Tag: Pemilu 2024

  • Pendekar Indonesia Menggelar Simulasi Pasangan Calon Pimpinan Nasional 2024

    Pendekar Indonesia Menggelar Simulasi Pasangan Calon Pimpinan Nasional 2024

    Indodian.com – Pemilihan Pemimpin Nasional 2024 merupakan kegiatan lima tahunan untuk memilih orang yang tepat dan bertanggungjawab di bidang eksekutif. Dinamika dalam Pemilihan di tahun politik selama ini telah menunjukkan karakter para kandidat yang sebenarnya, taktik mereka, dan agenda mereka sekarang terbuka.

    Informasi ini ada untuk siapa saja yang ingin menemukannya. Jadi, bukan karena kita tidak tahu apa yang sedang dilakukan para bakal kandidat, tetapi karena kita tahu terlalu banyak – dan karena sudah seperti lelah, maka kita pun tergoda untuk mengangkat bahu dan menerimanya begitu saja. Kita tidak bisa seperti ini, melainkan harus bangkit mengupayakan agar orang yang tepat dapat dipilih menjadi calon pemimpin nasional.

    Spektrum Posisi Politik

    Pendekar Indonesia, Relawan Pendukung Andika Perkasa sebagai Presiden Indonesia 2024, telah melakukan spekulasi selama berminggu-minggu tentang siapa kandidat yang tepat untuk menjadi calon wakil presiden bagi Andika Perkasa di pemilihan tahun 2024 ini. Dulu Wakil Presiden dipilih terutama untuk menyeimbangkan tiket pencalonan. Melihat perkembangan dunia saat ini, Amerika Serikat misalnya, sejak tahun 1990-an telah beralih dari model keseimbangan ke model kemitraan.

    Pendamping yang dipilih memiliki kemampuan membantu menjadi mitra dalam proses pemerintahan yang semakin kompleks. Kami membicarakan tiga nama yaitu: Andika Perkasa – Ganjar Pranowo (GP), Andika Perkasa – Anies Baswedan (AB), dan Andika Perkasa – Erick Thohir (ET). Ketiganya memiliki kesamaan, yaitu akan dapat beresonansi dengan banyak pemilih yang lebih muda dan mandiri.

    Dalam situasi politik saat ini kita bisa melihat masih adanya polarisasi antara kelompok masyarakat pendukung di Pemilu 2019 dan Pilkada DKI Jakarta 2017. Dan, menurut KASAD di Kompas 13/1/2023 “Pengalaman telah berbicara, dari pemilihan Presiden tahun 2019 lalu, polarisasi masyarakat terjadi begitu runcing antarpendukung pasangan capres terutama di media sosial yang masih berlangsung hingga saat ini. ”

    Berdasarkan spektrum kemungkinan posisi politik dan menggabungkannya dengan Teori Median Voter, maka dua ekstrem yaitu GP dan AB di ujung spektrum. Sebagian besar pemilih tidak berada pada spektrum ekstrem ini. Banyak pemilih cenderung memiliki pandangan yang agak mirip dan mereka berada dalam apa yang disebut sebagai pusat spektrum.

    Posisi sentris ini merupakan tempat pengelompokan sebagian besar pemilih. Untuk memenangkan pemilihan, kandidat perlu mengambil tempat ke posisi tengah ini. Jika GP mengambil posisi agak ke kiri tengah dan AB mengambil posisi sedikit ke kanan GP, maka kemungkinan besar AB akan

    mengumpulkan suara yang banyak. Demikian pula, jika AB mengambil posisi kanan tengah, GP dapat memenangkan pemilihan dengan mengambil posisi sedikit ke kiri AB. Oleh karena itu, untuk memenangkan pemilihan, setiap kandidat diharapkan bergeser ke tengah spektrum politik.

    Setiap kandidat tahu bahwa dia mengubah posisinya, tetapi dia juga tahu bahwa kandidat lainnya bertindak dengan cara yang sama. Agar mendapatkan kemenangan, maka yang dilakukan adalah menuduh lawan melakukan kesalahan dengan menunjukkan perubahan sambil terus mempertahankan bahwa dia sama sekali tidak mengubah posisi. Pergeseran ini tentu saja akan menyulitkan karena akan mendapat stigma sebagai kandidat yang mau melakukan apa saja untuk mendapatkan kekuasaan politik serta membutuhkan waktu yang lebih lama.

    Andika Perkasa-Erick Thohir

    Ada yang lebih mudah dan membutuhkan waktu yang singkat untuk mendapatkan suara pemilih, yaitu jika Andika Perkasa dipasangkan dengan Erick Thohir (ET). Posisi mereka sudah berada di tengah spektrum politik, mereka dekat dengan banyak pemilih yang ada dekat di sebelah kiri maupun kanan dari spektrum. Mereka mudah mendapatkan penghargaan dari para pemilih yang ada di posisi tersebut.

    Selain itu, apa yang telah ditunjukkan selama ini mereka tampil dengan tidak memusuhi agama, memuliakan keluarga, menghargai tradisi, budaya, dan institusi sosial – dengan kata lain menghargai masyarakat sipil itu sendiri. Sulit menemukan alasan untuk tidak menyukai Andika Perkasa-Erick Thohir. Calon wakil presiden ini merupakan orang yang dapat membantu tiket untuk menang dan membantu Presiden untuk memerintah dan mengurus negara. Kombinasi ini mungkin tidak sempurna, tapi dapat menjadi pilihan yang pragmatis yang sesuai dengan realitas dan sifat masyarakat Indonesia.

  • Generasi Muda: Penentu Kemenangan Partai Golkar dalam Pemilu 2024

    Generasi Muda: Penentu Kemenangan Partai Golkar dalam Pemilu 2024

    Indodian.com – Pada tahun 2024, Indonesia akan melaksanakan pemiliham umum (pemilu) secara serentak untuk memilih anggota DPR, DPRD, DPD dan pemilihan Presiden. Momen pemilu ini menjadi suatu kesempatan yang strategis dalam menentukan pemimpin Indonesia. Dalam perhelatan pemilu tersebut, sebanyak 40 partai politik telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai calon peserta pemilu 2024. Dari jumlah tersebut, sebanyak 24 partai politik dinyatakan lolos ke tahap verifikasi administrasi. Pada tahap verifikasi, KPU menyatakan ada 9 partai politik yang di DPR RI lolos dan ada pula 9 partai politik nonparlemen yang lolos ke tahap verifikasi faktual. Sedangkan 6 partai lainnya dinyatakan gugur.

    Salah satu partai yang lolos verifikasi adalah partai Golkar. Partai berlambang beringin ini memiliki basis massa yang kuat, ideologi partai yang progresif dan memiliki kader partai militan dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Dalam pemilu 2024, sebagian besar peserta pemilu adalah generasi muda. Hal ini perlu menjadi pertimbangan partai Golkar untuk menarik simpati generasi muda dalam menyukseskan pemilu 2024. Dalam artikel ini, penulis akan mencoba memaparkan peran generasi muda sebagai salah satu penentu kemenangan partai Golkar dalam pemilu 2024.

