Ketua KPK Memimpin Dengan Contoh; Contoh Korupsi

- Admin

Jumat, 24 November 2023 - 15:03 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Selain itu, tahap “fit and proper test” yang dilakukan oleh Komisi III DPR menambah kompleksitas dalam pemilihan Ketua KPK. Keputusan akhir berada di tangan DPR, yang bisa saja dipengaruhi oleh kepentingan politikus atau partai politik tertentu. Ini bukan tanpa alasan. Publik bisa melihat bahwa banyak anggota DPR yang melakukan tindakan kontraproduktif dengan upaya pemberantasan korupsi. Banyak anggota DPR yang terjaring praktik korupsi. Bukankah tidak masuk akal dan sungguh menghina akal sehat publik ketika orang-orang yang berada di sarang koruptor malah menjadi pengambil keputusan penetapan pimpinan KPK?

Baca juga :  Merosotnya Nilai-Nilai Antikorupsi di Tubuh KPK

Perlunya perubahan dan pengawasan ketat dalam proses seleksi ini menjadi penting untuk memastikan independensi dan integritas KPK. Pansel perlu dijaga agar bebas dari tekanan politik dan hasil rekomendasi harus dihormati tanpa campur tangan eksternal yang dapat mengorbankan misi utama KPK, yaitu memberantas korupsi.

Baca juga :  Plus Minus Jika Ganjar Pranowo Diduetkan dengan Ridwan Kamil

Masa depan dan keberlanjutan pemberantasan korupsi di Indonesia dipertaruhkan dalam proses pemilihan pimpinan KPK. Kasus Firli seyogianya menjadi cermin dan tamparan tentang betapa pentingnya memilih pimpinan KPK yang tidak hanya sanggup membuat janji manis melawan korupsi, tetapi juga sadar, tahu, dan mampu mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh integritas dan dedikasi. Firli Bahuri adalah bukti betapa fatalnya menempatkan orang-orang problematik yang tidak memiliki komitmen dan niat tulus melawan korupsi di posisi kepemimpinan krusial di KPK. Semoga tidak ada lagi pimpinan KPK lainnya yang mengikuti jejak Firli, yang memimpin dengan contoh; contoh korupsi.

Komentar

Penulis : Maria Goreti Ana Kaka

Editor : Rio Nanto

Berita Terkait

Lingkaran Setan Kurasi Algoritma di Era Demokrasi
Demokrasi dan Kritisisme
Saat Kaum Intelektual Lamban ‘Tancap Gas’: Apakah Tanda Kritisisme Musiman?
Dari Ledalero untuk Indonesia: Menyelamatkan Demokrasi dari Jerat Kuasa?
Debat Pilpres Bukanlah Forum Khusus Para Elit
Independensi, Netralitas Media dan Pemilu 2024
Pemimpin: Integritas, bukan Popularitas
Politik dan Hukum Suatu Keniscayaan
Berita ini 345 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 28 November 2023 - 23:35 WITA

Fakultas Filsafat Unwira Adakan Seminar Internasional sebagai Bentuk Tanggapan terhadap Krisis Global    

Sabtu, 11 November 2023 - 11:33 WITA

Tujuan Politik adalah Keadilan bagi Seluruh Rakyat

Jumat, 23 Juni 2023 - 07:01 WITA

Komunitas Circles Indonesia: Pendidikan Bermutu bagi Semua

Rabu, 17 Mei 2023 - 11:05 WITA

Mencerdaskan Kehidupan Bangsa melalui Kelas Belajar Bersama

Kamis, 4 Mei 2023 - 14:47 WITA

Mahasiswa Pascasarjana IFTK Ledalero Mengadakan PKM di Paroki Uwa, Palue   

Sabtu, 25 Maret 2023 - 06:34 WITA

Masyarakat Sipil Dairi Mendesak Menteri LHK Cabut Izin Persetujuan Lingkungan PT. DPM  

Sabtu, 21 Januari 2023 - 06:50 WITA

Pendekar Indonesia Menggelar Simulasi Pasangan Calon Pimpinan Nasional 2024

Selasa, 17 Januari 2023 - 23:01 WITA

Nasabah BRI Mengaku Kehilangan Uang di BRImo

Berita Terbaru

Pendidikan

Kaum Muda dan Budaya Lokal

Jumat, 15 Mar 2024 - 19:27 WITA

Politik

Lingkaran Setan Kurasi Algoritma di Era Demokrasi

Rabu, 21 Feb 2024 - 19:07 WITA

Politik

Demokrasi dan Kritisisme

Minggu, 18 Feb 2024 - 16:18 WITA