HOTELBETHOTELBETHOTELBETHOTELBETHOTELBETHOTELBETSLOT GACORTABEL SHIO 2024KINGSLOTFASTSPINSUPERSLOTINDOSLOTSLOT BANK BCACENDANA88BIGWIN127SLOT234SLOT288SLOT303BET338BET34TOGEL369SLOT388CASINOEMBAH777EMBAH4DMEGAWIN55JAVATOGEL388SLOTTURBO303BRODOTA88PLAYSLOT777KLIKWINJAPANSLOTJAPAN1384DSETANASIAJPGALAXY88SLOT77DEWANAGACUANBETNAGA777KDSLOTLUXURY88KDSLOT777RAJAJPUDINTOTOBOMSLOTSATRIA88DEWATOGEL88AKA4DSLOT99OLO4DFUNTOTOSIO88SLOTWINTAMBANG88BRI4DAIRBETGB77KINGBETBIGBOS4DIGM247BIGSLOT88SUPERSLOTAHA4DBTN4DSUKASLOTINDOSLOTWAJIK77ROG77INDOWINLADANGTOTOINDO77MUARA77MABAR99MPO77KLIKSLOTDEMO4DSALAMJPINDOLOTTERY88IDCASHCENDANA88KANTORSLOTKANTORTOGELKANTORCASINODOLARSLOT88VAVASLOTJAKARTASLOTALIBABASLOT88SLOTDRAGON22KOINSLOTGAJAH88ALATOTOGBO1384DTOGELDEWABET88GADIS4DGALAXYBET77AKUN777BETWINHOKIMASAYAMSLOTDEWI500HARTA4DDEWAVEGAS88ASIABET88MUTIARA4DALXTOTODAVO888KOKO500HEPI88BOS77TELKOMSEL4DSEXY168TURBO99HOKICUYHOKICUYHOKICUY777HOKICUY303HOKICUY168SLOTQRIS
Gender  

Jejak Pelayanan Transpuan di Gereja Maumere

Gereja Keuskupan Maumere Sangat Terbuka

Maumere dikenal luas sebagai wilayah di Flores yang ramah terhadap komunitas dan individu dengan keberagaman gender dan seksual. Banyak informasi dan pemberitaan beredar terkait Bunda Mayora, sebutan akrab Hendrika Mayora Victoria, seorang transpuan yang menjadi ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di desa Habi, Sikka.

Mayora juga cukup aktif di gereja, diterima baik oleh para imam bahkan uskup di acara-acara tertentu yang pernah dia ikuti. Kesetaraan sesama warga dan makhluk Tuhan dapat ditemukan di Maumere. Di Maumere, komunitas transpuan benar-benar dilibatkan dalam aktivitas-aktivitas keagamaan.

“Secara umum, selama beberapa tahun terakhir, Gereja Katolik Keuskupan Maumere, khususnya paroki St. Yosef Freinademetz Bolawolon-Maumere, sangat terbuka dan menerima komunitas KGS,” kata Yosef Maria Carnevale Redo, seorang seorang aktivis gereja.

Baca Juga : Menjadi “Gentleman”?: Silang Pendapat Locke dan Rousseau tentang Pendidikan
Baca Juga : Cerita Pensiunan Guru di Pelosok NTT yang Setia Mendengarkan Siaran Radio

Menurutnya, ada banyak anggota dari komunitas KGS yang masuk ke dalam kelompok Orang Muda Katolik (OMK), bergabung dalam kor di gereja, menjadi lektor, dan membawakan persembahan saat perayaan ekaristi. Bahkan, sambung transpuan yang tinggal di paroki St. Yosef Freinademetz Bolawolon-Maumere ini, kehadiran mereka membawa warna tersendiri di OMK. Mereka membuat OMK terhibur dan ceria.

“Pokoknya, asyik dan menyenangkan ada bersama mereka. Makanya, kami saling membantu dan meneguhkan satu sama lain. Apalagi uskup di sini juga santai dan sangat terbuka,” lanjut transpuan yang sudah bekerja sebagai Sekretaris Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di desa Tanaduen, kecamatan Kangae, kabupaten Sikka ini sejak 15 Oktober 2020.

Hal senada juga diungkapkan oleh Dr. Otto Gusti Madung, akademisi hak asasi manusia (HAM) di Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero. Gereja, menurut Otto, penting untuk memberi ruang terhadap komunitas KGS.

“Ya saya tahu di Sikka dan Flores Timur ada beberapa transpuan yang terlibat aktif di gereja untuk menjadi lektor dan lain-lain. Ini tentunya perlu diapresiasi di tengah maraknya praktik diskriminasi dan marginalisasi terhadap kelompok rentan ini,” ungkap Ketua Sekolah STFK Ledalero ini.

Baca Juga : Urgensi Penelitian Sosial terhadap Pembentukan Kebijakan Publik
Baca Juga : Asal-Usul Roh Halus Menurut Kepercayaan Asli Orang Manggarai

Sebagai ciptaan Tuhan, bagi pastor yang menyelesaikan program doktralnya di Hochschule für Philosophie München-Jerman ini, mereka berhak untuk menganut agama dan menjalankan ibadat, termasuk di dalam gereja. Sementara itu, keterbukaan paroki St. Fransiskus Xaverius Koting-Maumere yang menerima transpuan, tampak dari sosok Inang Novi yang menjadi koster di salah satu stasi dari paroki ini. Sebagai transpuan, ia dilibatkan secara aktif dalam kegiatan gereja, baik kebaktian di dalam gereja maupun saat ibadah-ibadah tertentu di luar gereja

Inang Novi sedang pose bersama dengan Pater Juan Orong, SVD, Frater Klitus Hausufa, SVD, Frater Ricky Mantero, SVD, dan para misdinar setelah perayaan ekaristi pada hari raya Natal 25 Desember 2020 di stasi Wutik, paroki St. Fransiskus Xaverius Koting-Maumere.

