Uskup Sederhana dan Rendah Hati

- Admin

Rabu, 9 Maret 2022 - 16:44 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mgr. Michael Cosmas Angkur OFM

Mgr. Michael Cosmas Angkur OFM

Pembawa Obor Kehidupan

Di tengah-tengah kesibukannya, Mgr. Cosmas menyempatkan waktu untuk membaca. Salah satu buku hasil karyanya adalah “Menatap Masa Depan”. Suatu buku petunjuk Sinode Keuskupan Bogor 2002. Buku ini masih dipakai sampai sekarang dalam sinode di Keuskupan Bogor.

“Salah satu misi dalam tugas pelayanan sebagai uskup adalah membawa cahaya bagi umat. Ketika masih kecil sebagai anak lelaki saya ditugaskan untuk memegang obor waktu makan malam. Pada tahun 1963 ketika Ganefo saya dipercayakan untuk membawa obor Olimpiade Asia di Jakarta”.  Pengalaman itu dalam refleksi Mgr. Cosmas adalah suatu penegasan untuk menjadi cahaya dalam tugas. ”Hal ini saya refleksikan dalam tugas pelayanan saya sebagai Uskup. Saya berusaha menjadi obor bagi sesama dalam tutur kata dan kesaksian hidup”.

Baca juga :  Yosef Freinademetz Menantang Kita

Ketika umurnya semakin tua, pada tanggal 4 Januari 2012, Mgr. Cosmas meminta surat pengunduran diri sebagai uskup Bogor. Pada tahun itu juga dia memilih untuk menyepi dan kontemplasi di Gorontalo, Labuan Bajo, Manggarai Barat. “Saya memilih Labuan Bajo karena tenang untuk menyepi dari pelbagai kesibukan di ibu kota.”

Baca juga :  Pater Gallus, SVD: Misionaris untuk Orang Sakit   

Saat ini di tanah yang berukuran 1 hektare, Beliau menikmati masa tua dalam kesepian. Selain berefleksi dan kontemplasi, Mgr. Cosmas menanam pelbagai buah-buah di kebunnya. Pada akhir pekan banyak orang datang mengunjunginya untuk berdoa dan mendapat berkat dari beliau.

Baca juga :  Puan Maharani dan Warisan Kebajikan tentang Lingkungan Hidup

“Dalam kesunyian Gorontalo, saya tetap bekerja dalam doa agar misi gereja dan panggilan menjadi imam tetap bertumbuh di bumi Nuca Lale. Menjadi imam bukan soal jabatan tetapi pelayanan dengan semangat kerendahan hati dan kesederhaan dalam Tuhan”, pesannya merendah.

Komentar

Berita Terkait

Selamat Jalan ‘Sang Pengganggu’ (Eulogi P. George Kirchberger, SVD)
Yosef Freinademetz Menantang Kita
Membaca Jejak Politik Perempuan Sebagai Jalan Keadilan
Puan Maharani dan Warisan Kebajikan tentang Lingkungan Hidup
Pater Gallus, SVD: Misionaris untuk Orang Sakit   
Berita ini 157 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 28 November 2023 - 23:35 WITA

Fakultas Filsafat Unwira Adakan Seminar Internasional sebagai Bentuk Tanggapan terhadap Krisis Global    

Sabtu, 11 November 2023 - 11:33 WITA

Tujuan Politik adalah Keadilan bagi Seluruh Rakyat

Jumat, 23 Juni 2023 - 07:01 WITA

Komunitas Circles Indonesia: Pendidikan Bermutu bagi Semua

Rabu, 17 Mei 2023 - 11:05 WITA

Mencerdaskan Kehidupan Bangsa melalui Kelas Belajar Bersama

Kamis, 4 Mei 2023 - 14:47 WITA

Mahasiswa Pascasarjana IFTK Ledalero Mengadakan PKM di Paroki Uwa, Palue   

Sabtu, 25 Maret 2023 - 06:34 WITA

Masyarakat Sipil Dairi Mendesak Menteri LHK Cabut Izin Persetujuan Lingkungan PT. DPM  

Sabtu, 21 Januari 2023 - 06:50 WITA

Pendekar Indonesia Menggelar Simulasi Pasangan Calon Pimpinan Nasional 2024

Selasa, 17 Januari 2023 - 23:01 WITA

Nasabah BRI Mengaku Kehilangan Uang di BRImo

Berita Terbaru

Pendidikan

Kaum Muda dan Budaya Lokal

Jumat, 15 Mar 2024 - 19:27 WITA

Politik

Lingkaran Setan Kurasi Algoritma di Era Demokrasi

Rabu, 21 Feb 2024 - 19:07 WITA

Politik

Demokrasi dan Kritisisme

Minggu, 18 Feb 2024 - 16:18 WITA