Optimalisasi Layanan Pelabuhan Podor dalam Meningkatkan PADes Desa Lewohedo

- Admin

Selasa, 27 Juli 2021 - 20:52 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tantangan Efisiensi Konsumsi Masyarakat

Sepanjang tahun, Pelabuhan Podor hanya memberikan kontribusi yang sangat signifikan pada bulan-bulan tertentu saja, terutama pada bulan Juni hingga September.

Selain karena cuaca sangat mendukung untuk perjalanan laut, intensitas keluar masuk-kapal dari dan menuju Pelabuhan Podor serta kapasitas penumpang kapal sangat tinggi.

Sementara pada bulan lainnya, kapal-kapal akan bersandar di pelabuhan lain karena infrastruktur Pelabuhan Podor tidak cukup mampu menampung kapal yang masuk, apalagi jika saat itu adalah musim gelombang.

Baca juga :  Profesionalisme Guru di Tengah Pandemi

Dampaknya, masyarakat harus pergi ke pelabuhan di desa lainnya, seperti Pelabuhan Menanga di desa Menanga yang jaraknya ± 8 km atau Pelabuhan Lewo Kaha di desa Wulublolong yang jaraknya ± 2 km dengan mengendarai sepeda motor. Infrastruktur jalan menuju desa tersebut pun masih cukup parah.

Baca Juga : Belajar dari Ketajaman Pendengaran Kaum Difabel
Baca Juga : Bagaimana Peran Media Dalam Melawan dan Menghapuskan Kekerasan Terhadap Anak?

Baca juga :  Pendekar Indonesia Menggelar Simulasi Pasangan Calon Pimpinan Nasional 2024

Akibatnya, pengeluaran yang harus disiapkan oleh masyarakat desa untuk transportasi menuju Larantuka bisa meningkat 3 kali lipat. Sebagai gambaran, jika masyarakat Desa Lewohedo ingin pergi ke Larantuka dari Pelabuhan Podor, untuk transportasi saja, mereka hanya perlu menyiapkan Rp 30.000,00 untuk tiket pulang-pergi.

Baca juga :  Bias Urban dan Desa sebagai Subjek Media

Jika mereka hendak pergi ke Larantuka dari pelabuhan di desa lain, ongkos yang mereka siapkan bisa mencapai Rp90.0000,00 dengan rincian tiket kapal pulang-pergi Rp50.000,00 ditambah ongkos ojek pulang-pergi sebesar Rp40.000,00.

Kondisi ini biasanya terjadi pada musim-musim gelombang pada bulan Desember hingga Maret. Hal ini disayangkan, mengingat intensitas penumpang dari dan menuju Solor, terutama di akhir dan awal tahun cukup tinggi.

Komentar

Berita Terkait

Reproduksi Ruang di Kampung Nelayan
Menyoal  Pembagian Bibit Kopi di Mano
Dicky Senda, Model Cendekiawan Milenial dalam Pembangunan NTT
Bias Urban dan Desa sebagai Subjek Media
Desa: Sentra Budaya dan Peradaban
Berita ini 75 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 28 November 2023 - 23:35 WITA

Fakultas Filsafat Unwira Adakan Seminar Internasional sebagai Bentuk Tanggapan terhadap Krisis Global    

Sabtu, 11 November 2023 - 11:33 WITA

Tujuan Politik adalah Keadilan bagi Seluruh Rakyat

Jumat, 23 Juni 2023 - 07:01 WITA

Komunitas Circles Indonesia: Pendidikan Bermutu bagi Semua

Rabu, 17 Mei 2023 - 11:05 WITA

Mencerdaskan Kehidupan Bangsa melalui Kelas Belajar Bersama

Kamis, 4 Mei 2023 - 14:47 WITA

Mahasiswa Pascasarjana IFTK Ledalero Mengadakan PKM di Paroki Uwa, Palue   

Sabtu, 25 Maret 2023 - 06:34 WITA

Masyarakat Sipil Dairi Mendesak Menteri LHK Cabut Izin Persetujuan Lingkungan PT. DPM  

Sabtu, 21 Januari 2023 - 06:50 WITA

Pendekar Indonesia Menggelar Simulasi Pasangan Calon Pimpinan Nasional 2024

Selasa, 17 Januari 2023 - 23:01 WITA

Nasabah BRI Mengaku Kehilangan Uang di BRImo

Berita Terbaru

Pendidikan

Kaum Muda dan Budaya Lokal

Jumat, 15 Mar 2024 - 19:27 WITA

Politik

Lingkaran Setan Kurasi Algoritma di Era Demokrasi

Rabu, 21 Feb 2024 - 19:07 WITA

Politik

Demokrasi dan Kritisisme

Minggu, 18 Feb 2024 - 16:18 WITA