Di tengah-tengah kesibukannya, Mgr. Cosmas menyempatkan waktu untuk membaca. Salah satu buku hasil karyanya adalah “Menatap Masa Depan”. Suatu buku petunjuk Sinode Keuskupan Bogor 2002. Buku ini masih dipakai sampai sekarang dalam sinode di Keuskupan Bogor.
“Salah satu misi dalam tugas pelayanan sebagai uskup adalah membawa cahaya bagi umat. Ketika masih kecil sebagai anak lelaki saya ditugaskan untuk memegang obor waktu makan malam. Pada tahun 1963 ketika Ganefo saya dipercayakan untuk membawa obor Olimpiade Asia di Jakarta”. Pengalaman itu dalam refleksi Mgr. Cosmas adalah suatu penegasan untuk menjadi cahaya dalam tugas. ”Hal ini saya refleksikan dalam tugas pelayanan saya sebagai Uskup. Saya berusaha menjadi obor bagi sesama dalam tutur kata dan kesaksian hidup”.
Ketika umurnya semakin tua, pada tanggal 4 Januari 2012, Mgr. Cosmas meminta surat pengunduran diri sebagai uskup Bogor. Pada tahun itu juga dia memilih untuk menyepi dan kontemplasi di Gorontalo, Labuan Bajo, Manggarai Barat. “Saya memilih Labuan Bajo karena tenang untuk menyepi dari pelbagai kesibukan di ibu kota.”
Saat ini di tanah yang berukuran 1 hektare, Beliau menikmati masa tua dalam kesepian. Selain berefleksi dan kontemplasi, Mgr. Cosmas menanam pelbagai buah-buah di kebunnya. Pada akhir pekan banyak orang datang mengunjunginya untuk berdoa dan mendapat berkat dari beliau.
“Dalam kesunyian Gorontalo, saya tetap bekerja dalam doa agar misi gereja dan panggilan menjadi imam tetap bertumbuh di bumi Nuca Lale. Menjadi imam bukan soal jabatan tetapi pelayanan dengan semangat kerendahan hati dan kesederhaan dalam Tuhan”, pesannya merendah.