    Pemilu dan Generasi Muda

    Pemilu merupakan proses memilih orang untuk posisi politik tertentu. Pemilu menjadi salah satu bentuk partisipasi politik dalam kedaulatan rakyat, karena dalam pemilu rakyatlah yang menjadi pihak yang menentukan proses politik di suatu wilayah pada saat pemungutan suara. Secara teoretis, pemilu dianggap sebagai tahapan paling awal dalam beberapa rangkaian kehidupan ketatanegaraan yang demokratis. Oleh karena itu, pemilu adalah motor penggerak sistem politik Indonesia. Untuk saat ini, pemilu dianggap sebagai peristiwa penting kenegaraan. Melalui pemilu, semua pihak bisa mengakomodasi apa yang mereka inginkan dan cita-citakan agar kehidupan dapat terpenuhi.

    Dalam politik, mayoritas yang terlibat dalam urusan pemerintahan adalah generasi baby boomers yang berusia lebih dari 40 tahun. Baby boomer adalah kelompok manusia yang lahir setelah perang dunia kedua. Orang-orang yang termasuk dalam kelompok ini biasanya dianggap sebagai orang tua yang memiliki banyak pengalaman hidup. Baby boomers umumnya dididik oleh orangtua yang disiplin dan keras, serta berpegang teguh pada loyalitas dan dedikasi. Maka tidak heran jika kita sering melihat orangtua yang masih menjalankan pekerjaan di bidang yang sama.

    Berbeda dengan generasi Y dan Z dimana mereka memiliki karakter kreatif, informatif, produktif dan bisa bersahabat dengan teknologi. Generasi ini sudah terbiasa menggunakan teknologi dalam segala bidang kehidupan. Mulai dari mengakses portal pendidikan, belanja online dan lain sebagainya. Teknologi juga membuat generasi ini memiliki pandangan politik dan ekonomi yang terbuka sehingga mereka cenderung lebih reaktif terhadap perubahan yang terjadi.

    Generasi muda dalam lintasan sejarah senantiasa mengambil peran strategis dalam menentukan nasib suatu bangsa. Mereka merupakan salah satu faktor penentu kemajuan dan keberhasilan demokrasi baik di tingkat daerah maupun nasional. Setiap peristiwa signifikan tanah air adalah bentukan anak muda. Proklamasi sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 menjadi tonggak penting dalam sejarah pergerakan pemuda seluruh Indonesia.

    Ingatan akan sumpah pemuda sebagai penggerak persatuan dan kesadaran kebangsaan di nusantara, yang pada akhirnya bermuara pada gerakan kemerdekaan bangsa, tidak pernah hilang. Selain itu, ada kejadian di Rengasdengklok ketika sekelompok anak muda nekat mendesak Bung Karno untuk segera memproklamirkan kemerdekaan. Dan juga reformasi 1998 di mana anak muda secara serentak bergerak dan berhasil membalikkan sebuah era kepemimpinan dan melahirkan harapan baru.

    Pentingnya generasi muda sebagai akselerator pembangunan juga memiliki peran dan tugas strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Generasi muda seringkali dianggap sebagai kelompok masyarakat yang paling apatis dengan persoalan politik. Mereka cenderung memilih menjadi golput dalam pemilu. Menurut Haris sebagaimana dalam (Heryanto, 2021:254-255), beberapa penelitian menunjukkan bahwa generasi muda memiliki tingkat partisipasi politik yang tinggi dalam pemilu. Penelitian tersebut menyatakan bahwa generasi muda adalah kelompok yang dinilai paling peduli terhadap isu-isu politik. Generasi muda yang dimaksud adalah generasi Y dan generasi Z.

    Generasi Y atau milenial mengacu pada kaum muda yang lahir sekitar 1981 hingga 1996, sementara generasi Z adalah mereka yang lahir tahun 1997 hingga 2012. Dalam skema ini, kaum muda diberikan peran dan identitas diri yang memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dan mempertahankan pendapatnya. Bisa dikatakan golongan anak muda adalah suatu kelompok yang akan memengaruhi tinggi rendahnya tingkat partisipasi politik.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh tim Riset dan Analitik Kompas Gramedia Media bersama dengan Litbang Kompas menunjukkan bahwa kaum milenial (lahir tahun 1981-1996) dan generasi Z (lahir tahun 1997-2012) memiliki antusias untuk mengikuti Pemilu 2024. Sebanyak 86,7 persen menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam pemilu. Sementara 10,7 persen masih mempertimbangkan dan 2,6 persen lainnya menolak mengikuti ajang pemilu (Rahayu, 2022). Tentu tidak semua anak muda harus aktif berpolitik, tetapi demokrasi yang berkualitas di Indonesia akan tercapai bila anak muda Indonesia menggunakan hak politiknya dengan baik yaitu memilih dan menyampaikan aspirasinya.

    Partai politik pada hakikatnya merupakan sarana pendidikan untuk menyadarkan masyarakat akan peran politiknya. Namun, sepertinya partai politik melupakan sesuatu, pencerahan politik yang dilakukan terkadang tidak sampai ke generasi muda. Pertumbuhan partai politik di Indonesia tidak diimbangi dengan kemampuan memahami kepentingan generasi muda. Bila dicermati lebih dalam, generasi muda bisa memberi manfaat dan kontribusi yang berarti bagi partai jika mendapat dukungan dan masukan yang intensif tentang pendidikan politik.

    Generasi muda akan memiliki kesadaran politik yang tinggi dan semakin kritis terhadap proses politik saat ini. Penting di sini untuk bertanya, bukan saja bagaimana memenangkan Golkar dalam pemilu mendatang melainkan sehubungan dengan itu, bagaimana Golkar memenangkan hati generasi muda dengan program-program kerja inovatif berbasis kerakyatan dan isu-isu politik yang transformatif dan berpihak pada perjuangan hidup mereka. Bagi partai Golkar reformasi politik sejak dini ke arah itu tak bisa ditunda-tunda lagi. Jadi, bagaimana Golkar menarik simpati dan memenangkan hati generasi muda?

    Ada beragam cara untuk mewujudkan hal itu. Norris dalam (Bambang, 2015:16-39) menggarisbawahi pentingnya kampanye politik. Ia memandang hal itu sebagai suatu proses komunikasi politik atau konstituen di mana individu berusaha mengomunikasikan ideologi atau program kerja yang ditawarkan. Di zaman penuh perubahan karena kemajuan IPTEK ini, cara yang sudah lazim ini perlu diboboti lagi dengan penggunaan teknologi informasi. Kampanye khususnya melalui media sosial membuka ruang diskusi dan perdebatan untuk masyarakat luas.

    Cara ini dinilai lebih efektif dan efisien dari pada media di luar ruang seperti spanduk, umbul-umbul, dan baliho. Oleh karena itu  pemilih tidak percaya dengan pesan yang disampaikan dalam alat peraga kampanye tersebut, tetapi lebih pada informasi yang berasal dari media sosial. Untuk memperluas ruang diskusi publik, selain penggunaan media massa konvensional maka dalam pemilihan kepala daerah juga digunakan media sosial untuk memengaruhi pemilih muda.

