LANGKAH STRATEGIS DAN INOVASI
Untuk mewujudkan konsep pendidikan 4.0 dan Society 5.0, hendaknya lembaga pendidikan di tanah air mengembangkan tiga langkah strategis dan inovasi yang meliputi:
Pertama, implementasi menyeluruh Outcome Based Education (OBE).Pembelajaran yang dikembangkan melalui kurikulum digunakan untuk menghasilkan profil lulusan dengan kompetensi yang mampu menjawab kebutuhan pengguna (graduate employability).
Penerapan pembelajaran berbasis luaran (outcome based education) menjadi sebuah keharusan untuk memberikan ruang dalam merumuskan capaian pembelajaran (learning outcome); desain ulang kurikulum, pengembangan karakter dan kreativitas siswa/mahasiswa, keselarasan yang konstruktif antarkompetensi, metode pembelajaran, hingga sistem penilaian.
Kedua, Pengembangan Metode dan Konten Pembelajaran, melalui empat model.
1) Student Centered Learning.
Paradigma pembelajaran diarahkan dengan mengganti peran dosen/guru menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran. Implementasi student centered learning (SCL) yang dikombinasikan dengan student teacher aesthetic role-sharing (STAR). Metode yang harus digunakan adalah experience-based learning, experiment-based learning, project-based learning, dan flipped learning.
2) implementasi Blanded Learning.
Blended learning merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan mengkombinasikan pelaksanaan pembelajaran secara tatap muka di kelas dengan pembelajaran interaktif dalam jaringan (daring). Mentode ini mendorong siswa/mahasiswa menggunakan sumber belajar internal dan eksternal dengan memanfaatkan teknologi informasi.
3) Visual Based Learning.
Konten pengetahuan harus dikuatkan menggunakan bentuk visual media berbasis TI berupa video, grafik, simbol, kata kunci, animasi,dll.
4) desiminasi Pengetahuan Melalui Kanal Pengetahuan dan Menara Ilmu.
Pemanfaatan produk desiminasi pengetahuan melalui kanal pengetahuan dan menara ilmu berpotensi menjadi pelengkap sumber belajar eksternal.
Kanal pengetahuan harus dikembangkan untuk mewadahi berbagai bentuk desiminasi pengetahuan yang dikemas dalam menara ilmu, video dokumenter, webinar, Massive Open Online Corse (MOOC) dan berbagai bentuk desiminasi lain yang harus dikembangkan, semisal academic production house, sebagai pusat pengembangan dan produksi konten-konten berbasis audio visual pendukung sember belajar dan desiminasi pengetahuan.
Ketiga, penyediaan Learning Space Pendukung. Karakteristik generasi Y dan Z yang akrab dengan dunia digital memudahkan mereka dalam membangun jaringan sosial (social nerwork), mengeksplorasi sumber belajar, berani menerima tantangan (risk taker), berkolaborasi lintas disiplin (borderless of sciences), dan selalu berambisi menghasilkan sesuatu hal yang baru dan berbeda.
Fasilitas proses dan metode pembelajaran yang fleksibel, kreatif, berbasis capaian, dan berorientasi pada hasil/prestasi dengan menyedikan ruang-ruang terbuka yang saling berjejaring dan kerja bersama (co-working space) menjadi sebuah kebutuhan yang harus disediakan.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya