Politik Identitas ‘Racun’ Demokratisasi

- Admin

Senin, 12 Juli 2021 - 22:11 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dalam lanskap demokrasi, politik identitas, sebagaimana dikatakan oleh Francis Fukuyama bukan lagi fenomena minor, melainkan sudah menjadi konsep utama untuk menjelaskan masalah-masalah demokrasi. Kompetisi, rekam jejak dan personifikasi calon bukan menjadi konten utama untuk memikat pemilih. Terkadang pemilih memilih kandidat yang punya kesamaan sosio-demografis, ideologi, agama, dan identifikasi partisan lainnnya dengan dirinya (Marland, 2013).

Praksis politik identitas dalam perhelatan pemilu di Indonesia ternyata bukan suatu hal yang baru dalam politik internasional. Amerika Serikat yang dikenal sebagai negara demokrasi dalam praksisnya mereproduksi politik identitas dalam pemilihan Presiden. Lawan politik Barrack Obama menyoalkan identitas kultural seperti tempat kelahiran, warna kulit dan agama. Obama pada akhirnya memperoleh kemenangan menjadi Presiden, tetapi politik identitas masih menjadi jalan merebut kekuasaan. Hal ini bisa kita amati dalam gaya politik Donald Trump. Selama masa kampanye Trump menyokong politik identitas dengan mempersoal masalah ras, agama dan gender. Jurus ini terbukti ampuh mengantar Trump menjadi pemimpin tertinggi Amerika Serikat.

Baca juga :  Generasi Muda: Penentu Kemenangan Partai Golkar dalam Pemilu 2024

Baca Juga : Perempuan, Iklan dan Logika Properti
Baca Juga : “Utang Budi” Pater Thomas Krump, SVD

Politik identitas mengedepankan sentimentalitas. Propaganda melalui kampanye mereproduksi isu-isu agama, etnis dan identitas kolektif lainnya untuk merebut simpati rakyat. Paket dramaturgi politis seperti ini melibatkan massa dalam jumlah yang besar meskipun atas nama demokrasi, tentunya menjadi lonceng kematian demokrasi. ‘

Baca juga :  Dari Ledalero untuk Indonesia: Menyelamatkan Demokrasi dari Jerat Kuasa?

Politik identitas menjadi suatu kendala bagi demokrasi. Demokrasi adalah suatu proses rasionalisasi. Salah satu hasil rasionalisasi adalah keberhasilan suatu masyarakat majemuk untuk melampaui loyalitas-loyalitas primordial di dalamnya. Lewat demokrasi bukan hanya kekuasaan politis, melainkan loyalitas-loyalitas primordial terkait agama dan etnisitas dikontrol oleh penalaran publik (F. Budi Hardiman, 2018). Sementara politik identitas mengendap dalam sisi-sisi gelap yang ingin diatas oleh rasionalitas seperti prasangka-prasangka dan stigmatisasi. Demikian melalui politik identitas orang memutuskan untuk membenci, mengintimidasi pihak lain.

Komentar

Berita Terkait

Alexis de Tocqueville dan Tantangan Demokrasi: Mengapa Agama Sangat Penting bagi Masyarakat Demokratis?
DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?
Menanti Keberanian PDI Perjuangan Berada di Luar Pemerintahan
Lingkaran Setan Kurasi Algoritma di Era Demokrasi
Demokrasi dan Kritisisme
Saat Kaum Intelektual Lamban ‘Tancap Gas’: Apakah Tanda Kritisisme Musiman?
Dari Ledalero untuk Indonesia: Menyelamatkan Demokrasi dari Jerat Kuasa?
Debat Pilpres Bukanlah Forum Khusus Para Elit
Berita ini 68 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 26 Agustus 2024 - 10:47 WITA

Alexis de Tocqueville dan Tantangan Demokrasi: Mengapa Agama Sangat Penting bagi Masyarakat Demokratis?

Senin, 26 Agustus 2024 - 10:28 WITA

DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?

Rabu, 21 Februari 2024 - 19:07 WITA

Lingkaran Setan Kurasi Algoritma di Era Demokrasi

Minggu, 18 Februari 2024 - 16:18 WITA

Demokrasi dan Kritisisme

Jumat, 9 Februari 2024 - 18:26 WITA

Saat Kaum Intelektual Lamban ‘Tancap Gas’: Apakah Tanda Kritisisme Musiman?

Selasa, 6 Februari 2024 - 19:06 WITA

Dari Ledalero untuk Indonesia: Menyelamatkan Demokrasi dari Jerat Kuasa?

Senin, 22 Januari 2024 - 20:58 WITA

Debat Pilpres Bukanlah Forum Khusus Para Elit

Rabu, 3 Januari 2024 - 06:57 WITA

Independensi, Netralitas Media dan Pemilu 2024

Berita Terbaru

Filsafat

Paus Fransiskus: Spes non Confudit!

Jumat, 6 Sep 2024 - 23:37 WITA

! Без рубрики

test

Kamis, 29 Agu 2024 - 02:31 WITA

steroid

Understanding Oral Steroids and Their Course

Rabu, 28 Agu 2024 - 14:43 WITA

Politik

DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?

Senin, 26 Agu 2024 - 10:28 WITA