    Selain melalui kampanye, penting untuk dipertimbangkan ialah pola pendekatan dan figur pemimpin. Sekitar 1,5 tahun menjelang Pemilu 2024, partai politik mulai bekerja keras mengubah pendekatannya baik dalam politik maupun pola komunikasinya. Partai politik perlu mengubah strateginya untuk menjangkau pemilih generasi Z dan Y yang lebih kritis dan nyata. Seperti yang kita ketahui mayoritas pemilih adalah generasi muda, yang tentunya memiliki karakter, keinginan, perilaku maupun harapan yang berbeda dari baby boomers dan generasi X. Generasi muda yang dinamis menginginkan pemimpin bangsa yang sederhana, kreatif, inovatif, energik, supel, apa adanya, dan semuanya terhubung dengan teknologi informasi komunikasi.

    Generasi muda lebih memilih pemimpin nasional yang paham digital, tidak gagap teknologi, dan berperilaku kekinian. Untuk menarik perhatian generasi muda, para calon pemimpin nasional perlu berpaling dari “jadul”, meninggalkan era manual, mengubah pola pikir negatif tentang teknologi informasi menuju era digital, serba online, serba dunia maya, dan akrab dengan media sosial. Semua program, kegiatan, visi, misi, maupun platform pemimpin nasional bisa memanfaatkan media online, media sosial agar secara cepat menjangkau generasi muda.

    Mereka akan mudah mengenali para calon pemimpin nasional yang menggunakan media sosial baik dalam sosialisasi, kampanye, maupun memperkenalkan berbagai aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, tak diragukan lagi, kunci untuk memenangkan perebutan kepemimpinan nasional saat ini adalah merebut hati dan pikiran generasi muda yang menjadi calon pemilih dalam pemilu 2024.

    Generasi muda perlu diyakinkan agar mendukung kepemimpinan nasional karena mereka merupakan motor penggerak perubahan. Gaya komunikasi politik yang digunakan tentu tidak seperti sekarang. Banyak sistem politik yang terkesan dibuat-buat, tidak alami dan dinaskahkan. Menurut saya, hal itu mungkin akan memudahkan tokoh politik tersebut tetapi tidak untuk kelompok anak muda yang sudah familiar dengan hal setingan. Berbicara apa adanya di depan mereka dengan menawarkan program-program yang realistis, konkret dan dapat diwujudkan akan lebih memikat dan meyakinkan. Dengan kata lain, sistem politik yang digunakan kiranya yang tidak terlalu berlebihan dan mudah dipahami oleh generasi muda.

    Generasi Muda: Penentu Kemenangan Partai Golkar

    Generasi muda adalah generasi yang memiliki akal, pikiran, dan otak yang cerdas sehingga dapat dikategorikan sebagai pemilih yang rasional, yaitu pemilih yang mendasarkan pilihannya pada aspek rasio, akal, pikiran, otak dan mempertimbangkan kalkulasi untung rugi dalam menggunakan hak suaranya pada setiap pesta demokrasi, baik pada pilpres, pileg, maupun pilkada. Generasi muda sulit untuk didikte dan didoktrin, karena mereka hidup di alam kemerdekaan. Dan karena itu mereka mampu membuat perhitungan sendiri, dan mendasarkan pilihan pada apa yang konkret, yang dilihat, dialami, dan diketahui, yang umumnya berasal dari media sosial.

    Hal ini mungkin karena generasi ini akrab dengan teknologi informasi, internet, dan smartphone. Dari medsos mereka mendapatkan informasi, pengetahuan, dan pemahaman tentang kepemimpinan nasional, partai politik, maupun tokoh politik tertentu. Guru utama mereka bukan lagi orang tua, guru di sekolah, maupun dosen di kampus, melainkan  media online dan media sosial.

    Informasi dan pengetahuan yang mereka peroleh tersebut kemudian terakumulasi dan menimbulkan persepsi dan opini tentang pemimpin bangsa seperti apa yang mereka inginkan, partai politik apa yang ingin mereka pilih, dan tokoh politik seperti apa yang mereka sukai, tanpa adanya tekanan maupun paksaan dari pihak lain. Keputusan politik, referensi politik, dan fanatisme politik tumbuh secara otomatis dalam hati generasi muda saat mereka mendapat wawasan di media sosial.

    Dalam perspektif perilaku pemilih, pemilih muda tergolong rasional, bukan pemilih yang emosional atau transaksional. Generasi muda memiliki kedaulatan sendiri dalam menentukan kepemimpinan nasional di masa depan. Isu-isu primordialisme bukan lagi menjadi kendala bagi mereka untuk menentukan hak pilih dalam setiap kompetisi politik. Generasi muda lebih praktis dan pragmatis dalam mempertimbangkan pilihan politik mereka, di mana pemimpin nasional yang dipilih adalah yang memenuhi kebutuhan hatinya, sesuai selera milenial, dan cara pandang yang “modern”.

    Pemilih muda yang bersikap rasional akan resisten terhadap praktek kecurangan, praktek politik uang, dan pelanggaran yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebenaran. Justru mereka akan bersikap antipati terhadap partai politik maupun tokoh politik yang berbuat curang, dan menyimpang dari aturan dan ketentuan yang ada. Sikap yang demikian menjadi modal bagi masa depan demokrasi di Indonesia.

    Hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menunjukkan, generasi muda akan mendominasi pemilu 2024. Mereka diprediksi akan mencapai 60 persen dari total pemilih Indonesia pada 2024. Jumlah tersebut berasal dari penduduk Indonesia berusia 17-39 tahun yang tersebar di 34 provinsi. Data ini menunjukkan bahwa generasi muda adalah potensi yang dapat diandalkan oleh Golkar. Tanpa adanya dukungan mereka, niscaya kemenangan partai, perebutan kursi kepresidenan dan singgasana akan menjadi sulit.

    Maka dari itu, untuk menggaet generasi muda partai Golkar perlu kiat dan taktik jitu yang memang lekat dengan generasi muda, menunjuk juru bicara muda, dan memanfaatkan organisasi sayap pemuda. Mereka bisa menjadi anggota partai. Tujuannya untuk mengubah pandangan mereka tentang negatifnya sistem politik di negeri ini. Salah satu cara ampuh yang bisa digunakan adalah media sosial.

    Bagaimana mengoptimalkan penggunaan medsos? Hemat penulis, hal itu bisa terwujud melalui penggunaan aplikasi tik tok yang kreatif untuk kampanye dengan gaya dan bahasa yang menarik perhatian. Atau dengan menyelenggarakan seminar politik di kampus-kampus, baik di kota-kota besar maupun pelosok dengan tema yang menggugah minat dan sesuai perkembangan zaman. Dengan demikian, bukan mustahil generasi muda ini akan tertarik menjadi anggota partai Golkar dan bergabung dalam dunia politik.

