 53’. Namun belum membuahkan gol. Unai Simon selalu saja lebih cepat menghalau bola keluar dari gawangnya. Aksinya kali ini benar-benar membuat Busquets sangat frustasi.

Akhirnya Griezman memecah kebuntuan pada menit ke 60’. Ia berhasil mencetak gol usai memanfaatkan assist Frenkie de Jong. Kedudukan berubah mejadi 1-0 untuk Barcelona.

Tak butuh waktu lama, El Barca menggandakan keunggulan lewat gol diving Frenkie de Jong. Ia berhasil lolos dari kawalan pemain Bilbao untuk memanfaatkan assist Jordi Alba. Pada menit ke-68’, El Barca kembali mengukir gol lewat kombinasi apik Messi-de Jong. Messi memberikan tembakan terukur yang membuat kiper Bilbao mati langkah.

Gol keempat berawal dari aksi Pedri yang memberikan umpan jauh kepada Alba yang berdiri kosong di sisi kiri lapangan. Setelah pass to pass dengan Griezman, Alba berlari secepat kilat menuju area pertahanan lawan. Lagi-lagi menyodorkan bola ke area penalti, ke arah Messi yang berlari menyambutnya. Unai simon yang sempat membaca arah bola gagal menepisnya keluar.

Athletic Bilbao belum menyerah. Tendangan pojok Raul Garcia hampir saja berujung gol pada menit ke-84’. Namun gawang ter Stegen tetap aman ketika bola masih melesat di atas mistar. Hingga peluit akhir dibunyikan, kedudukan tetap 4-0 untuk keunggulan skuad asuhan Ronald Koeman.

Lionel Messi menjadi man of the match pada pertandingan ini. Tapi Frenkie de Jong adalah salah satu pemain yang paling bersinar. Ia berhasil menciptakan dua assist dan satu gol. De Jong juga menguasai hampir seluruh lapangan. Kinerjanya bersama Pedri dan Busquet menjadikan lini tengah Barcelona tetap solid. 

Penulis : Wandro J. Haman

Komentar

Berita Terkait

Kroasia: Perang, Luka Modric dan Sepak Bola
Penyakit Lisandro Martinez di MU: Hanya “Achilles Heel” atau Selamanya Akan Selalu Buruk?
Menanti Xavi Hernandez yang Datang Saat Schadenfreude Terlanjur Menjadi Kewajiban Moral
Zidane, Tuchel, dan Tuhan
Kemenangan Barcelona di Mata Seorang Madridista Setengah Moderat
Catatan Pendek Pasca Pekan Berat Real Madrid
Berita ini 40 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 26 Agustus 2024 - 10:47 WITA

Alexis de Tocqueville dan Tantangan Demokrasi: Mengapa Agama Sangat Penting bagi Masyarakat Demokratis?

Senin, 26 Agustus 2024 - 10:28 WITA

DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?

Rabu, 21 Februari 2024 - 19:07 WITA

Lingkaran Setan Kurasi Algoritma di Era Demokrasi

Minggu, 18 Februari 2024 - 16:18 WITA

Demokrasi dan Kritisisme

Jumat, 9 Februari 2024 - 18:26 WITA

Saat Kaum Intelektual Lamban ‘Tancap Gas’: Apakah Tanda Kritisisme Musiman?

Selasa, 6 Februari 2024 - 19:06 WITA

Dari Ledalero untuk Indonesia: Menyelamatkan Demokrasi dari Jerat Kuasa?

Senin, 22 Januari 2024 - 20:58 WITA

Debat Pilpres Bukanlah Forum Khusus Para Elit

Rabu, 3 Januari 2024 - 06:57 WITA

Independensi, Netralitas Media dan Pemilu 2024

Berita Terbaru

Filsafat

Paus Fransiskus: Spes non Confudit!

Jumat, 6 Sep 2024 - 23:37 WITA

! Без рубрики

test

Kamis, 29 Agu 2024 - 02:31 WITA

steroid

Understanding Oral Steroids and Their Course

Rabu, 28 Agu 2024 - 14:43 WITA

Politik

DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?

Senin, 26 Agu 2024 - 10:28 WITA