Musisi Difabel Mata ini Ingin Memiliki Keyboard dan Membuka Kursus Musik

- Penulis

Jumat, 9 Juli 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“Saya menganggap alat musik keyboard sebagai nafas kehidupan. Untuk itu, saya butuh alat musik itu untuk membuka kursus musik bagi sesama kaum difabel maupun bukan difabel di Nusa Tenggara Timur, lebih khususnya di Kabupaten Manggarai Timur,” kata Yohanes Rongga kepada media ini di Kompleks Perkampungan Kembur, Kelurahan Peot, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur beberapa waktu yang  lalu.

Yohanes Rongga merupakan seorang musisi yang saat ini terkenal di Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dia menyelesaikan pendidikan tinggi di STIPAS Ruteng dan kini sudah 5 bulan mengajar pendidikan agama Katolik di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Borong

Pria difabel mata ini telah banyak mengantongi prestasi selama karir bermusiknya. Jho Rongga, demikian ia dipanggil, merupakan pria asal Kenda, Desa Bangka Kenda, Kecamatan Wae Ri’i, Kabupaten Manggarai. Dia mengalami gangguan penglihatan sejak berumur tiga tahun.

Baca Juga : Perempuan, Iklan dan Logika Properti
Baca Juga : “Utang Budi” Pater Thomas Krump, SVD

Bermula dirinya pulang dari kebun. Ketika sampai di rumah, matanya tiba-tiba mengalami sakit. Seminggu setelah itu, matanya mengeluarkan air yang menyebabkan dirinya tak bisa melihat sama sekali. Barangkali ada gangguan saraf mata saat itu. Dia juga kurang tahu, namun dia mengalami sakit sejak saat itu hingga mengalami difabel mata.

“Keluarga saat itu telah berupaya memberikan pengobatan secara tradisional, tetapi tidak mendapatkan hasil yang maksimal”, katanya. 

Anak dari pasangan Bapak Kornelis Sabat dan Mama Veronika Gasim ini mengaku, sebulan setelah itu, dirinya sempat diperiksa ke dokter di Puskesmas Watu Alo. Hasilnya pun mata kanan tetap tidak bisa melihat sama sekali, dan mata kiri hanya bisa melihat cahaya.

Berita Terkait

Milenial Promotor Literasi Digital dalam Spirit Keberagaman Agama
Kasus Pasung Baru di NTT Masih Saja Terjadi
Seandainya Misa Tanpa Kotbah
Gosip
Sorgum: Mutiara Darat di Ladang Kering NTT
Tanahikong, Dusun Terpencil dan Terlupakan di Kabupaten Sikka              
Qui Bene Cantat bis Orat (Tanggapan Kritis atas Penggunaan Lagu Pop dalam Perayaan Ekaristi)
Namanya Yohana. Yohana Kusmaning Arum
Berita ini 72 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 7 Oktober 2023 - 18:23 WITA

Milenial Promotor Literasi Digital dalam Spirit Keberagaman Agama

Senin, 18 September 2023 - 17:32 WITA

Kasus Pasung Baru di NTT Masih Saja Terjadi

Selasa, 11 April 2023 - 09:37 WITA

Seandainya Misa Tanpa Kotbah

Senin, 27 Februari 2023 - 22:28 WITA

Gosip

Rabu, 30 November 2022 - 21:33 WITA

Sorgum: Mutiara Darat di Ladang Kering NTT

Jumat, 19 Agustus 2022 - 07:26 WITA

Tanahikong, Dusun Terpencil dan Terlupakan di Kabupaten Sikka              

Jumat, 5 Agustus 2022 - 13:20 WITA

Qui Bene Cantat bis Orat (Tanggapan Kritis atas Penggunaan Lagu Pop dalam Perayaan Ekaristi)

Rabu, 3 Agustus 2022 - 19:48 WITA

Namanya Yohana. Yohana Kusmaning Arum

Berita Terbaru

Cerpen

Pengemis Berwajah Dua

Sabtu, 8 Feb 2025 - 15:20 WITA

Agama

Yubileum, Nangahale & Bulldozer Pongah

Minggu, 26 Jan 2025 - 08:12 WITA

Filsafat

Paus Fransiskus: Spes non Confudit!

Jumat, 6 Sep 2024 - 23:37 WITA

Politik

DPR Kangkangi Konstitusi: Apakah Demokrasi sudah Mati?

Senin, 26 Agu 2024 - 10:28 WITA