    Pemilu tahun 2024 merupakan ajang persaingan antar partai politik. Setiap partai akan berupaya untuk merebut hati para pemilih di Indonesia. Masyarakat Indonesia yang didominasi oleh generasi muda akan mendapatkan porsi perhatian oleh para kontestan pemilu. Untuk itu generasi muda akan bangga jika dapat berkontribusi untuk negeri dengan mendukung partai Golkar pada pemilu mendatang.

    Memilih bukanlah hal yang mudah, tetapi tidak memilih bukanlah sikap yang bijak. Generasi muda juga berperan dalam politik dan tugas Golkar ialah melibatkan mereka dalam program-program yang terencana dan teroganisir dengan baik. Generasi muda ini bukanlah tabula rasa atau kertas kosong. Mereka adalah potensi yang luar biasa untuk mengubah pola pikir dan polarisasi masyarakat menuju suatu politik dunia dan Indonesia maju.

    Editor: Rio Nanto

    Daftar Pustaka

    Hamdani, Randi, Ari G.H, Antik, Bintari. “Partisipasi Politik Pemuda Dalam Pemilu; Studi Kasus tentang Relawan Solidaritas Ulama Muda Jokowi(Samawi) Pada Pemilihan Presiden 2019 Di Kota Tasikmalaya”, Aspirasi, Vol 11(2), Agustus 2021, hlm. 11-14.

    Harbowo, Nikolaus, Kurnia Y.R, Dian D.P, “Pemilih Muda Ingin Pemimpin Anti Korupsi”, Kompas, edisi 27 September 2022, (https://www.kompas.id/baca/polhuk/2022/09/26/pemilih-muda-ingin-pemimpin-antikorupsi), diakses 30 November 2022.

    Heryanto, G. gun. (2021). Strategi Literasi Politik. Yogyakarta: IRCiSoD.

    Nanto, Rio. (2020). Politik Era Milenial. Maumere: Ledalero.

    Pusparimba, T.M., Djuyandi, Y., Solihah,R. “Strategi  Pemenangan  Jokowi  dan Ma’ruf Amin dalam Pemilihan Presiden 2019 Melalui Pencitraan Politik”, Perspektif, Vol 10(2), hlm.555-561.

    Rahayu, K. Y. “Mayoritas Kaum Milenial dan Generasi Z Antusias Ikuti Pemilu 2024”, Kompas, edisi 8 April 2022, (https://www.kompas.id/baca/polhuk/2022/04/08/87-persen-milenial-dan-generasi-z-antusias-ikuti-pemilu-2024), diakses 11 November 2022.

  • Calon Presiden dan Tantangan Geopolitik

    Calon Presiden dan Tantangan Geopolitik

    Indodian.com – Salah satu isu yang terus berlanjut dan membara di negara kita saat ini adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri dan bagaimana kita memandang orang lain, termasuk dalam masalah ras dan biologis tertentu. Masalahnya adalah bagaimana orang memandang satu sama lain dan makna yang mereka berikan pada perbedaan fisik atau biologis di antara mereka. Mungkin salah satu cara untuk mendekati ini adalah dalam konteks apa yang membuat sekelompok orang memandang diri mereka sebagai bagian dari kewarganegaraan atau komunitas bersama sebagai “bangsa.”

    Kualitas yang menentukan dari orang-orang yang berasal dari bangsa yang sama adalah keinginan untuk memiliki masa depan bersama dan juga masa kini Bersama, ingin memiliki masa depan sosial, politik, dan budaya yang sama. Dengan siapa ia merasa “terikat” karena kesamaan sejarah, nilai, kepercayaan, adat istiadat, dan tradisi.

    Apa hubungannya semua ini dengan isu dan ketegangan rasial di Indonesia saat ini? Ini memiliki relevansi karena sampai pada pertanyaan krusial, “Apakah orang Indonesia itu? Apa karakteristik yang menentukan dari orang seperti itu?

    Ketika seseorang menjadi WNI, mereka mengucapkan sumpah setia yang sebagian berbunyi: Demi Allah/demi Tuhan Yang Maha Esa, saya bersumpah melepaskan seluruh kesetiaan saya kepada kekuasaan asing, mengakui, tunduk, dan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan akan membelanya dengan sungguh-sungguh serta akan menjalankan kewajiban yang dibebankan negara kepada saya sebagai Warga Negara Indonesia dengan tulus dan ikhlas.

    Perhatikan bahwa ketika secara resmi menjadi orang Indonesia tidak ada persyaratan bahwa mesti memiliki latar belakang ras atau etnis tertentu, bahasa tertentu, menganut agama tertentu, namun yang penting adalah bersumpah setia untuk Konstitusi Indonesia.

    Tantangan lain lagi adalah Indonesia dihadapkan dengan perubahan drastis dalam lanskap internasional, terutama upaya eksternal untuk memeras, dan memberikan tekanan pada negara kita. Dapat dikatakan bahwa kebijakan luar negeri terus mencari musuh baru. Bahkan ketika sebuah konflik selesai, pemerintah negara-negara memiliki kemampuan luar biasa untuk dengan cepat terjun ke dalam peperangan dengan yang baru. Kita harus mengutamakan kepentingan nasional, mempertahankan tekad strategis internal yang kuat.

    Kita mesti menjaga keseimbangan kekuatan pertahanan melawan kekuatan jahat dimana-mana – di Eropa dan Asia dan Afrika, di Atlantik dan Pasifik, baik di darat, udara dan laut. Pertahanan Negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman serta gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

    Pemerintah Negara Indonesia diamanatkan mewujudkan tujuan nasional yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

    Ini adalah waktu untuk melihat dan mendapatkan beberapa perspektif tentang posisi kita sebagai sebuah bangsa. Perang adalah musuh terbesar kebebasan, dan musuh kemajuan ekonomi yang mematikan. Sejarah mengajarkan bahwa negara yang sering berperang akhirnya kehilangan karakternya sebagai negara bebas. Oleh karena itu, perang harus dilakukan hanya untuk mempertahankan bangsa kita dari serangan orang jahat.

    Pemimpin Tegas dan Cerdas yang Paham Geopolitik

    Indonesia dapat memunculkan koalisi penyeimbang yang tidak memihak poros manapun. Permainan hegemonik negara-negara adikuasa mesti dihadapi dengan prinsip nonalignment. Hal ini sebenarnya telah dilakukan oleh Presiden Soekarno dengan Gerakan Non Blok, To build The World a New. Pembuat kebijakan harus keluar dari kelengkungan waktu geopolitik abad ke 20 dan menyadari bahwa hubungan internasional telah berubah secara drastis. Tidak ada lagi momen unipolar di mana AS hanya bisa memaksakan kepentingannya. Pemerintah harus menolak dorongan intervensionis dan mengekang perluasan militer negara-negara adikuasa.

    Ini adalah posisi Soekarno dan orang-orang lain yang memimpin kelahiran negara kita Itu bisa disebut non-intervensi, memberikan alternatif dalam To Build The World a New. Ini adalah sebuah peradaban yang khas dan potensi warisan pendiri negara kita.

