Plus Minus Jika Ganjar Pranowo Diduetkan dengan Ridwan Kamil

- Admin

Selasa, 25 April 2023 - 16:58 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indodian.com – Ganjar Pranowo butuh cawapres yang bisa perluas basis dukungan. Elektabilitasnya memang selalu tinggi, tapi jaraknya dengan Anies Baswedan dan Prabowo Subianto terbilang cukup rawan.

Selain potensial untuk saling “nyalip,” tiga tokoh ini punya satu kelemahan yang sama: mereka punya keterbatasan dalam penguasaan arena politik.

Elektabilitas mereka kuat di wilayah tertentu, tapi cenderung lemah di wilayah lain; kuat di kelompok sosial-ekonomi tertentu, tapi lemah di kelompok lain.

Anies misalnya, sangat kuat di wilayah aglomerasi Jabodetabek, tapi (menurut Waketum NasDem Ahmad Ali) lemah di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Begitu juga dengan Ganjar. Ganjar kuat di Pulau Jawa, tapi cenderung lemah di luar Jawa. Dalam survei terbaru Litbang Kompas, (Kompas.id, 25/5/2023) ditunjukkan bahwa 64,1 persen pendukung Ganjar berdomisili di Pulau Jawa.

Baca juga :  Merawat Ingatan Bangsa Amnesia

Dari sisi status (pendidikan, sosial-ekonomi, usia, dan jenis kelamin), sebaran pendukung Ganjar juga tidak merata.

Pendukung terbanyak Ganjar berasal dari golongan masyarakat dengan latar belakang pendidikan menengah (47,6 persen), sosial ekonomi menengah ke bawah (44,0 persen), usia 24-40 (41,5 persen), dan berjenis kelamin laki-laki (53,5 persen).

Keterbatasan yang dialami Ganjar ini (yang juga dialami Anies dan Prabowo) serentak membuat kehadiran seorang cawapres menjadi sangat signifikan. Seperti kata Jufuf Kalla, seorang cawapres harus bisa memperluas basis dukungan.

Dalam konteks ini, bagaimana kalau seandainya Ganjar diduetkan dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil? (Selepas Shalat Idul Fitri kemarin, Presiden Jokowi menyebut nama Ridwan di antara tujuh tokoh yang dianggap layak dampingi Ganjar).

Baca juga :  Demokrasi dan Kritisisme

Dari sisi penguasaan wilayah politik, sekilas terlihat Ganjar dan Ridwan punya basis yang sama: Pulau Jawa (Ridwan Kamil punya 63,0 persen suara Ridwan Kamil berasal dari masyarakat di Pulau Jawa).

Kalau tujuannya memperluas basis dukungan, kenyataan ini buruk; tapi untuk perkuat dukungan, ini menjadi point plus.

Namun, perlu diketahui bahwa pendukung mereka terkonsentrasi di wilayah yang berbeda di Pulau Jawa. Ganjar di Jawa Tengah dan Yogyakarta (39,5%) dan Ridwan Kamil kuat di Jawa Barat (44,0%).

Kalau dilihat dari perbedaan sebaran pendukung ini, keduanya bisa saling melengkapi. Ridwan Kamil tentu saja bisa “mencuri” suara pendukung Anies Baswedan yang berasal dari kota-kota seperti Bogor, Depok, dan Bekasi.

Keduanya juga bisa saling melengkapi dalam hal merebut suara pemilih berdasarkan kategori jenis kelamin. Ganjar raup suara pemilih pria (53,5 persen pendukungnya adalah pria) dan Ridwan Kamil mampu mengamankan suara pemilih wanita (56,1 persen pendukungnya adalah wanita).

Baca juga :  Strategi Politik Populis dan Stagnasi Demokratisasi di Indonesia

Begitu juga dari sisi usia. Ridwan Kamil yang kuat di segmen pemilih usia 60 tahun ke atas (14,5%) mampu menutupi kelemahan Ganjar di segmen ini (3,7%). Untuk urusan merebut suara milenial/gen Z, keduanya bisa saling memperkuat.

Untuk memperluas basis dukungan di luar Pulau Jawa, Ganjar dan Ridwan agak sulit saling menolong. Sebaran pendukung terbesar dari keduanya sama-sama berada di Sumatera (44,7 dan 51,6 persen).

Mereka diketahui sama-sama lemah di wilayah lain. Ini yang menjadi pekerjaan rumah dari tim sukses mulai hari-hari ini. Popularitas Ganjar (dan Ridwan) harus terus ditingkatkan.

Komentar

Berita Terkait

Menanti Keberanian PDI Perjuangan Berada di Luar Pemerintahan
Lingkaran Setan Kurasi Algoritma di Era Demokrasi
Demokrasi dan Kritisisme
Saat Kaum Intelektual Lamban ‘Tancap Gas’: Apakah Tanda Kritisisme Musiman?
Dari Ledalero untuk Indonesia: Menyelamatkan Demokrasi dari Jerat Kuasa?
Debat Pilpres Bukanlah Forum Khusus Para Elit
Independensi, Netralitas Media dan Pemilu 2024
Pemimpin: Integritas, bukan Popularitas
Berita ini 25 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 14 Oktober 2023 - 22:46 WITA

Seni Homiletika: Tantangan Berkhotbah di Era Revolusi Sibernetika

Berita Terbaru

Politik

Menanti Keberanian PDI Perjuangan Berada di Luar Pemerintahan

Selasa, 25 Jun 2024 - 08:31 WITA

Berita

SD Notre Dame Puri Indah Wisudakan 86 Anak Kelas VI

Jumat, 21 Jun 2024 - 12:13 WITA

Pendidikan

Menyontek dan Cita-Cita Bangsa

Jumat, 14 Jun 2024 - 10:52 WITA

Berita

SMP Notre Dame Wisudakan 70 anak Kelas IX

Kamis, 13 Jun 2024 - 18:26 WITA

Pendidikan

Sastra Jadi Mata Pelajaran

Rabu, 12 Jun 2024 - 20:39 WITA