Berpisah Dengan Pacar Toxic Bukanlah Dosa

- Admin

Senin, 26 Juli 2021 - 12:57 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Catatan Untuk Hati Yang Patah Dan Jiwa Yang Pernah Tersakiti

Berpisah dengan orang yang kamu cintai dengan alasan yang tak jelas mungkin pernah jadi sesuatu yang membuatmu merasa tidak layak untuk dicintai. Entah karena diselingkuhi, diberi harapan palsu, ditinggal tanpa kabar atau karena diperlakukan secara tidak manusiawi. Mungkin kepergian pacar kamu waktu itu membuatmu sulit untuk percaya diri dan mempercayakan hati lagi pada seseorang yang menawarkan hatinya untuk bisa dipercaya seutuhnya.

Perasaan kecewa bisa jadi alasan yang membuatmu merasa lebih baik tanpa terikat hubungan dengan siapapun. Hanya ingin menghindari patah hati terjadi lagi. Hanya karena merasa percuma berpindah singgah ketika hati masih belum merasa pulih seutuhnya. Tidak semua berpindah singgah akan membuat patah hati sebelumnya sembuh dengan mudah.

Baca juga :  Menalar Sikap Gereja terhadap Kaum Homosekual

Baca Juga : Politik Identitas ‘Racun’ Demokratisasi
Baca Juga : Sepucuk Surat untuk Pengantin Perempuan

Bagi saya, mungkin sebaiknya setiap hati yang pernah terluka lebih baik memilih sendiri untuk sementara waktu. Tanpa terburu-buru untuk pindah hanya untuk mengusir rasa kesepian semata. Semua hati akan patah ketika dikecewakan. Semua hati akan sembuh ketika bisa menerima kenyataan. Yang menjadikan luka sulit untuk sembuh adalah ketika hati belum sanggup menerima kenyataan.

Percayalah bahwa seseorang yang tepat tak akan pernah menyakiti apalagi meninggalkan. Seseorang yang salah akan pergi dengan cepat sekeras apapun kita menahan. Orang yang pantas kita cintai adalah yang menghargai kita dan menganggap kita berharga. Kita berhak hidup bahagia dengan orang yang kita cintai. Orang yang kita cintai berhak hidup bahagia dengan orang yang ia cintai. Dan jika kalian sedang menjalin relasi dengan seseorang, namun dalam kadar yang sudah tidak waras dan sehat, merelakan adalah satu-satunya cara untuk tidak terus tersakiti!

Baca juga :  Pernikahan Dini: Pandemik Yang Belum Juga Berakhir

Mau jomlo atau sendiri dulu setelah patah hati, tidak masalah. Kamu ‘Perempuan Merdeka’, sehingga kamu berhak menentukan pilihan yang tepat untuk dirimu sendiri. Jangan menjajah diri sendiri hanya untuk memenuhi ekspektasi orang lain. Jangan menyiksa diri sendiri hanya karena takut atau malu dikomentari miring oleh orang lain yang belum tentu paham soal perjalanan hidupmu.

Baca juga :  Korupsi dan Ketidakadilan Gender

Teruntuk kamu yang sedang menjomblo dan mencoba pulih dari patah hati atau sedang dekat dengan seseorang karena sudah merasa siap menjalin hubungan baru dengan seseorang yang kamu rasa lebih pantas untuk kamu cintai, sampaikan ini pada calon pacarmu: “Semoga kelak, jika aku telah sampai padamu, kita sama-sama mengerti bahwa kita terbentuk dari benturan-benturan masa lalu. Hingga kita tak perlu saling menghakimi atas apa yang pernah kita lalui!!”

Komentar

Berita Terkait

Apa Kabar Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga?
Menalar Sikap Gereja terhadap Kaum Homosekual
Misoginis Si “Pembunuh” Wanita
Memahami Term ‘Pelacur’
Perempuan Korban Pelecehan Seksual Cenderung Bungkam, Mengapa?
Bagaimana Peran Media Dalam Melawan dan Menghapuskan Kekerasan Terhadap Anak?
Jejak Pelayanan Transpuan di Gereja Maumere
Perempuan, Iklan dan Logika Properti
Berita ini 485 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 26 Agustus 2024 - 10:47 WITA

Alexis de Tocqueville dan Tantangan Demokrasi: Mengapa Agama Sangat Penting bagi Masyarakat Demokratis?

Senin, 26 Agustus 2024 - 10:28 WITA

DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?

Rabu, 21 Februari 2024 - 19:07 WITA

Lingkaran Setan Kurasi Algoritma di Era Demokrasi

Minggu, 18 Februari 2024 - 16:18 WITA

Demokrasi dan Kritisisme

Jumat, 9 Februari 2024 - 18:26 WITA

Saat Kaum Intelektual Lamban ‘Tancap Gas’: Apakah Tanda Kritisisme Musiman?

Selasa, 6 Februari 2024 - 19:06 WITA

Dari Ledalero untuk Indonesia: Menyelamatkan Demokrasi dari Jerat Kuasa?

Senin, 22 Januari 2024 - 20:58 WITA

Debat Pilpres Bukanlah Forum Khusus Para Elit

Rabu, 3 Januari 2024 - 06:57 WITA

Independensi, Netralitas Media dan Pemilu 2024

Berita Terbaru

Filsafat

Paus Fransiskus: Spes non Confudit!

Jumat, 6 Sep 2024 - 23:37 WITA

! Без рубрики

test

Kamis, 29 Agu 2024 - 02:31 WITA

steroid

Understanding Oral Steroids and Their Course

Rabu, 28 Agu 2024 - 14:43 WITA

Politik

DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?

Senin, 26 Agu 2024 - 10:28 WITA