    Dalam praktiknya, kata-kata itu berarti tidak ada capur tangan dalam kontroversi dan perang dan penolakan terhadap intrusi kekuatan, sistem, dan ambisi negara mana saja. Implikasi penting dari prinsip ini adalah bahwa, meskipun kami menghormati perjuangan untuk kemerdekaan negara lain namun kami tidak akan menjadi agresor menyebarkan cita-cita kami ke seluruh dunia dengan kekuatan senjata.

    Negara Indonesia yang tidak memihak ini menjadi keajaiban dunia karena memecahkan masalahnya sendiri dan mengembangkan peradabannya sendiri. Ini menunjukkan kepada bangsa lain jalan menuju kebesaran dan kebahagiaan. Sekarang adalah giliran kita. Giliran kita untuk memindai calon presiden 2024-2029 yang akan memikul tanggung jawab kepemimpinan geopolitik untuk menjaga perdamaian dunia, untuk menyelamatkan peradaban, dan melayani umat manusia. Hanya calon presiden yang berpengetahuan luas/cerdas dengan tulang punggung yang keras/ tegas dapat mengakhiri ketegangan geopolitik di negara kita.

    Mari merebut kembali ‘medan yang hilang’ dari masa kejayaan pendiri bangsa Presiden Soekarno, rasa cinta kebebasan politik yang dipenuhi hasrat rela mati untuk itu. Kiranya ada pemimpin yang muncul dengan ketegasannya, kecerdasannya, sehingga pantas memperjuangkannya.

  • Tujuh Cara Bergembira dalam Politik ala Relawan Pendekar Indonesia

    Tujuh Cara Bergembira dalam Politik ala Relawan Pendekar Indonesia

    “Politik diciptakan dan dimanifestasikan berdasarkan filosofi dan tujuan untuk menyediakan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi manusia, tapi yang terjadi adalah sama sekali kebalikannya,” ujar Emha Ainun Najib suatu waktu.

    Atas dasar keyakinan semacam itulah relawan Pendekar Indonesia mengajak segenap anak bangsa berpartisipasi dalam politik secara elok dan gembira. “Saya tetap yakin berpolitik tidak hanya bermanfaat, tapi juga pantas dilakukan dengan gembira dan indah,” ujar Ketua Pendekar Indonesia Dr. Hendrawan Saragi di Jakarta, Selasa (15/11/ 2022). Menurutnya ada tujuh prinsip yang diikhtiarkan Pendekar Indonesia agar politk dilakukan secara gembira.

    Pertama, menjaga dan bertanggungjawab atas martabat manusia. “Martabat bukan diberikan oleh politisi, tapi oleh Sang Khalik. Martabat merupakan harga diri setiap orang yang layak dihormati,” kata Saragi. Tidak ada program pemerintah yang akan memberikan secara otomatis memberi martabat, maka seseorang harus berusaha, mengeluarkan keringat, dan berjuang untuk mendapatkannya.

    “Kita akan frustasi bila berpikir dan berharap bahwa martabat kita akan diberikan dan ditingkatkan oleh program yang ditawarkan oleh politisi,” imbuhnya. Jadi, bagi Saragi, politik yang gembira perlu dilandasi dengan semangat menghormati martabat orang lain.

    Kedua, bekerja keras dan cerdas. Hasil kerja keras nan cerdas dapat membuka banyak kesempatan dan kebahagiaan. Saragi mengatakan, “Bekerja adalah salah satu natur yang dimiliki manusia. Kita perlu mencintai pekerjaan kita dan mengingat bahwa uang dapat membuka banyak kesempatan dan potensi kebahagiaan.” Uang yang diperoleh setiap orang hendaknya dapat dipakai secara bijak dan meraih kebahagiaan dalam standar minimal, ujar Ketua Pendekar Indonesia.

    Ketiga, “Jangan merusak kegembiraan orang lain,” tegas Saragi. Setiap orang hendaknya memiliki hobi dan kesenangan yang wajar serta tidak menganggu orang lain. “Main catur, main gitar, main ular tangga, nonton pertandingan olahraga dan konser, hendaknya semua dilakukan dengan tertib, tidak mengganggu yang lain,” imbuh alumni ITB itu.

    Ia juga berharap ke depan pemerintah dapat menggembirakan masyarakat dengan penurunan pajak, penurunan bunga kredit, penurunan biaya utilitas (listrik, air, dll), dan penurunan harga bahan pangan.

    Keempat, tidak takut tertawa. Di dalam hidup setiap orang bisa beruntung maupun mengalami kerugian. “Dalam percakapan dengan orang lain bisa saja kita bertemu dengan orang-orang yang tidak tertarik pada pencarian kebenaran. Mereka menggunakan permainan kata dan ambiguitas untuk sampai pada kesimpulan yang tidak logis.

    Mereka bisa bermain-main dengan bahasa. Kita perlu menertawai diri kita, mengungkapkan hal-hal lucu atau kelemahan diri sendiri, sehingga dapat mengurangi ketegangan dan kecemasan orang lain,” kata Saragi.

    Kelima, “Belajarlah dari siapa pun!” ujar Saragi. “Bekerjasamalah, jangan menjelekkan orang lain karena mereka berbeda dari kita. Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dan belajar dengan cepat. Mau menerima umpan balik dari orang lain, sehingga menjadi lebih mengetahui kebutuhan orang banyak dan permintaan pasar, imbuhnya.

    Keenam, menyempatkan diri merenung setiap pagi. Waktu luang untuk merenung adalah bagian penting dari kehidupan yang baik. Duduk saat sarapan sambil merenung, minum minuman yang disukai, tidak terburu-buru, ini merupakan hal yang diperlukan untuk membebaskan pikiran.

    Tidak terjatuh dalam keadaan terhipnotis dengan selalu terburu-buru, sehingga para perenung pagi ini akan tidak menganggap hidup atau dirinya terlalu serius, dan tidak menggerutu tanpa henti tentang masalah-masalah yang abstrak.

    Ketujuh, “Beritahu sahabat kita bahwa kita menghargainya,” kata Saragi. Persahabatan adalah kebajikan, dan menyangkut emosi serta tindakan mulia yang bertujuan untuk hidup bersama dengan baik. Saragi mendorong agar setiap orang memperlakukan sahabatnya dengan hormat. “Memiliki seorang sahabat yang dekat membutuhkan kesabaran, toleransi, kejujuran, kerendah-hatian, dan perhatian.