Para pastor tidak membeda-bedakan Inang Novi dengan yang lainnya hanya karena ekspresi gender atau orientasi seksualnya. Romo Ferer Mere, Pr sebagai pastor paroki, Pater Juan Orong, SVD dan Pater Ansel Dore Dae, SVD sebagai pastor yang sering membantu pelayanan di paroki seluas 17.399.460 m2 ini adalah contoh dari beberapa pastor yang menerima Inang Novi sebagai koster dengan baik.

“Saya kenal dia sudah lama sejak tahun 1993. Saya juga bersyukur dia ada di sini. Saya tahu dia itu orang pekerja, baik, aktif, memiliki jiwa pejuang, orang yang mau membantu dan menolong orang lain, sehingga ketika gereja stasi yang baru di Wutik sudah dibangun, saya langsung minta dia untuk jadi koster di gereja itu bersama dengan ibu Tince,” ujar Romo Ferer Mere, Pr yang sudah bekerja sebagai pastor paroki selama 11 tahun di paroki St. Fransiskus Xaverius Koting-Maumere ini.

Baca Juga : Kisah Seorang Difabel di Wodong yang Sukses Jadi Kepala Tukang
Baca Juga : Urgensi Pendidikan Pancasila di Era Milenial

Pastor paroki yang mengayomi umat sebanyak 4447 jiwa ini merasa sangat senang dengan Inang Novi yang berkarya di gereja.  Menurutnya, jiwa proaktif dan pelayanannya sangat kuat. Maka rugi sekali kalau paroki tidak memberdayakannya untuk kepentingan sosial dan kepentingan gereja.

“Biar hidup sendiri, dia bisa menghidupi banyak hal,” kata Romo Ferer Mere, Pr sembari tersenyum.

Tentu saja, proses sampai pada penerimaan terhadap Inang Novi tidak langsung terjadi. Sebab, di dalam gereja, cara untuk menerima transpuan juga berbeda-beda.

“Hanya ada satu pastor dari Ledalero yang kaget. Ada juga satu suster dari biara SSpS yang kaget. Mereka bertanya: ‘Kok bisa ya dia jadi koster?’ Tetapi setelah dijelaskan, pastor dan suster itu akhirnya paham dan mengerti,” jelas Inang Novi.

Masyarakat atau umat stasi Wutik pada khususnya dan paroki Koting pada umumnya tidak mempersoalkan keberadaan dan keaktifan Inang Novi di gereja. Justru mereka sangat terbuka terhadap transpuan yang kreatif dan aktif membantu kegiatan-kegiatan pastoral gereja.

“Saya berharap agar masyarakat atau umat stasi Wutik dan paroki St. Fransiskus Xaverius Koting-Maumere ini bisa terus mendukung dan mendoakan saya supaya tetap sehat untuk mengabdi Tuhan dan masyarakat dalam pelbagai hal seperti menjadi koster, penyuluh pertanian, dan lain-lain,” sambung Inang Novi.

Baca Juga : Jacques Ellul tentang Masyarakat Teknologis
Baca Juga : TWK dan Skenario Pelemahan KPK

Hal senada juga diungkapkan ibu Tince, rekan koster Inang Novi, agar masyarakat menghormati transpuan sebagai sesama manusia yang bermartabat. Sebagai salah satu perempuan berpengaruh dan ditokohkan di Wutik, desa Koting D, Maumere-Sikka, ibu Tince sangat menyesalkan orang-orang yang masih melayangkan stigma buruk kepada Inang Novi, meskipun secara umum masyarakat tidak sibuk lagi dengan status dan ekspresinya sebagai transpuan.

“Saya berharap masyarakat menghargai Inang Novi sama seperti kita menghargai yang lain. Sebab, masih ada beberapa orang di tengah masyarakat yang masih mengolok-olok dia,” ibu Tince memungkasi.[]

***

Tulisan ini adalah bagian dari program pemberian beasiswa liputan dalam rangkaian kegiatan Workshop & Story Grant: Anak Muda Ramah Gender & Seksualitas yang digelar oleh Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK).

Respon (13)

  1. Woah! I’m really loving the template/theme of this site. It’s simple, yet effective. A lot of times it’s tough to get that “perfect balance” between user friendliness and visual appearance. I must say you have done a fantastic job with this. In addition, the blog loads extremely fast for me on Internet explorer. Exceptional Blog!

  2. Shop Hot Deals at AliExpress – Unbelievable items at Unbeatable Lowest Retail Prices!

    Grab Tech, Fashion, Home Goods & more with worldwide shipping up to 90% OFF

    Free Priority Shipping -> Shop Now: https://mutualaffiliate.com/VaRSHO

    P.S. As an affiliate, I may earn a small commission from purchases made through this e-store with my link above, at no additional cost to you.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *