Optimalisasi Layanan Pelabuhan Podor dalam Meningkatkan PADes Desa Lewohedo

- Admin

Selasa, 27 Juli 2021 - 20:52 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perluasan Areal Pelabuhan untuk Mendongrak Retribusi Pelabuhan

Selain dari perspektif konsumsi masyarakat, luas areal Pelabuhan Podor secara kapasitas pun kurang memadai untuk menampung banyaknya mobil pengangkut barang yang masuk ke pelabuhan.

Dengan lebar pelabuhan sekitar 2,5 meter, hanya satu mobil yang dapat masuk ke areal pelabuhan. Padahal, ketika kapal bersandar, aktivitas bongkar muatan barang dari kapal ke mobil pengangkut barang cukup tinggi.

Baca juga :  Merawat Simpul Empati

Imbasnya, supir mobil pengangkut barang yang lain pun hanya berhenti di area parkir dan mengambil secara langsung barang yang ada di kapal untuk dibawa sendiri ke mobilnya. Kondisi ini bahkan memberi efek terhadap tergerusnya retribusi masuk pelabuhan.

Baca Juga : Menulis Menghidupkan yang Mati
Baca Juga : Sebelas Tahun dipasung, Leksi Akhirnya Lepas Pasung dan Bisa Jalan Sendiri

Baca juga :  Menyoal  Pembagian Bibit Kopi di Mano

Satu mobil pengangkut barang dikenakan tarif sebesar Rp10.000,00 untuk satu kali masuk. Jika semakin banyak mobil yang hanya berhenti di area parkir, semakin besar pula retribusi untuk pelabuhan yang akan tergerus.

Sebagai gambaran, jika dalam satu hari ada 3 kapal yang masuk dan ada sekitar 7 hingga 10 mobil pengangkut barang, artinya retribusi mobil pengangkut barang yang dihasilkan bisa mencapai Rp70.000,00-Rp100.000,00 per hari. Sementara, rata-rata kapal yang masuk ke Pelabuhan Podor dalam satu hari bisa mencapai 6 kapal.

Baca juga :  Korupsi dalam Tinjauan Moral Kristiani  

Itu pun belum termasuk kapal pengangkut bahan bakar minyak (BBM) yang masuk 2 kali seminggu. Estimasi angka retribusi pelabuhan pun bisa jauh lebih besar.

Hal inilah yang kemudian membuat perluasan areal pelabuhan sangat penting untuk dipertimbangkan guna menjaga efektifitas kegiatan ekonomi sekaligus mendongkrak PADes.

Komentar

Berita Terkait

Reproduksi Ruang di Kampung Nelayan
Menyoal  Pembagian Bibit Kopi di Mano
Dicky Senda, Model Cendekiawan Milenial dalam Pembangunan NTT
Bias Urban dan Desa sebagai Subjek Media
Desa: Sentra Budaya dan Peradaban
Berita ini 483 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 26 Agustus 2024 - 10:47 WITA

Alexis de Tocqueville dan Tantangan Demokrasi: Mengapa Agama Sangat Penting bagi Masyarakat Demokratis?

Senin, 26 Agustus 2024 - 10:28 WITA

DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?

Rabu, 21 Februari 2024 - 19:07 WITA

Lingkaran Setan Kurasi Algoritma di Era Demokrasi

Minggu, 18 Februari 2024 - 16:18 WITA

Demokrasi dan Kritisisme

Jumat, 9 Februari 2024 - 18:26 WITA

Saat Kaum Intelektual Lamban ‘Tancap Gas’: Apakah Tanda Kritisisme Musiman?

Selasa, 6 Februari 2024 - 19:06 WITA

Dari Ledalero untuk Indonesia: Menyelamatkan Demokrasi dari Jerat Kuasa?

Senin, 22 Januari 2024 - 20:58 WITA

Debat Pilpres Bukanlah Forum Khusus Para Elit

Rabu, 3 Januari 2024 - 06:57 WITA

Independensi, Netralitas Media dan Pemilu 2024

Berita Terbaru

Filsafat

Paus Fransiskus: Spes non Confudit!

Jumat, 6 Sep 2024 - 23:37 WITA

! Без рубрики

test

Kamis, 29 Agu 2024 - 02:31 WITA

steroid

Understanding Oral Steroids and Their Course

Rabu, 28 Agu 2024 - 14:43 WITA

Politik

DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?

Senin, 26 Agu 2024 - 10:28 WITA