    Ini bukan kualitas yang otomatis diperoleh melainkan membutuhkan usaha yang berkesinambungan. Dengan berlatih bersahabat, kita akan mudah bersahabat dalam politik,” pungkas Saragi membeberkan tujuh prinsip relawan Pendekar Indonesia dalam berpartisipasi politik dengan gembira (Editor: Rio Nanto)

  • Kritik atas Manifesto Politik 2022: Mempercantik Keindahan Indonesia dengan Akal Sehat    

    Kritik atas Manifesto Politik 2022: Mempercantik Keindahan Indonesia dengan Akal Sehat    

    Indodian.com-Pakar filsafat politik Prof. Franz Magnis-Suseno mengatakan Indonesia menghadapi tantangan serius, antara lain radikalisme agama, oligarki dan korupsi. Untuk itu setiap komponen bangsa diajak untuk berkomitmen pada lima hal, yaitu “Komitmen pada bangsa pada demokrasi, pada hak-hak asasi manusia, pada kemerdekaan beragama dan berkepercayaan, dan pada keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia,” terang Magnis-Suseno pada acara diskusi filsafat politik bertajuk “Kritik atas Manifesto Politik 2022: Mempercantik Keindahan Indonesia dengan Akal Sehat” yang digelar Pendekar Indonesia via Zoom, Minggu (6/11/2022).

    Perkataan penulis buku “Etika Politik” itu merupakan respons terhadap Manifesto Politik (Manipol) 2022 yang ditulis oleh aktivis muda Dr. Hendrawan Saragi dengan judul “Mempercantik Keindahan Indonesia dengan Akal Sehat.” Menurut Magnis-Suseno, Manipol tersebut perlu ditanggapi dan ditindaklanjuti dengan sikap “nir-toleransi terhadap korupsi, nir-toleransi terhadap intoleransi beragama, dan berhenti merusak lingkungan hidup.”

    Isi Manipol itu sendiri merupakan edisi revisi dari Manipol yang ditulis Saragi pada 30 Oktober 2022. Dalam Manipol yang telah direvisi bertanggal 1 November 2022, Saragi memuat lima pernyataan yaitu (1) Keindahan dan akal sehat (2) Akal sehat sebagai alat menilai hal baik dan buruk (3) Menekan praktik korupsi oknum aparatur negara (4) Menghentikan polarisasi masyarakat (5) Mengajak mempercantik keindahan berbangsa.

    Membangun Akal Sehat

    Dalam Manipol-nya Saragi menerangkan, “Kami menyimpulkan bahwa pengalaman berbangsa dicirikan oleh tiga kemampuan yang terintegrasi, yaitu pengenalan akan kebenaran, keadilan, dan keindahan. Manusia dapat membedakan antara yang benar dan yang salah, dapat membedakan yang adil dari yang tidak adil. Oleh karena itu akal sehat merupakan alat menilai hal baik dan buruk dalam hal-hal praktis berbangsa.”

    “Akal sehat merupakan kombinasi dari kebijaksanaan dan kehati-hatian. Kebijaksanaan adalah mengetahui apa yang harus dilakukan dan kehati-hatian adalah mengetahui kapan dan di mana harus melakukannya,” terangnya. Ketiadaan akal sehat merupakan malapetaka besar dalam kehidupan berbangsa.

    “Melalui akal sehat itu kita diajak melihat permasalahan bangsa secara jernih,” imbuh Saragi. Dengan dasar akal sehat itu ia mengusulkan kepada pihak berwenang suatu cara meminimalisasi praktik korupsi aparatur negara secara sederhana tetapi efektif.

    Dr. Hendrawan Saragi, Ketua Pendekar Indonesia memaparkan manifesto politik berjudul “Mempercantik Keindahan Indonesia dengan Akal Sehat”

    “Caranya bukan dengan melipatgandakan tenaga penegakan hukum terhadap tindak korupsi, tapi dengan mengurangi secara radikal kebijakan dan hukum tertentu yang melumpuhkan, yang membuat korupsi dimungkinkan. Tindakan setengah jalan tidak mungkin berhasil karena akan mempertahankan insentif untuk berdagang di pasar gelap,” kata Saragi.

    Pria yang juga Ketua relawan Pendekar Indonesia itu meyakini dengan cara tersebut tidak hanya korupsi akan diminimalkan, tetapi aparat negara kemudian akan bebasberoperasi melawan kejahatan yang sebenarnya. Usulan itu diharapkan dapat meningkatkan nama baik terhadap penegakan hukum dan aturan.

    Hentikan Polarisasi Masyarakat

    Di saat yang sama Saragi mengatakan, politik identitas dan rasisme sistemik merupakan ancaman yang sangat berbahaya bagi ide berbangsa. “Kehadiran fenomena sosial politik yang mempopulerkan sebutan tak pantas seperti ‘cebong’ dan ‘kadrun’ menimbulkan tantangan berbangsa saat ini,” ujar pria yang juga peneliti ekonomi dan pengembangan wilayah itu. Hal tersebut dapat berdampak pada tidak adanya minat kerja sama sosial, enggan untuk hidup bersama, sehingga terpisah dari konsepsi sejarah tentang apa artinya berbangsa Indonesia.

    Ketua Pendekar Indonesia mengajak masyarakat memikirkan kembali jati diri individu masing-masing dan menolak dimanipulasi oleh pihak tertentu. “Masyarakat perlu menghindari rasa benci dan balas dendam. Kita harus merangkul keindahan yang dibangun dari perdamaian dan keinginan akan kesejahteraan,” katanya. “Mulai sekarang mari berhenti melabeli pihak yang berbeda pandangan politik dari kita dengan sebutan ‘kadrun’ atau ‘cebong’ dan mulai belajar berpolitik tanpa harus terjebak dalam polarisasi,” desak Saragi.

    Kampanye politik ke depan seyogyanya mengajarkan kepada generasi muda bagaimana berpolitik secara beradab dan indah. “Program yang kampanye solid tidak sekadar menciptakan antusiasme para pendukungnya, tapi juga jangan sampai merendahkan dan mempermalukan lawannya,” ujar Saragi.

    Dengan demikian, politik bisa menjadi faktor terdepan dalam mengajak segenap rakyat Indonesia mempercantik keindahan hidup berbangsa. Tanpa polarisasi Indonesia akan menjadi lebih indah. Saragi mengaku terinspirasi mempercantik keindahan hidup berbangsa dari filsafat Nusantara “memayu hayuning bawana” yang berarti “mempercantik keindahan dunia.” Tujuan filsafat ini adalah meraih kehidupan yang tertata dan tenteram. Maka, dalam manipol 2022 Saragi mengundang semua anak kandung Ibu Pertiwi untuk berikhtiar mempercantik indahnya kehidupan berbangsa di Indonesia.

    “Ke depan keindahan berbangsa dapat dicapai juga dengan adanya pemimpin nasional yang tegas, cerdas, dan pantas. Meski tidak ada formula ajaib untuk menjadikan Indonesia ‘Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat,’ tetapi kita akan terus menyuarakan apa yang menurut kami dapat membantu bangsa ini meraih cita-cita itu.

    Manifesto Politik ini adalah harapan tulus, dan saya mengajak Anda, mari kita mempercantik keindahan Indonesia dengan akal sehat,” pungkas pria yang namanya dikenal setelah mendeklarasikan permohonan dan dukungan kepada Jenderal Andika Perkasa untuk maju sebagai calon Presiden republik Indonesia 2024-2029 itu.

  • Manifesto Politik Pendekar Indonesia: Merawat Keindahan Bangsa Dengan Akal  Sehat  

    Manifesto Politik Pendekar Indonesia: Merawat Keindahan Bangsa Dengan Akal  Sehat  

    Indodian.com-Pendekar  Indonesia  sebagai  salah  satu elemen masyarakat merasa terpanggil untuk menyatakan  pendapat  atau  manifesto  kepada  khalayak,  yaitu  suatu  pernyataan  terbuka tentang  apa  yang kami pikirkan mengenai kondisi bangsa kita akhir-akhir ini. Hal ini tidak lain  didorong  oleh  rasa  cinta  kami  kepada  Tanah  Air  kita,  Negara  Kesatuan  Republik Indonesia.  

    Ya, sama seperti Anda, kami pun memiliki cinta yang mendalam kepada republik ini.  Pula,  sesuai  dengan  Pasal  19  Deklarasi  Universal  Hak  Asasi  Manusia  (DUHAM)  yang berbunyi,  “Setiap  orang  berhak  atas  kebebasan  mempunyai  dan  mengeluarkan  pendapat; dalam  hal  ini  termasuk  kebebasan  menganut  pendapat  tanpa  mendapat  gangguan,  dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan keterangan-keterangan dan pendapat dengan cara  apa  pun  dan  dengan  tidak  memandang  batas-batas,”.

    Hal ini juga sesuai  dengan amanah  Konstitusi yang  menegaskan  kebebasan  berekspresi  dalam Pasal 28, yang kini dipertegas dalam Pasal 28  dan  Pasal  28E  ayat  (3)  Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik Indonesia Tahun 1945 (UUDNRI   1945),   yang   menyatakan   “setiap   orang   berhak   atas   kebebasan   berserikat, berkumpul  dan  mengeluarkan  pendapat,”  maka izinkan kami menyatakan lima hal sebagai berikut:

    1. Keindahan dan Akal Sehat.

    Pendekar Indonesia menyimpulkan bahwa pengalaman berbangsa dicirikan oleh tiga kemampuan yang terintegrasi, yaitu pengenalan akan kebenaran, keadilan, dan keindahan. Manusia dapat membedakan antara yang benar dan yang salah, dapat membedakan yang benar dari yang salah, dan dapat membedakan antara yang indah dan yang jelek. Oleh karena itu kehidupan berbangsa yang utuh tidak hanya harus jujur dan adil, tapi berjuang menuju keindahan.

    2. Akal sehat merupakan alat menilai yang baik dalam hal-hal praktis keindahan berbangsa.

    Akal sehat merupakan kombinasi dari kebijaksanaan dan kehati-hatian. Kebijaksanaan adalah mengetahui apa yang harus dilakukan dan kehati-hatian adalah mengetahui kapan dan di mana harus melakukannya. Kehampaan pemahaman atau ketidakadaan akal sehat merupakan suatu malapetaka besar dalam kehidupan berbangsa. Berbahagialah bangsa yang memiliki akal sehat karena itu lebih menguntungkan daripada memiliki perak dan emas. Melalui akal sehat itu kita diajak melihat permasalahan bangsa secara jernih:

    3. Masalah Korupsi Oknum Aparatur Negara

    • Pendekar Indonesia mengamati intensitas perhatian publik pada masalah korupsi yang dilakukan oleh oknum aparatur negara yang semakin meluas di negara kita. Ini memprihatinkan. Hukum secara umum membuat perbedaan yang penting antara kejahatan malum in se dan malum prohibitum. Malum in se adalah tindakan yang naluriah dirasakan oleh masyarakat adalah tercela dan harus dihukum terlepas dari adanya peraturan yang mengatur tindakan tersebut. Tindakan seperti pembunuhan, pemerkosaan, perampokan merupakan contoh dari ini. Malum prohibitum adalah tindakan yang dibuat menjadi kejahatan karena peraturan pemerintah. Di area yang lebih luas inilah biasanya korupsi oknum aparatur negara terjadi.
    • Pendekar Indonesia mengusulkan cara meminimalkan tindak korupsi aparatur negara yang sederhana, tetapi efektif yaitu bukan dengan dengan melipatgandakan tenaga penegakan hukum terhadapnya. Namun, dengan mengurangi secara radikal kebijakan dan hukum yang melumpuhkan, yang membuat korupsi dimungkinkan. Dengan hal ini tidak hanya korupsi akan hilang, tetapi aparat negara kemudian akan bebas beroperasi melawan penjahat yang sebenarnya.

    4.  Polarisasi Masyarakat

    • Sudah saatnya kita menghapus polarisasi dalam kehidupan politik dan berbangsa. Mari hentikan ujaran atau penyebutan kata-kata yang tidak pantas terhadap orang atau kelompok yang berbeda pandangan dengan kita.
    • Sudah layak dan sepantasnya kita tidak lagi saling menyebut “Kadrun” maupun “Cebong.” Kita semua adalah anak-anak kandung Ibu Pertiwi. Mari kita hentikan semua ujaran yang bisa menimbulkan kebencian, luka, dan perendahan terhadap martabat anak bangsa. Jangan biarkan akal sehat masyarakat direduksi menjadi slogan dan stereotype yang bisa sangat menyesatkan!
    • Pendekar Indonesia mengusulkan agar kampanye politik ke depan memiliki informasi dan pencerahan sebagai tujuan, bukan menghasilkan disinformasi dan kebingungan yang bertujuan mendapatkan suara. Program kampanye politik yang solid itu tidak sekadar menciptakan antusiasme, tetapi juga tidak merendahkan dan mempermalukan lawan politik serta pendukungnya.
    • Hentikan “Politik Identitas” yang melahirkan praktik politik tidak sehat. Mari berpolitik dengan keindahan dan martabat. Pendekar Indonesia menyimpulkan bahwa bangsa kita membutuhkan keindahan yang membantu memperjelas nuansa masyarakat Indonesia dan menggantikan abstraksi yang sudah ditempa secara politis yang selama ini membuat orang ada di dalam kegelapan.

