Gender  

Jejak Pelayanan Transpuan di Gereja Maumere

Melayani Tuhan Sebagai Koster

Kegemaran menyibukkan diri dalam aktivitas sosial membuat Inang Novi terlibat lebih dekat dengan kegiatan keagamaan.

“Saya senang dan bahagia melayani Tuhan dan sesama umat di gereja. Semua kelelahan di rumah dan di tempat kerja akan terbayar lunas ketika saya bekerja untuk Tuhan dan sesama di gereja,” tutur Inang Novi dalam tatapan binarnya ke halaman rumah yang cukup hijau.

Melihat tabernakel, salib Yesus Kristus, patung Bunda Maria, dan barang-barang lainnya di gereja, lanjut Inang Novi, membuat hati tenang dan bahagia.

Sosok yang tidak berhenti berinisiatif ini, di mana pun, kemudian menjadikan dirinya jemaat transpuan yang dipercaya sebagai koster (seorang petugas yang bertanggung jawab untuk mengurus sakristi, bangunan gereja, dan isinya) di stasi Wutik, paroki St. Fransiskus Xaverius Koting, keuskupan Maumere.

“Ini kan untuk Tuhan. Saya yakin Tuhan akan berkarya di saat orang sedang membutuhkan kita,” lanjut transpuan berusia 48 tahun itu.

Baca Juga : Kain Songke dan Kenangan tentang Ibu
Baca Juga : Kisah Yuliana Mijul, Gali Pasir dan Menenun Demi Menyambung Hidup Keluarga

Inang Novi saat itu sudah lebih percaya diri. Mentalnya tertempa karena pengalaman yang cukup matang dalam kerja-kerja bersama masyarakat yang lebih luas.

Inang Novi sedang melakukan penyuluhan kepada para petani di desa Koting D, kecamatan Koting, kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

“Saya mau melibatkan diri untuk menjadi koster. Kemudian, Romo Ferer Mere, Pr secara resmi menentukan saya dan ibu Tince sebagai koster. Saya dan ibu Tince tidak pernah pikir dengan bayaran. Tetapi Romo Ferer tetap memberi kami Rp. 50.000 untuk bulan pertama dan Rp. 100.000 untuk bulan-bulan selanjutnya,” ujar Inang Novi sambil mengibaskan sedikit rambut yang kerap menutupi mata kanannya.

Terkadang Inang Novi dan ibu Tince menggunakan uang dari gereja itu untuk membeli keperluan-keperluan di gereja juga, khususnya saat terjadi kekurangan bahan untuk menata dan menghias gereja.

Baca Juga : Berkomunikasi dalam Masyarakat Pasca-Kebenaran
Baca Juga : Kota dan Rindu yang Setia

Tetapi pada awalnya Inang Novi mengalami pergolakan batin saat dipilih menjadi koster.

“Mungkin ada orang yang tolak. Tapi, saya anggap semua itu angin lalu. Orang mau omong apa di belakang, terserah! Intinya pastor paroki sudah umumkan,” kisah Inang Novi dalam hati saat dirinya sudah dipilih menjadi koster.

“Tugas saya rangkap. Semuanya: pasang kain, bunga, sapu, dan pel. Pokoknya semua. Kerja sama dengan ibu Tince,” ujar transpuan yang sudah menjadi anggota dari komunitas Fajar Sikka ini.

“Saat jadi koster, saya punya pengalaman menarik. Saya mendapatkan penampakan. Waktu itu, pada jam 10 malam, saya hendak menyiapkan segala sesuatu untuk sebuah perayaan ekaristi. Sebelum bekerja, saya doa pribadi. Namun, saya tiba-tiba melihat cahaya merah keluar di samping kiri dan kanan salib Yesus.”

“Bulu kuduk saya berdiri dan saya merinding, tapi saya tidak lari. Dalam hati saya bilang: ‘Kalau saya lari, itu berarti iman saya tidak kuat’. Akhirnya, saya tetap melanjutkan pekerjaan saya,” cerita Inang Novi yang menjadi koster sejak tahun 2014.

Kejadian itu sangat membekas sampai hari ini. Sesampainya di rumah, setelah mendapat penampakan itu, ia tidak bisa tidur dan masih terus memikirkannya.

“Itu luar biasa, menurut saya,” kata Inang Novi menegaskan.

Koleganya yang juga bertugas sebagai koster, Maria Tince, sangat mendukung dan merasa sangat cocok bekerja sama dengan Inang Novi.

“Saya senang dengan Inang Novi. Dia itu kreatif dalam segala hal, khususnya untuk hias-hias di gereja,” kata ibu Tince, seorang guru Taman Kanak-Kanak di Wutik, Desa Koting D, Maumere.

Respon (12)

  1. Woah! I’m really loving the template/theme of this site. It’s simple, yet effective. A lot of times it’s tough to get that “perfect balance” between user friendliness and visual appearance. I must say you have done a fantastic job with this. In addition, the blog loads extremely fast for me on Internet explorer. Exceptional Blog!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *