Pembelajaran Lenting Bencana
Dalam rangka rekoveri pendidikan di Indonesia pasca bencana tiga langkah berikut harus dilakukan oleh pemerintah atau pemerintah daerah.
Pertama tahap Inisiasi. Pada tahap ini dimana semua komponen pendidikan mulai menyadari dan mengembangkan sebuah strategi yakni terus menerus melakukan promosi, bahwa negeri kita masih layak sebagai tempat tujuan akhir pendidikan. Oleh karena itu kita tidak perlu tergesa-gesa mengirimkan anak-anak kita kuliah ke luar negeri. Semua stakeholders bekerja secara sinergi untuk terus melakukan berbagai upaya agar masyarakat tetap percaya bahwa mutu pendidikan kita pasca bencana tidak berbeda dengan sebelum bencana.
Kedua tahap institusionalisasi. Pada tahap ini di mana usaha pengembangan dan perluasan semua komponen, bahwa memang akibat bencana alam banyak infrastruktur pendidikan mengalami kerusakan.
Dalam tahap ini harus diikuti pula perbaikan menajemen pendidikan lenting bencana kualitas, meliputi: perencanaan sistem kualitas, pengendalian sistem kualitas, dan peningkatan sistem kualitas. Di samping tahap institusionaliasi secara terus menerus melakukan desain pembelajaran lenting bencana, terutama bagi siswa yang mengalami dampak psikologis.
Pembelajaran lenting bencana apabila dioperasionalkan, maka akan terdiri atas empat komponen utama, yaitu, 1) penelitian terhadap ketahanan mental siswa terhadap bencana, 2) desain proses pembelajaran lenting bencana, 3) operasional proses pembelajaran yang interaktif, 4) target lulusan yang kompetitif dan berkualitas ke pasar tenaga kerja.
Dalam hal ini manejemen pendidikan pasca bencana memerlukan suatu interaksi tetap antara ketahanan mental siswa, desain proses pendidikan berbasis kompetensi, operasional pendidikan yang interaktif, dan bertanggungjawab menghasilkan lulusan yang kompetitif dan berkualitas ke pasar tenaga kerja, agar pendidikan kita mampu berkompetisi dalam persaingan global.
Ketiga, tahap internalisasi. Pada tahap ini semua komponen masyarakat sudah bersinergi, di mana komponen pendidikan, sosial budaya dan ekonomi dan lembaga publik telah terbentuk, baik pendidikan formal dan non formal. Komponen masyarakat harus memiliki sistem terkoordinasi, baik dengan pemilik usaha maupun infrastruktur lainnya seperti pariwisata, budaya sudah terpulih keadaanya seperti semula. Berangkat dari kejatuhannya paska bencana pendidikan di kita pun bangkit dengan jaya.**
*)Ben Senang Galus, penulis buku dan dosen beberapa perguruan tinggi Swasta di Yogyakarta
Halaman : 1 2