    5.  Menuju Keindahan Berbangsa

    • Pendekar Indonesia telah melihat dan merasakan di mana-mana semangat kemauan yang luar biasa untuk berkomitmen, keinginan yang tak kenal lelah untuk membangun bangsa. Inilah sebabnya mengapa momen pemilihan Presiden pada 2024 nanti akan menentukan arah berbangsa untuk seterusnya. Pendekar Indonesia adalah kumpulan masyarakat dari pelbagai daerah dan lapisan masyarakat yang berkomitmen pada ide kemajuan ekonomi politik dan kemanusiaan di Indonesia dengan cara mempromosikan tokoh nasional yang sesuai dengan prinsip Pendekar Indonesia. Tujuannya untuk membantu menciptakan masyarakat yang bertanggungjawab dan sejahtera.
    • Pendekar Indonesia menyepakati bahwa “keindahan: terdiri dari susunan bagian menjadi satu kesatuan yang koheren menurut keteraturan, proporsi, dan simetri. Keteraturan adalah penyesuaian yang seimbang dari detail pekerjaan. Proporsi menyiratkan bentuk yang anggun yang sesuai dalam konteksnya. Simetri merupakan keselarasan yang tepat yang timbul dari detail pekerjaan itu sendiri. Keteraturan dalam berbangsa dapat dicapai dengan menempatkan pemimpin nasional yang tegas. Berbangsa dengan proporsional dapat dicapai dengan menempatkan pemimpin nasional yang cerdas, dan akhirnya keselarasan terwujud dengan pemimpin yang pantas.
    • Sebagian masyarakat mengklaim bahwa Jenderal Andika Perkasa adalah seorang tegas, cerdas, dan pantas. Terlihat jelas dari cara beliau membawakan diri dan bertindak terhadap orang lain membuat mereka merasa dipedulikan. Bagaimana seorang Panglima Tentara Nasional Indonesia bisa menaruh perhatian pada permasalahan para prajurit dan masyarakat seperti demikian merupakan hal yang sangat baik. Kepekaan dan kemampuan mediasi Jenderal Andika Perkasa menunjukkan penghargaan beliau terhadap sesama manusia dan memiliki perpaduan antara pengabdian pada prinsip dan kecerdasan serta rasa humor yang baik. Kehidupan yang patut diteladani secara moral dan estetis ini ada pada diri Jenderal Andika Perkasa.
    • Curahan dukungan masyarakat dari berbagai daerah di Tanah Air bagi Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Presiden 2024-2029 merupakan semangat bagi kami Pendekar Indonesia, untuk menyuarakan aspirasi ini. Meski tidak ada formula ajaib untuk menjadikan Indonesia “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat,” tetapi Pendekar Indonesia akan terus menyuarakan apa yang menurut kami dapat membantu bangsa ini meraih cita-cita itu. Yaitu, memohon dan mendukung Jenderal Andika Perkasa kembali melayani rakyat Indonesia setelah beliau purna tugas sebagai Panglima TNI nanti, dengan bersedia dicalonkan sebagai Presiden Republik Indonesia 2024-2029.
    • Kami terus merekrut orang-orang yang sejalan dan satu tujuan ke dalam barisan relawan Pendekar Indonesia dengan riang gembira. Ini adalah harapan yang tulus dari kami Pendekar Indonesia, dengan akal sehat mengajak Anda: mari kita mewujudkan suatu negeri Indonesia yang indah.

    Jakarta, 30 Oktober 2022

    Atas Nama Pendekar Indonesia

    Dr. Hendrawan Saragi

  • Menafsir Pidato Jokowi, Pendekar Menilai Andika Perkasa sebagai Tokoh yang Tepat

    Menafsir Pidato Jokowi, Pendekar Menilai Andika Perkasa sebagai Tokoh yang Tepat

    Indodian.com-Beberapa elemen masyarakat telah menyatakan deklarasi dukungan mereka terhadap Andika Perkasa untuk maju dalam bursa calon presiden Republik Indonesia di 2024 nanti. Salah satunya Pendekar Indonesia (Pendukung Andika Perkasa untuk Indonesia). Perkumpulan relawan yang diketuai Dr. Hendrawan Saragi ini makin melambung seiring deklarasi dukungan mereka terhadap jenderal yang kini tengah menjabat sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu. Pendekar Indonesia sendiri masih terus membangun koordinator-koordinator wilayah dengan target merekrut ribuan relawan di 34 provinsi.

    Seperti diberitakan sebelumnya, Pendekar mendeklarasikan dukungan mereka melalui konferensi pers secara daring pada Minggu (9/11) lalu. “Pendekar Indonesia adalah kumpulan masyarakat dari pelbagai daerah dan lapisan masyarakat yang berkomitmen pada ide kemajuan ekonomi politik dan kemanusiaan di Indonesia,” ujar Dr. Hendrawan Saragi di Jakarta (25/11). Misi perkumpulan ini adalah mempromosikan tokoh nasional yang sesuai dengan prinsip dan nilai Pancasila.

    Saragi menambahkan, “Tujuan membentuk relawan Pendekar Indonesia adalah membantu menciptakan masyarakat yang bertanggungjawab dan sejahtera. Untuk mencapai hal ini kami mengidentifikasi kesempatan untuk perubahan ke arah perbaikan, memobilisasi sumber daya, dan kemudian mengelolanya.”

    Pria yang juga peneliti ekonomi dan pengembangan wilayah itu mengaku sedang mengonsolidasi pengorganisasian relawan dan respons cepat menjelang 2024. “Kami siap menghadapi masa kampanye karena punya penelitian yang ketat, inovasi digital, dan partisipasi di tingkat akar rumput,” ujarnya. Hal itu dikombinasikan dengan beragam sumber daya relawan demi menghasilkan pengaruh yang jelas.

    Ketua Pendekar Indonesia mengatakan pihaknya berikhtiar ikut terlibat membuat negara menjadi semakin baik, terutama dalam mendukung figur yang dinilai layak mengemban amanat rakyat. “Kita sama-sama tahu, 2024 adalah momen yang menentukan. Jadi, apa yang kita ikhtiarkan ini sangat penting,” ujar Saragi.

    Pendekar Memilih Tokoh yang Benar  

    Kepada media, Saragi mengklaim pihaknya telah menemukan figur “tokoh yang benar” seperti yang dikatakan Presiden Joko Widodo saat menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) Partai Golkar JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/10/2022). Ia mengatakan, “Tokoh yang benar itu ada pada diri seorang Andika Perkasa. Penilaian kami ini seharusnya tak membuat khalayak ramai terkejut.”

    “Banyak orang pintar di negeri ini, banyak juga yang menyebut diri sebagai pemimpin. Bahkan ada yang mengaku mampu memimpin, tetapi untuk tugas yang lebih kecil pun ia tidak cakap melaksanakannya. Orang semacam itu bukanlah pemimpin. Orang jenis itu bukanlah orang yang akan kita jadikan pemimpin Republik ini,” tegas alumni ITB itu.

    Untuk itu, relawan Pendekar mengajukan dua hal dalam dukungannya kepada Jenderal Andika. Pertama, memohon dengan kerendah-hatian kepada Andika Perkasa agar bersedia maju sebagai calon Presiden Republik Indonesia 2024-2029. Kedua, menyatakan dukungan kepada Jenderal Andika Perkasa untuk maju dalam pencalonan Presiden Republik Indonesia 2024. 

    “Deklarasi dukungan kami pada Jenderal Andika ini bentuk tanggung jawab sosial-politik kami sebagai warga negara yang baik. Kebebasan kami berpendapat dan berekspresi juga sebuah amanah Undang-Undang Pasal 28 dan Pasal 28E ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,” terangnya.  

    Pendekar sepakat memberikan suara mendukung “tokoh yang benar,” yaitu Jenderal Andika Perkasa, yang menghabiskan seluruh karirnya sebagai prajurit yang mengemban tugas pertahanan negara. “Sungguh, tidak pernah terpikir bahwa keputusan kami memilih Calon Presiden 2024 akan terjadi secepat ini. Tetapi, keputusan ini lahir dari rasionalitas dan rasa. Kami memilih Andika Perkasa, Anda juga bisa,” pungkas Saragi.